Chereads / engkaukah bidadari itu / Chapter 8 - apa salahku??

Chapter 8 - apa salahku??

semenjak melahirkan untuk sementara aku tinggal dirumah orang tuaku.

karena aldo sedang sibuk dengan proyeknya yang baru,untuk itu ibuku meminta ijin kepada aldo agar untuk sementara waktu aku tinggal bersama mereka agar aku dan si kecil ada yang mengawasi saat aldo harus mengurus proyeknya yang berada diluar kota, setidaknya sampai masa nifasku selesai.

jadi begitu aku keluar dari rumah sakit, orang tuaku langsung membawaku ke rumah mereka, aldo juga harus bolak balik dari rumah kami ke rumah ibuku.

hari pun berlalu.

ketika dua puluh hari pertama dari masa nifas kujalani, kuamati sikap aldo berubah sikapnya terhadapku secara tiba- tiba. dia meninggalkanku dan menjauhiku secara total, biasanya dia menjumpaiku setiap hari, menanyakan keadaan putranya, tetapi sekarang ini dia tidak pernah menemuiku lagi.

jika aku berusaha menghubunginya, ponselnya selalu dalam keadaan mati, saat sesekali dia datang membawakan keperluan putra kami aku pun berusaha berbicara kepadanya maka dia hanya akan menjawab sepatah atau dua patah kata, lalu dia langsung menghentikan ucapannya.

adapun jika aku meminta kepadanya untuk membelikan sesuatu dia akan membelikannya tetapi aldo tidak pernah menemuiku, dia hanya meletakkan barang itu didepan pintu kamarku, kemudian dia langsung pergi.

padahal biasanya saat dia pulang dari luar kota dia pasti menemuiku, menciumku dan memelukku, aldo juga akan menanyakan perkembangan putranya.saat aku bertanya ada apa dan mengapa sikapnya berubah, dia selalu menjawab bahwa dirinya sekarang ini sedang super sibuk.

***

hari pun berganti minggu,tak terasa empat puluh hari sudah dan masa nifasku telah selesai, aku mencoba menghubungi aldo tetapi ponselnya mati,seharusnya hari ini dia menjemputku,aku menunggu setiap detik untuk bertemu dengan aldo,aku sungguh merindukannya, kulirik jam di dinding kamarku,tetapi aldo tak kunjung datang.

akupun kemudian pamit kepada orang tuaku untuk pulang sendiri dengan menggunakan taxi.

setibanya dirumah lagi- lagi aku mendapati rumahku kosong tak berpenghuni, aku menggendong putraku dan membawa tas masuk kedalam rumah.aku tidurkan putraku di kamar kemudian kutinggal membersihkan rumah, memasak dan setelah selesai aku mandi dan sholat ashar.

" mas aldo...sebenarnya kamu dimana..." tanyaku dalam hati...

aku berusaha mengingat- ingat dosa apa yang telah kuperbuat sehingga membuat suamiku marah tetapi aku tidak menemukannya.

aku pun menunggu aldo hingga tertidur disofa ruang tamuku.saat aku terbangun karena tangisan putraku aku melihat sudah jam dua dini hari. aku menyusui putraku dan menidurkannya kembali lalu aku melaksanakan sholat malam, memohon ampun atas segala kesalahanku juga memohon petunjuk tentang masalah yang aku hadapi.

saat fajar menyingsing, kulihat aldo pulang, setelah melihatku dia hendak menghindariku, tetapi aku segera memegang tangannya,aku bersimpuh dihadapannya dengan menangis tersedu-sedu, aku meminta penjelasan kepada suamiku untuk memberitahuku,kesalahan apa yang telah aku perbuat hingga dia bersikap seperti ini kepadaku,tetapi semua itu tidak berguna.

aku seperti kehilangan orang yang kucintai.aku merasa sudah kehilangan suamiku.aku kehilangan rasa nikmat kehidupan ini, dan tidak ada yang mengisi hari- hariku kecuali menangis. linangan air mataku yang sedemikian deras tak mampu membasahi keringya kehidupanku, sampai akhirnya aku menderita depresi berat dan harus menjalani terapi dengan seorang psikiater.

putraku dirawat oleh orangtuaku karena aku harus dirawat dirumah sakit untuk menjalani terapi terhadap penyakit jiwa yang kuderita.

***

sesudah beberapa lama waktu berselang, Allah menakdirkan diriku ingat kepada seorang temanku, dia memiliki pengetahuan agama yang lebih luas ,dia sangat cerdas tentang akal dan hikmah, akupun segera menghubunginya.

aku mengadu kepadanya tentang permasalahan yang kuhadapi,aku sangat berharap dia memiliki solusi untukku.

ya dialah anna...seorang dokter yang pernah menolongku dulu, anna mulai menasehatiku.

apa yang anna katakan kurasakan seperti air segar yang dituangkan diatas api. dia mengingatkanku dengan lembut dan penuh kasih sayang pada waktu aku benar- benar membutuhkan sebuah sandaran. dia mengatakan kepadaku bahwa ini adalah ujian dari Allah,

" aisyah...kamu sangat kuat...kamu pasti bisa keluar dari masalah ini, aku yakin, saat ini kau hanya harus bersabar sayang..

meskipun suamimu tidak memperdulikanmu, kamu harus tetap berbuat baik kepadanya, muliakanlah suamimu..jangan pernah kau perdulikan sikapnya terhadapmu, dan jangan kau harapkan respon yang baik dan terima kasih darinya.

hendaknya kau hanya mengharap pahala dari Allah, yakinlah..Allah tidak akan menyia- nyiakan pahala orang yang beramal shaleh, lazimilah istighfar dan selalu berdo'a, nantikanlah kelonggaran sesudahnya." anna kemudian memelukku...

" aku yakin kamu mampu aisyah....ingat putramu..." anna terus meyakinkanku dan akupun menganggukkan kepalaku...