Aku tiba tiba kejang kejang. Rasanya kekuatan superku akan muncul. Aku tiba tiba mengangkat tubuh Elsa. Aku lompat dari kasur ke meja yang ada di kamar hotel.
"Ervan kenapa kamu, kamu sudah gila"
Aku tak menghiraukan Elsa. Kutarik aja pakaiannya hingga tersingkap juga bukit kembarnya.
"Aaarggghh Ervan" Elsa mendesah
Aku melumat putingnya. Iapun tengadah. Malah membenamkan kepalaku di dadanya.
Buah dada yang ranum.
"Arrrghhh Ervaan terruuuss sayang"
Aku menarik Elsa dan kekuatan superku tiba tiba bangkit lagi. Aku mengangkat tubuh Elsa. Dan aku lompat ke dinding kamar hotel sambil menggendong Elsa yang sudah telanjang bulat. Begitu juga dengan pakaianku. Kekuatan superku seperti cicak, bisa nempel didinding.
"Ervan ... apa apaan kamu ... kamu kok bisa nempel didinding?"
Elsa merasa ketakutan. Tapi aku terus memburu dadanya.
"Ervan aku takut jatuh ... kamu jadi siluman ervan, kekuatan apa ini" Elsa merasa merinding jadinya.
Tapi aku memburu payudaranya. Kenyal dan ranum.
Aku memutar posisiku. Dan aku menggendong Elsa, dan lompat lagi ke langit langit hotel. Layaknya cicak.
"Ervan aku takut jatuh, kamu kok kayak cicak, aku takut, kamu jadi monster"
Aku merubah posisiku, kini dihadapan mukanya adalah penisku, dan dihadapan mukaku vaginanya. Elsa melihat kebawah, sementara tanganku menempel dilangit langit kamar hotel.
Kekuatan superku semakin menjadi jadi, aku ingat dan sadar apa yang telah berlaku namun gak bisa mengontrol kekuatanku.
Aku memasukkan kontolku dimulutnya. Dan pepek elsa kujilati. Dengan bibir dan lidahku masuk kedalam lubangnya. Itilnya kujilat, dan kubenamkan hidungku dimemeknya.
"Pelan pelan Ervan, aduuuhh gelii sayang .mmmmhhh.. aku takut mmmhh jaaatuuuh Eeeerrrvvvaaan" Mulut elsa susah mengucapkan kata kata karena tersumpal kontolku
Aku semakin membenamkan hidungku dibelahan memek Elsa.
Bergerak maju mundurr.... Aku meniup vaginanya...
Menggerak gerakan bibirku di memeknya.
Banjir lendir memek Elsa. Terasa aroma keperawanannya.
"Ervan dibawah aja.... aku gak tahan Ervan, takut jatuuh"
Belum selesai ngomong, aku memutar tubuhku. Kini siap siap ancang ancang.
Dan
"Breeett breettt" Kuhantamkan kontolku dilubang memek Elsa
"Arrrgggghhh sakiiit Ervannn.... aku masih perawan ..."
Ia saja kulihat, memerah dan ada memancar darah segar dari meki Elsa.
Aku semakin bergairah. Kugenjot Elsa berkali kali.
Dan kini aku lompat dari atap langit sambil menggendong Elsa, keatas lemari. Kugenjot lagi Elsa diatas lemari.
"Aarrrggg hhh Ervaan aku sudah gak tahannn errrvaann aarrfffgghh"
Elsa terkulai lemas.
Ia pingsan. Mungkin kelelahan karena gempuranku....
Aku tetap menggenjotnya.... dengan kencang. Walau Elsa sudah tak sadarkan diri.
"Elsa elsa...." aku menepuk pipi Elsa
Namun ia tak kunjung bangun .... aku mengendurkan genjotannya.
Aku lompat sambil menggendong Elsa dari atas Lemari lompat ke kasur hotel.
Lama Elsa tak sadarkan diri hingga pagi buta.
***
Pagi buta Elsa terbangun
"Elsaa... kamu udah sadar?"
"Plaaak" Elsa menamparku
"Kamu jahat, aku sampai pingsan, sakit tau nyunyuku"
"Maafin aku sayang, aku gak bisa mengontrolnya"
"Kamu tadi malam keraksukan apa? kok bisa lompat lompat ke dinding?"
"Aku juga tak tahu, ceritanya panjang, intinya semuanya berawal dari setelah aku memegang batu meteor, tiba tiba aku punya kekuatan super ini"
"Aku ngeri van, kamu seperti kesetanan menyetubuhiku"
"Aku juga gak tahu gimana menghilangkan kekuatan itu..."
"Kalau aku mati gimana, kamu gak sayang sama aku, aku gak bisa mengimbangi kekuatan kamu"
"Tapi gimana cara menghilangkannya?"
"Ya gak tau ... coba kamu cari cara menghilangkan kekuatan kamu"
"Oh iya, sewaktu aku berendam air panas di lembang, kekuatan superku agak menghilang"
"Kamu kok gak ngomong kalau kamu punya kekuatan itu"
"Iya tadinya aku gak mau kasih tau kekuatan ini, tapi tadi malam aku gak bisa ngontrol kekuatan ini"
"Ember, tapi aku nikmatin kekuatan kamu, aku ketagihan van, aku pengen maen lagi"
"Tapi nanti kamu pingsan lagi"
"Ya udah aku berendam air hangat aja ya agar kekuatanku hilang"
"Jangan, aku suka kok kamu punya kekuatan, walau agak ngeri tadinya"
"Terus gimana biar kamu bisa mengimbanginya?"
"Aku harus punya kekuatan super juga buat ngimbangin kamu"
"Iya juga ya.... kamu pintar, ya udah kamu juga harus pegang batu meteor itu"
"Boleh juga .... tapi jangan disini"
" Dimana dong?"
" Gimana kalau kita ke Ciwidey"
" Wah boleh juga tuh ...."
"Okay lah"