"Kelihatan menyenangkan, dimana kakak harus beli itu?"
"Bisa dibeli di toko game mana aja, tapi saran Lily di pusat perbelanjaan. Soalnya banyak tipe tipe kapsulnya."
Rika mengangguk setuju dengan jawaban dari Lily.
"Ohh? Kapsul?"
Atas jawaban Dirn, Rika melanjutkan.
"Mhm, kapsul merupakan peralatan yang diperlukan untuk mengakses Neswald, berbagai macam kapsul..."
Atas penjelasan Rika bisa disimpulkan jenis jenis kapsul dapat dibagi menjadi tiga macam.
Pertama, tipe trainee combat, ini merupakan tipe yang biasa digunakan para pemula untuk mencocokkan cara bermainnya.
Kedua, tipe specialist combat, tipe yang dikhususkan untuk pemain yang mulai tau apa jenis cara bermainnya, misalnya Assassin Capsule, itu merupakan kapsul yang meningkatkan rasa permainan seorang assassin.
Ketiga, tipe full combat, tipe yang fungsinya sama seperti specialist combat type, tapi ia merangkum semua jenis Class, biasanya capsule ini hanya dipakai orang yang menyewakan kapsulnya, seperti House Capsule.
Setelah mengerti penjelasan itu Dirn mulai mempertimbangkan akan membeli yang mana, kemudian ia bertanya kembali tentang harga perkapsul.
"Ohh iya, harga harga kapsul ini berapaan?"
Fico langsung merespon setelah menguap.
"Hmm, terakhir kali Fico cek, yang termurah kurang lebih Rp15.000.000,- itupun indera permainan hanya 70%."
Mendengar harga itu Dirn tercengang, dan kehabisan kata kata, meski itu lebih dari mampu dia bisa beli, harganya sangat mahal.
'Misalnya aku beli indomie dari uang segitu bisa dapat 200 box indomie, 1box isinya 40 bungkus, berarti 200box dapat 8000 bungkus indomie!'
Sambil menenangkan dirinya Dirn mengambil hpnya dan mengecek jumlah tabungannya.
Layar tampilan hpnya menyinari warna biru dan jumlahnya terlihat, itu bertuliskan.
( Jumlah Tabungan: Rp. 46.350.000,- )
Melihat jumlah tabungannya, Dirn tersenyum dan Rika mengatakan sesuatu yang membuat dia semakin ingin bermain game itu dan rasanya tidak masalah menghabiskan seluruh uangnya.
"Ohh iya, dari game ini kita bisa dapatin uang asli loh kak, dalam memburuh monster atau menyelesaikan misi tertentu kita bisa dapat item atau gold yang dijual di situs lelang Neswald sebagai uang asli, untuk Item bervariasi, terakhir kali ada item memiliki peringkat Master Handicraft terjual dengan harga mahal yah Fico?"
Kata Rika sambil mengingat hal yang bermanfaat dari game itu, dan menanyai Fico karena dalam hal tentang transaksi dalam game banyak yang dia ketahui.
"Iya, item itu terjual sekitar 200 jutaan dalam rupiah, soalnya yang beli pemain dari luar negeri. Ohh iya, kami sebelumnya beli capsule pakai uang tabungan kami untuk memulai, dan sebulan lalu kami balik modal kalau kakak tidak ada uang kami bisa bantu beliin."
Mendengar bahwa game itu dapat menghasilkan uang membuat Dirn makin semangat, dan juga jumlah yang dibicarakan sama Fico bukan jumlah kecil, dengan uang segitu dia bisa membeli rumah ini langsung lunas dan merenovasi mirip seperti rumah lainnya.
Dirn juga terkejut dengan tawaran Fico dan yang lainnya, dia tertawa sambil menggelengkan kepalanya.
"Uang bukan masalah, kakakmu ini banyak uangnya!"
Mereka tertawa bersama hingga hampir larut malam dan pulang kerumah masing masing. Dirn memperhatikan adik adik kecil yang dirawatnya dulu pulang langsung bersih bersih sebentar dan langsung tidur, tidak sabar untuk melihat capsule capsule tersebut.
***
Keesokan harinya Dirn pergi kepusat perbelanjaan yang bernama Golden House, pusat perbelanjaan ini diberi nama seperti itu dikarenakan pemerintah beberapa tahun silam ini memberlakukan banyak hal baru, sehingga membangun kota baru bernama Golden City.
Kota ini merupakan pulau buatan yang berada di tengah tengah peta Indonesia, tidak dimasukkan kedalam salah satu provinsi. Luasnya seperti kota batam, dengan berbagai tempat wisata juga.
