Chereads / The Magic Ervan / Chapter 7 - Chapter 7 CLBK dengan Danish

Chapter 7 - Chapter 7 CLBK dengan Danish

Ternyata hadirnya kekuatan maka juga hadirnya musuh. Danish yang selama ini jadi saingan Ervan yang pernah jadi pacar Elsa ternyata memiliki teknologi yang juga punya kekuatan. Hanya saja kekuatannya bisa mempengaruhi orang lain. Seperti layaknya hypnotis. Namun menggunakan alat tertentu. Dan bisa membuat orang lain tak bisa bergerak. Entah apa yang merasuki Danish. Padahal ia punya segalanya, ketampaman, macho, kewibaan, kekayaan. Mengapa ia masih memerlukan alat hypnotis itu.

Dan sekarang ia sedang menghypnotis banyak orang. Sehingga orang orang tersebut dalam kendalinya.

Seperti waktu itu ia menghypnotis orang orang untuk berdemonstrasi.

"Copot walikota ... copot walikota ..'

Sepertinya Danish mengincar jabatan Walikota.

Ia sendiri tidak tampil dalam demonstrasi.

Dan benar saja semenjak Danish bisa mempengaruhi banyak orang, pamornya semakin meningkat.

"Kami inginkan perubahan, bila kita masih menggunakan cara cara lama maka kita akan ketinggalan"

Begitu spanduk yang ditempel disetiap sudut kota.

Disertai foto Danish.

Berita ini sampai ke telinga Ervan dan Elsa yang memperhatikan televisi.

"Ooooh masih ingat mantan yaaa ehem ehemm"

"Cieee ciee yang cembukur niyee"

"Idiiihh siapa yang cemburu, ge er"

"Jadi bener gak cemburu nih"

"Biasa aja lagi"

Namun memang pesona Danish aslinya memang membuat banyak orang jatuh hati. Terlebih ia punya alat hypnotis.

Ia sedang gencarnya kampanye.

"Aku harus kembangkan pengaruhku, mungkin sebaiknya aku dekatin para group group pemuda" pikir Danish.

Ia kemudian banyak bertemu youtuber, dan beberapa celebgram ia datangi.

Iapun rajin diwawancarai podcaster. Juga hadir di televisi.

"Bagaimana menurut anda kepemimpinan sekarang?"

"Mungkin kepemimpinan sekarang bagus tapi visi saya bukan sekedar bagus, tapi juara ditingkat internasional"

Sementara dari balik televisi, Elsa diam diam memperhatikan Danish.

Dan Ervan tengah sibuk dengan karier barunya. Ia memanfaatkan kekuatan supernya untuk mengantarkan barang.

Sebetulnya bisa saja dengan kekuatan supernya ia merampok bank. Namun ia enggan mencicipi barang haram.

Elsa juga dengan kekuatan supernya ia malah jadi pengusaha kuliner. Ia dengan cepat memanaskan lauk pauk dan masakan juga kue dengan tangannya. Awalnya tentu saja masakan jadi gosong, karena ia belum terbiasa mengontrol kekuatan apinya.

Sambil memperhatikan Danish di Televisi, Elsa bikin kue dengan tangannya. Alhasil gosong karena tidak fokus.

"Sialan .... mengapa aku ingat Danish lagi ya ...."

Mungkin kedasyatan Cinta tak bisa mengalahkan kebutuhan materi. Elsa dan Ervan belum tertarik menjadi super hero.

Ia lebih sibuk dengan pekerjaannya masing masing.

Bahkan telponanpun jarang, WA lama gak dibaca. Atau di read tapi lama dibales.

Sampai suatu saat, Elsa mengantarkan makanan pesanan sebuah perusahaan.

Ternyata perusahaan itu milik Danish.

Elsa duduk di lobi.

Danish tiba tiba datang dari luar dengan mobil supercarnya.

Elsa memperhatikannya. Ia tak bisa berkata kata

"Elsa ..."

"Danish ..."

"Lagi ngapain disini ..."

"Oh ini aku lagi ngantar pesanan makanan100

pcs"

"Oh itu punya kamu?"

"Iya bang"

"Memangnya sekarang kamu dimana?"

"Aku di Nagoya ..."

"Oh gitu ya ... masih nomor lama khan, nanti aku hubungi ya ..."

