Chereads / Virtual World : The Unknown / Chapter 5 - Training Center

Chapter 5 - Training Center

Dhrizh dan Harmit saat ini masih berkeliaran di desa mencari pusat pelatihan, sudah beberapa jam dan mereka hanya melihat para penduduk yang berjalan atau berbicara sesama tanpa memandangi Dhrizh dan Harmit.

"Bang, kurasa kita coba lihat di pintu desa bagian utara untuk menemukan pusat pelatihan." Kata Harmit dengan bahunya yang terkulai lemas.

"Baiklah, kita coba kesana."

"Memangnya tidak ada informasi tentang tempat itu bang?"

Dhrizh mengingat kembali mulai dari air pancur yang berada di tenggara, ia mulai berjalan dari tenggara ke selatan hingga ke barat, dan pergi ketengah. Sangat susah mencari lokasinya, informasi tentang desa ini tidak banyak diketahui publik. Para pemain yang tau juga tidak ingin memberitahu.

Mengapa? Coba bayangkan anda dapat peta harta karun, dan saat sampai disana ternyata harta karun itu perlu cara lain untuk dibuka. Karena anda merupakan yang pertama tiba, dan dapat mengetahui apa saja yang diperlukan untuk membukanya, setelah itu anda perlu mengembara lagi untuk melengkapinya. Kemudian anda dapat kabar lokasi harta karun itu diketahui orang lain, apakah anda akan memberitahu cafa membuka peti itu kepasa orang lain? Jawabannya adalah tidak.

Tidak ada orang yang sudah sampai finish dan tau jalan pintas ingin memberitahu orang lain agar ia bisa menang, bukan seperti itu sifat manusia.

Dhrizh menghela nafas dan menepuk kepala Harmit. "Santai aja, sekalian kita jalan jalan mengenal lingkungan."

Setelah beberapa saat Dhrizh akhirnya ingat kalau dia belum memeriksa status karakternya.

"Status."

『 Dhrizh

Level: 1

Race: Human

Class: Classless

Strength: 1

Vitality: 1

Intelligence: 1

Dexterity: 1

Wisdom: 1

Status Point: 20

Attack : 1

Health: 5/5

Mana: 4/4

Trait: None

Skill: None 』

"Hmm..." Dhrizh merenung dan bertanya dengan Harmit yang sedang mengejar burung. "Harmit, poin statusmu dimasukin kemana?"

"Poin status? Ohh! Harmit memasukkan semua poin kedalam Wisdom." Mendengar jawaban Harmit, Dhrizh membeku. 'Bagaimana ada orang yang memfokuskan dirinya kedalam Wisdom semua!'

"Coba lihat statusmu."

Harmit yang memperhatikan raut wajah Dhrizh yang membeku langsung memperlihatkan statusnya.

『 Harmit

Level: 1

Race: Human

Class: Classless

Strength: 1

Vitality: 1

Intelligence: 1

Dexterity: 1

Wisdom: 21

Status Point: 0

Attack : 1

Health: 5/5

Mana: 24/24

Trait: None 』

Dhrizh melihat statusnya tidak bisa lagi menahan keterkejutannya akhirnya bertanya meski dia yakin akan dijawab agak bodoh kedengarannya.

"Eumm... Harmit?"

"Iya bang?"

"Kenapa dimasukkan ke wisdom semua?"

"Harmit dulu nanya, wisdom tuh apa coba maksudnya?"

"Wisdom itu kebijaksanaan, dipermainan ini ia meningkatkan mana sedikit dan sebagai salah satu persyaratan belajar keterampilan, terutama sihir." Jawab Dhrizh sambil memikirkan pertanyaan aneh Harmit.

Mendengar jawaban Dhrizh, Harmit tersenyum lebar hingga mencapai telinganya, dan menjawab dengan bangga. "Maka! Kalau Harmit meningkatkan wisdom, Harmit yakin bisa mempelajari semua sihir yang rumit itu!"

Sebenarnya Dhrizh tau kalau Harmit itu bodoh atau semacamnya. Mungkin dia berpikir jika wisdom dinaikkan kebijaksanaannya yang sebenarnya juga berkembang, Dhrizh tidak tau harus tertawa atau menangis mendengar jawaban tidak bertanggung jawab seperti itu. Dia kemudian mengelus kepala Harmit dan mengangguk sedih.