Fungsi utama kota ini merupakan tempat bagi para jenius berkumpul atau orang yang dievaluasi pemerintah bahwa ia layak untuk berada disana. Kota ini merupakan salah satu tempat paling diutamakan di Indonesia layaknya ibukota kedua.
Dirn yang telah keliling pusat perbelanjaan beberapa jam akhirnya berdiri didepan gerbang besar dengan tampilan hologram bertuliskan 'Riot Game House'. Tidak seperti bangunan lainnya. Bangunan ini memberikan perasaan seperti memasuki rumah bangsawan eropa, yang dimana sekitar 50 meter lebih dari gerbang ke pintu masuk toko terlihat seperti taman, tempat biasanya orang bersantai.
"Riot Game House?... Apa ini toko yang dimaksud mereka?" Gumam Dirn sambil memperhatikan tempat itu, ada banyak tempat duduk yang bagus, terlihat mahal bagi Dirn, dan juga tempat ini setelah dia perhatikan sejauh mata memandang tidak ada orang.
Dirn yang masih melihat lihat sekitar melihat pintu terbuka dan ada 3 orang yang keluar dengan seragam yang sama, hoodie berwarna biru dengan beberapa garis putih dan celana training berwarna biru dan garis putih kebawah.
"Ketua! Tidak peduli bagaimana kita mencoba memenangkan lelang itu, kalau Guild Blacksilk ingin membelinya kita harus mundur." Kata pria bernama Angga Putra yang merupakan wakil ketua dari Riot.
"Betul seperti kata Wakil Ketua! kalau kita masih ingin memasang tawaran, aku takut mereka bakal ganggu wilayah kita lagi." Sambung pria bermata sipit bernama Chen Tin, ia merupakan anggota eksekutif Riot.
"Hah, iya iya... Kita mundur dulu, suruh member yang lain berkumpul di guild base nanti, terutama para eksekutif. Kita bakal melakukan ekspedisi." Jawab pria berambut pirang dengan wajah yang terlihat seperti berusia 20an bernama Bintang Anggara, ia merupakan ketua sekaligus pembentuk guild yang bernama Riot, pangkalan guildnya didunia nyata berada di pusat perbelanjaan dikarenakan ayahnya pernah membeli tanah disini dan dia tidak tau mau dibangun apa. Dengan paksaan Bintang, ia pun membangun pangkalan guild.
Meski Riot merupakan guild tingkat 3 dengan sejarah 3 tahun, itu masih termasuk Guild 32 Besar di Indonesia.
Ketiga orang itu yang sedang berjalan melihat Dirn yang berada didalam pangkalan mereka, meski masih berada dibagian taman, tidak ada orang yang berani masuk begitu saja.
"Orang ini, berani beraninya masuk ke pangkalan orang lain! " Chen Tin berjalan maju dan mendorong bahu Dirn dan memberikan tatapan jijik.
Dirn yang didorong merasa agak kesal dan bertanya dengan senyum acuh tak acuh. "Ohh maaf, kukira tadi tempat penjualan kapsul game."
"Kapsul game!? Kau tidak lihat bacaan didepan itu!?" Teriak Chen Tin sambil menusuk nusuk bahu Dirn menggunakan jari telunjuknya.
Dirn yang makin kesal karena ditusuk bahunya terus menerus, langsung memegang jari telunjuk Chen Tin saat ia ingin menusuk lagi, dan Dirn menarik jarinya kebelakang membuat badan Chen Tin ikut tertarik. Kemudian Dirn langsung melepaskan jari itu membuat Chen Tin tidak seimbang kemudian jatuh.
"Menurutmu, orang sepertiku bisa menahan emosi lebih banyak?" Dirn mencibir Chen Tin yang jatuh dan hendak ingin memijak kepala Chen Tin.
Bintang Anggara yang memperhatikannya merinding 'orang ini terlalu impulsif!'
Bintang Anggara langsung memegang bahu Dirn dengan maksud menghentikannya "Tolong maafkan dia, si sipit ini cuma lagi emosi aja, karena beberapa hal tidak berjalan dengan baik akhir akhir ini."
Dirn yang memperhatikan Bintang Anggara yang meminta maaf langsung mengangguk lemah dan bertanya. "Boleh aku tanya, dimana tempat jual kapsul?"
Bintang Anggara langsung mengangguk dan berteriak dalam hati, 'Gila! Dia benar benar salah tempat!' Angga Putra yang mendengar juga sama seperti Bintang Anggara.
