aldo sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit, hafiz yang memberitahuku tadi via whatsapp, aku merasa lega sekarang, aku tidak membenci aldo kerena sikapnya berubah terhadapku,aku tahu itu semua karena hasutan anna.
" Ya Alloh anna...kenapa kamu menjadi seperti ini..."aku sangat menyesalkan sikapnya saat ini.
" aisyah...bagaimana keadaanmu...?" tanya hafiz setelah tiba dirumah.
" alhamdulillah...aku dan putraku baik- baik saja, nisa dimana?" tanyaku karena tidak melihat nisa dsn kevin.
" nisa tertidur tadi, jadi kevin membawanya kekamar sedangkan aku ingin melihat keadaanmu, syukurlah kau baik- baik saja." hafiz tersenyum padaku, dia mengelus perutku sebantar dan pergi kekamarnya untuk istirahat.
" assalamu' alaikum..." seseorang mengucapkan salam diluar,akupun segera bergegas membukakan pintu.
"wa'alaikum salam..." aku membukakan pintu dan terkejut saat melihat aldo berada dirumah hafiz, kevin segera keluar dan menyapa aldo, dia celingukan dan buru- buru membawa aldo masuk kedalam, aku mengikuti mereka dengan perasaan bingung.
" kevin, kenapa mas aldo tiba- tiba datang?" tanyaku mengikuti langkah kevin yang mendorong kursi roda aldo.
" nanti kuceritakan aisyah...sekarang kita panggil hafiz dulu." kevin membawa aku dan aldo keruang keluarga dirumah hafiz,tak lama hafiz keluar dengan badan terlihat segar sehabis mandi.
" aisyah,aldo...kalian sekarang bisa bersama lagi...mulai hari ini aldo akan tinggal bersama kita aisyah.." hafiz memberitahuku semua yang dialami aldo mulai dia sadar hingga bertemu anna, karena aldo sempat depresi dia akhirnya bertemu dengan anna,karena anna menjadi dokternya,anna memang memberikan semangat untuk aldo,tetapi disisi lain aldo dihasut oleh anna karena anna sangat membenciku setelah dylan nekat bunuh diri,anna melimpahkan seluruh kesalahan kepadaku.
" mas aldo...maafkan aku yang tidak menamanimu disaat- saat masa kritismu, aku sebenarnya ingin,tetapi ibu dan ayah tidak mengijinkanku karena kehamilanku masih rawan saat itu." aku memeluk suamiku dan aldo membalas pelukanku.
" terima kasih hafiz...kevin...kalian adalah sahabat sejatiku, seandainya kau tidak bicara padaku tentang yang sebenarnya,aku pasti akan semakin terjebak dengan kata- kata anna." aldo pun merasa lega sekarang.kemudian hafiz dan kevin meninggalkan kami berdua,aku mendorong kursi roda aldo menuju kekamarku, aku membantunya berbaring karena dia baru keluar dari rumah sakit.
" terima kasih aisyah....maafkan aku karena telah salah paham padamu, aku juga sangat bersyukur memiliki sahabat seperti hafiz dan kevin, dia menjagamu saat aku tidak bisa." aldo menggenggam tanganku dengan erat.
" sudahlah mas...sekarang aku harus bisa berbicara pada anna,agar dia tidak selalu menyalahkanku atas kematian dylan, dia sendiri yang tidak bisa menerima kenyataan, kenapa anna ingin membalasnya kepadaku.?" aku pun menjadi agak jengkel, tetapi aku akan berusaha menyadarkan anna.
" tapi kalau kau menemuinya,itu akan membahayakanmu sayang..." aldo sangat takut anna akan berbuat nekat dan mencelakaiku,aldo sangat tahu betul anna membenciku saat ini.
" sudahlah mas...kita istirahat dulu...masalah anna kita tidak perlu tergesa- gesa, aku masib berharap Allah memberikan hidayah dan menuntunnya kembali kejalan yang benar." aku ingin sekali memaafkannya, seandainya dia menyadari kesalahannya.aku dan aldo beristirahat , kami mengobrol sambil berbaring mrnatap langit- langit, sesekali aldo menyentuh perutku yang sudah membesar, kurang dari tiga bulan lagi, kami akan bisa bertemu dengan buah cinta kami.
" aisyah...lihatlah, ini semua bukti yang bisa menjebloskan anna kepenjara, tim ku sudah siap, tinggal menunggu kau dan aldo memutuskan untuk memperkarakannya kami akan menyerahkan. bukti- bukti ini pada polisi." hafiz sangat bersemangat, tetapi aku masih ragu, aku sangat menyayangi anna, dia adalah sahabatku, mana mungkin aku tega melihatnya meringkuk dibalik penjara.
" hafiz...kita tahan dulu ya, aku masih berharap anna mau bertaubat...jika dia bersedia mengakui kesalahannya, aku dan aldo tidak akan memperkarakannya." kataku sambil tertunduk.
" aisyah...kenapa kau terlalu baik sih...aku sudah bekerja keras untuk mengumpulkan bukti- bukti ini..." hafiz mengacak rambutnya, kevin juga agak kecewa terhadap keputusanku,tetapi aku meyakinkan mereka. "Allah saja maha pemaaf apalagi kita sebagai hambanya juga harus memiliki sifat pemaaf." kataku tersenyum.
" baiklah aisyah,semua keputusan berada ditanganmu, kami hanya membantu dan selalu akan mendampingimu..." hafiz dan kevin kemudian membawa aldo keruang kerja hafiz,sedangkan aku menuju kamar nisa, sudah saatnya nisa mandi dan setelah mengurusnya,aku akan memasak untuk semua orang.