Harmit yang kepalanya dielus merasa nyaman dan senang, ia berpikir bahwa pilihannya cerdas. Membuat Harmit semakin yakin, bahwa semakin tinggi kebijaksanaannya (wisdom) semakin bijak dia dalam bertindak.

Dhrizh pun mulai memasukkan status poinnya kedalam Strength dan Dexterity.

『 Dhrizh's

Level: 1

Race: Human

Class: Classless

Strength: 10

Vitality: 1

Intelligence: 1

Dexterity: 10

Wisdom: 3

Stats Point: 0

Attack : 13

Health: 15/15

Mana: 6/6

Trait: None 』

'Biarlah untuk sementara seperti ini, untuk kelas. Setidaknya kelas tersembunyi.' Gumam Dhrizh dalam hati saat mengangguk memperhatikan statusnya. Strength meningkatkan serangannya dan berbagai hal lainnya, serta dexterity meningkatkan kecepatan geraknya serta keluwesan dalam menghindari serangan. Sehingga tidak perlu takut terkena serangan, itulah sebabnya dia tidak belum menaikkan vitality nya.

Tidak lama setelah itu Dhrizh dan Harmit sampai didepan pusat pelatihan. Dhrizh menanyakan kepada Harmit apa yang dia akan lakukan selama tiga hari ini.

"Harmit mau belajar sihir!" Jawab Harmit seperti anak kecil yang tidak seharusnya dimiliki orang seusianya.

"Baiklah, waktu Harmit sudah selesai pelatihan hubungi abang. Soalnya abang bakal agak lama didalam."

"Baik bang!" Harmit memberi hormat dan berjalan kepusat pelatihan untuk penyihir. Harmit tampaknya akan fokus di jalur kelas Magician, itu tipe kelas yang sama seperti Mage, hanya saja cara bermainnya berbeda.

Magician perlu alat untuk menyalurkan sihirnya, dan juga cara mewujudkan sihirnya tidak seperti mage yang mengucapkan mantra dan melepaskannya. Magician harus menggambar lingkaran sihirnya dalam suatu objek. Bisa dibilang Magician merupakan spesialis perangkap sihir, sejauh ini para magician bertindak seperti itu yang membuat banyak orang berpikir kelas itu lebih buruk dari seorang Thief.

Hanya kelebihan dari Magician yaitu, mereka bisa membuat lingkaran sihir dalan batu atau kayu, dan dipakai saat perlunya. Mereka mengaktifkan sihir itu tidak akan mengurangi mana, dikarenakan saat menggambar, mana sudah tertanam didalam objek tersebut.

Kemudian, seorang Magician tidak perlu status intelligence yang tinggi untuk mengakses sihir. Ia hanya perlu wisdom yang tingga, tapi tetap serangan yang dihasilkan tergantung dengan intelligence.

Jika Harmit memang betul serius dijalur Magician, maka Wisdom nya akan sangat berguna untuk menggambar lingkaran sihir lebih tinggi lagi.

Melihat Harmit berlarian menuju pintu masuk pelatihan untuk sihir, Dhrizh langsung pergi ketempat pelatihan tempur.

***

Dhrizh melihat sekitarnya dan memang sepi, meski berharap ada pemain lain yang berada disini. Dhrizh tidak tau harus bersyukur atau bagaimana. Dalam keseluruhan Neswald, hanya desa ini yang belum ada seorang pemain sebagai pelopor. Untuk pergi menuju kota maupun desa yang lain, desa tempat kita ditempatkan harus diselesaikan terlebih dahulu jalur cerita utamanya.

"Baiklah... Pikiran kedepannya nanti saja, tujuan utama jadi pemain pengguna semua senjata!" Itulah tekad Dhrizh dalam permainan ini, akan tetapi jika ada orang yang mendengarnya, Dhrizh pasti dicibir.

Seorang pemain yang berusaha menguasai seluruh pengunaan senjata, pada akhirnya pasti bertujuan menjadi pemain Jack-of-all-trades. Pemain Jack-of-all-trades biasanya tidak hanya meningkatkan statistik kelasnya, tapi juga statistik lainnya yang tidak berhubungan sama kelas utamanya, itu membuat mereka terlihat seperti karakter sampah.

Itu contoh pemain Jack-of-all-trades yang normalnya diketahui, kecuali pemain tersebut mendapat keberuntungan yang dapat membantu mereka dalam statistik. Dalam pertarungan, apabila ada perbedaaneda sedikit dalam statistik bisa langsung membuat seseorang tersebut dikalahkan, karena itu pentingnya dalam pembentukan statistik.