"Untuk membeli kapsul, dan keluar aja dari gerbang kami, terus belok kiri, dan jalan sekitar 100 meter kedepan, ada toko bernama Happy Gaming. Saat masuk tinggal bertanya dengan petugas disana, mereka akan menunjukkan berbagai macam kapsul." Kata Bintang Anggara sambil menunjuk jalurnya kepada Dirn.
"Humm... Terimakasih kalau begitu, sampai jumpa." Jawab Dirn dengan acuh tak acuh, ekspresinya masih tidak berubah dari awal mereka melihat.
Bintang Anggara yang melihatnya pergi merasa, kalau dia tidak menanyakan namanya sekarang ia bakal menyesal. "Tunggu dulu! Perkenalkan namaku Bintang Anggara, nama id Neswald ku Blue Star, pemimpin Guild Riot. Kalau ada apa apa, silahkan hubungi nomor ini." Bintang Anggara sambil menyerahkan kartu namanya kepada Dirn.
Dirn mengambil kartu nama itu dan menjawab, "Panggil aja aku Dizh, permisi."
Bintang yang melihat Dirn keluar dari gerbang dan menghilang menghela nafas. Chen Tin yang baru berdiri sambil memegang jarinya yang biru bertanya. "Ketua! Mengapa sikapmu seperti itu kepadanya!"
"Plak—!" Angga Putra yang mendengar langsung menampar belakang kepala Chen Tin dan berkata, "Ketua nampaknya punya firasat orang itu bukan orang biasa. Lain kali hati hati saat melakukan sesuatu, mungkin tadi bukan hanya jarimu yang biru, kepala mu juga~"Goda Angga Putra, Bintang Anggara juga mengangguk.
"Mhm, aku tidak pernah tau ada orang seperti itu dikota ini... Kuharap, dimasa depan dia melupakan kejadian hari ini." Bintang Anggara memperhatikan tangannya sekali lagi, ia merasakan sedikit niat membunuh saat memegang pundak Dirn tadi, Bintang Anggara baru merasakannya sekarang, makanya tadi ia masih bisa tenang. 'Rasanya, akan terjadi hal menarik di kota ini, maupun dipermainan.'
Dirn yang meninggalkan orang itu sekarang memakai ekspresi senyum biasanya, dia tidak terlalu memikirkan hal itu. Mengikuti jalan yang ditunjukkan kepadanya, dia sampaj ditoko dan membeli capsule tipe full combat dengan tingkat indra 80% seharga Rp40.000.000,-.
Setelah berbelanja beberapa keperluan lagi Dirn pulang kerumahnya dan duduk dikamarnya.
"Hmm, meski udah ku beli, itu masih diantar 3 hari lagi." Karena capsule yang dipesan Dirn perlu desain beberapa hal, itu perlu penyesuaian.
Sesaat setelah itu dia mengambil buku petunjuk tentang game Neswald, mulai dari kelas karakter, ras, kerajaan, latar belakang, dll.
Karena Dirn sudah terbiasa mencari informasi dulu sebelum melakukan sesuatu, dia membaca buku itu dan memahami isinya, membutuhkan waktu setengah hari untuk memahaminya.
"Buku ini... Baiklah, kurasa informasi dari buku masih kurang, laptop mana laptop."
Setelah membaca buku Dirn berpikir informasinya masih kurang dan mengambil laptop yang berada diatas meja belajarnya.
Waktu berlalu dengan cepat, tanpa Dirn sadari capsule yang dia tunggu telah tiba. Capsule itu diletakkan dikamarnya, karena kamar itu cukup luas untuk bisa dimasuki capsule sepanjang 3 meter dan lebar 2 meter.
Capsule itu berwarna hitam legam, dengan garis garis cahaya ungu disudut sudut. Ketika capsule dibuka terdapat tempat yang kelihatan seperti tempat tidur dan ada pengatur suhunya.
Untuk Dirn sebagai orang yang lahir di negara tropis, pastinya dia berharap suhu ruangan berada dikisaran 20 derajat celsius.
Saat ini Dirn sedang memeriksa penampilan capsule dan meletakkan tangannya didagu.
"Hmm... Baiklah, haruskah kita coba sekarang? Tidak tidak, aku masih butuh persiapan." Setelah bergumam sambil mengangkat bahunya, Dirn mengambil buku catatan dan laptopnya.
"Seharusnya seminggu cukup buat membuat persiapan terakhir." Kebiasaan Dirn saat melakukan sesuatu yang penting, dia selalu mempersiapkan kurang lebih seminggu.