"oh iya ... masih nomor lama, aku gak pernah ganti nomor"

"Cuma ganti pacar ... hee"

"Hee .."

Selesai mengantar makanan, Elsa merenung. Ia menyempatkan ke cafe.

Di cafe ia lihat lihat gallery foto Danish di Instagramnya.

Ternyata kemewahan dan segalanya ada. Foto foto dengan kendaraan supercar yang berbeda beda.

"Ah sudahlah, mengapa aku masih memikirkan Danish, Ervan juga bisa menjadi kaya raya"

Belum sejam berlalu, Danish mengirimkan pesan singkat dengan Whatsapp nya.

"Kamu lagi dimana?"

Elsa dengan segera membalasnya tanpa ragu.

"Aku lagi di Cafe Domestic, mau kesini?"

"Ya bentar lagi aku kesana"

Tak lama sebuah super car mampir di parkiran cafe.

Bukan hanya Elsa yang takjub, tapi pengunjung cafe pun demikian.

"Sorry, kelamaan ya?"

"Enggak juga"

"Gimana, dagangan kamu laris, baru tahu kalau kamu jago masak dan bikin kue"

"Ah enggak juga, terpaksa biar ada kesibukan dan penghasilan hee"

"Enak kok, tadi aku juga makan"

"Kirain buat karyawan"

"Aku sama karyawan gak dibeda bedain, apa yang karyawan makan, aku makan juga"

Danish selain mempesona juga santun. Bagaimana tidak tertarik, semua kata katanya membuat orang suka. Jarang ada atasan mau disamain dengan karyawannya. Bagi Danish sama aja semua direksi, dan bawahan makanannya sama.

"Kamu masih sama ... siapa namanya?"

"Ervan"

"Iya Ervan?"

"Eu .... anu .... lagi .... bingung jelasinnya"

Kenapa tiba tiba aku ngomong kayak gitu, apa aku ingin Danish masuk ke hatiku lagi. Hemmm. Berkecamuk dalam hati.

"Looh kok gitu"

"Ervan sibuk, aku juga sibuk, jadi jarang ketemu"

Aku hanya cari cari alasan.

"Ooooh ...."

"Kalau kamu?"

"Semenjak putus sama kamu, aku masih sendiri"

"Ya syukurlah" Degg aku keceplosan ...

Kok bisa bisanya aku ngomong seperti itu.

"Kok syukur ..."

"Euuu anu.... ya syukur, berarti kamu enggak ada yang gangguin kamu, kamu bisa fokus sama karier kamu"

"Ah enggak juga, sepi rasanya enggak ada kamu ... ups"

"Maksudnya?"

"Eu maksudnya kalau gak ada pacar, sepi rasanya"

Padahal tadi jelas banget, dia bilang kalau enggak ada aku sepi rasanya hii.

"Kamu ada acara gak?"

"Enggak sih, memang kenapa?"

"Aku pengen ajak kamu"

"Kemana?"

"Ada acara peresmian perusahaan frenchise aku siang ini"

"Terus nanti kamu sibuk dong, aku jadi apa?"

"Ya soalnya rata rata semua tamu datang bawa pasangannya"

"Jadi aku jadi pasangan kamu, gitu maksudnya?"

"Iya kalau kamu gak keberatan"

"Pura pura atau gimana"

"Kalau beneran juga gak apa apa hee"

"Yeeyy masih ngarep, dulu disia siain"

"Iya maaf dulu aku terlalu monoton, dan sibuk, tapi sekarang enggak akan lagi"

"Tapi aku udah punya Ervan, aku belum putus sama dia, walau jarang ketemu"

Mendadak aku belain Ervan lagi. Mungkin sebagai alasan aja, biar gak terlalu jual murah.

"Memang kamu udah ada ikatan sama Ervan? udah tunangan?"

"Belum sih"

"Nah ya udah, gak apa apa kamu jalanin juga sama Ervan"

"Bener...?"

"Iya ...."

"Nanti kamu cemburu sama Ervan"

"Justru kamu gak apa apa nanti sama Ervan"

"Gampang bisa diatur, asal kamu didepan Ervan jangan ngaku sebagai pacar, itu resikonya, kamu bisa kok jalan sama aku, asal gak seperti dulu lagi, aku dicuekin dan kamu sibuk dengan dunia kamu, kamu terlalu kaku dan monoton"

"Okay kalau gitu"

***

Danish mengajak aku jalan ke tempat partynya sekaligus pembukaan frenchise barunya.