Dhrizh juga mengetahui hal ini, akan tetapi dia juga mempunyai rencana pasti untuk perkembangannya kedepan, terutama kelas yang akan dia ambil.

Setelah masuk lebih dalam, Dhrizh dapat melihat lapangan terbuka yang tampak seperti colloseum abad pertengahan dengan boneka jerami hampir mengisi tempat itu.

Didekat pinggiran terdapat gudang senjata yang terbuat dari kayu, disediakan kepada pemain untuk pelatihan, mulai dari pedang dua sisi, pedang satu sisi yang seperti katana, pedang besar, belati, perisai, busur, dan senjata lainnya.

Dhrizh mendekatinya dan mengambil pedang dua sisi, dan karena ini merupakan senjata yang terbuat dari kayu itu tampak ringan.

"Senjata kayukah, memang cocok untuk pelatihan teknik dengan boneka jerami."

Dhrizh mengambil dan memainkan pedang kayu itu ditangannya, membuat orang yang melihat itu seperti dia memegang belati. Ia mulai berjalan menuju boneka jerami yang berada didekatnya, dan mulai menunjukkan berbagai macam teknik dari tebasan yang mengarah keleher boneka, kemudian dadanya, perut, hingga bagian yang bisa dianggap paha boneka jerami.

Setelah itu Dhrizh berlatih seperti itu hingga 4 jam untuk mendapatkan 1 poin untuk Strength dan disaat dia ingin menganti senjata perutnya berbunyi.

"Ermm... Aku lupa kalau disini juga perlu makan. Hah..."

Dhrizh belum memeriksa inventorisnya, saat dia membuka inventaris terdapat 10 roti biasa, 10 koin perunggu, dan peti senjata. Untuk melihat info perlu ditekan pada layarnya.

[ Roti Biasa

Kategori: Makanan

Peringkat: Rendah

Opsi:

*Memulihkan 1 darah setiap 3 detik, pemain tidak diizinkan untuk terkena serangan.

*Dapat memuaskan rasa lapar.

Ini merupakan roti biasa yang dibagikan kepada semua pemain pemula, meski ada jamur sedikit ini disarankan hanya memakan satu roti setiap lapar. ]

[ Peti Senjata

Kategori: Peti

Peringkat: Common

Disaat anda membuka peti, senjata peringkat common secara acak akan keluar. ]

Setelah Dhrizh selesai memakan roti, dia langsung melanjutkan lagi pelatihan dengan senjata yang berbeda kali ini. Ia mengambil busur dan quiver yang isinya 10 anak panah, kemudian mengambil posisi memanah didekat tempat senjata ketarget selanjutnya yang berjarak 10 meter.

Tembakan pertama meleset keatas dari boneka jerami dan jatuh sejauh 15 meter, Dhrizh bergumam, "Hmm? Sedikit lebih bagus busur ini, meski anak panahnya dibuat tergesa gesa."

Kemudian Dhrizh menurun kan panahnya sedikit mengarahkan agak sedikit diatas kepala boneka dan mengenai badan boneka itu. Setelah itu dia mulai menembak dengan 3 tembakan dikepala, 3 dibadan dan 2 meleset.

"Haa... Busur ini bagus, tapi akurasi kurang karena anak panahnya." Dhrizh sedikit kecewa dengan hasilnya dan mengambil quiver lagi.

"Baiklah, anggap aja semacam tantangan. Tidak ada peralatan buruk, hanya ada pemakai yang buruk. Target 10 tembakan dikepala."

Dhrizh mulai menembakkan anak panah lagi, yang quiver pertama 10 semuanya kena dengan 5 dikepala dan 5 dibadan, kedua 7 dikepala dan 3 dibadan, ketiga hampir 9 kali berturut-turut tapi saat memasuki kesembilan mengenai badan.

Dhrizh mengambil lagi quiver dan melihat sisa quiver anak panah tinggal 1 lagi. "Kurasa ini percobaan terakhir ku."

Dhrizh mulai mengambil nafas dan menembak terus menerus dengan posisi tetap ditempat yang sama, hanya tangan nya yang bergerak untuk menarik dan mengambil anak panah. Tembakan Dhrizh kena berurutan dibagian kepala boneka jerama.

Ting–!

Tiba tiba saat tembakan kesembilan dibagian kepala ada bunyi sistem ditelinga Dhrizh dan dia berhenti memanah untuk melihat ada pemberitahuan apa.

[ Sebuah pencarian telah dibuat. ]