Sebuah cafe, dan sekaligus ada live musiknya. Bisa berdansa.

"Kamu mau dansa sama aku?"

Danish mengulurkan tangannya.

Aku menyambutnya. Dan dia mencium tanganku.

Aku merasa senang. Seperti layaknya seorang permaisuri. Aku seperti istri raja.

Ada yang mengambil minuman.

Makanan. Dan ada yang berdiri ngobrol sambil membawa secangkir cocktail.

"Kamu masih hangat seperti dulu Elsa"

Danish mulai merayuku.

Apalagi tangannya menggenggamku saat berdansa.

Mukanya begitu dekat dengan mukaku, nyaris ia menciumku.

Tiba tiba ada tepukan pembawa acara.

"Para hadirin semua, mohon perhatiannya"

"Adapun acara hari ini kita mulai saja, sambutan oleh pemilik frenchise kita, bos besar, Bapak Daaaniiishh .... kami persilakan"

Kemudian Danish melepaskan tanganku.

Dia menuju podium.

"Baik, tuan tuan dan nyonya nyonya semua, saya tidak panjang lebar, saya harap tuan dan nyonya sudi mampir ke cafe ini tiap hari, mau nyanyi, karaoke, silakan. Ada ruang khusus VIP, VVIP, ada ruang biasa, dan ruang umum seperti hall ini. Dan ada free ladies party setiap ladies night hari kamis, perempuan tidak usah bayar masuk pada hari kamis, hari senin sampai rabu biasa, jumat sd minggu luar biasa ada private party.... jangan lewatkan ... semua perempuan dancer cantik cantik, dan bartender laki laki juga ganteng, okay selamat bergabung dengan party kami .... dan semoga terhibur"

"Doom"

Suara menggelegar house music.

Mengawali pembukaan pub and KTV juga cafe milik Danish.

Banyak Dancer sexy keluar, melakukan gerakan gerakan. Pengunjung merasa terhibur.

Sementara aku diajak ke ruangan VVIP nya.

Ruangan mewah, besar mungkin bisa muat belasan orang.

Layar karaoke besar. Giant Screen.

LC cantik datang. Juga pelayan.

"Kamu mau pesen minum apa?"

Danish lebih hangat daripada dahulu. Ia mulai luwes.

"Aku jeam beam aja"

"Okay .. Jeam beam dua sama makanan sekalian ya kesinikan semua."

"Siapa yang makan Danish"

"Ya udah gak apa apa, takut nanti kamu gak suka yang ini dan yang itu nanti kamu tinggal pilih khan"

LC cantik sudah mulai cari cari lagu. Dan ia mulai nyanyi.

"Kamu nyanyi dong sayang"

"Khan cewek cewek itu udah nyanyi"

"Aku pengen kamu yang nyanyi ...

mau lagu apa?"

"Ya udah kalau maksa, MLTR, 25 minutes"

Lagu favouriteku.

Danish juga tahu. Iapun menyanyikannya.

"Kamu masih seperti dulu, suka 25 minutes, ya udah aku nyanyiin buat kamu"

"After sometimes I've finally made up my mind

She is the girl and I really want to make her mine

I'm searching everywhere to find her again

To tell her I love her

And I'm sorry 'bout the things I've done

I find her standing in front of the church

The only place in town where I didn't search

She looks so happy in her wedding dress

But she's crying while she's saying this."

Baru aku juga ikut nyanyi pas bait ini.

"Boy I missed your kisses all the time but

This is twenty five minutes too late

Though travelled so far

Boy I'm sorry you are

Twenty five minutes too late"

Danish menggenggam tanganku. Danish melanjutkan lagi pada bait berikutnya.

"Against the wind I'm going home again

Wishing me back to time when we were more than friends

But I still see her in front of the church

The only place in town where I didn't search

She looked so happy in her wedding dress

But she's cried while…"

Tiba tiba ia menghampiriku dan mencium bibirku.

Aku reflek menyambutnya ..... menciumnya ... french lips kisses.

"Ahhh maaf ... aku gak bisa"

Aku berlalu, namun Danish menarik tanganku.

"Maafkan aku Elsa ...."

Aku memandang Danish.

Sore itu seakan menjadi penuh romantis. Hingga malamnya.

"