akhirnya aku dan aldo bisa berkumpul lagi, untuk sementara ini aku dan aldo tinggal dirumah hafiz sambil menunggu masalah kami dan anna selesai.
" mas aldo...sini aku bantu berbaring..." aku membantu suamiku berpindah dari kursi rodanya ke tempat tidur.
" terima kasih aisyah, maafkan mas ya...keadaan ku yang seperti ini pasti sangat merepotkanmu." katanya sambil tertunduk.satu- satunya kelemahan aldo adalah dia sangat mudah berkecil hati, apalagi keadaannya saat ini yang bergantung pada kursi roda, itu membuatnya sering murung,dia merasa didinya hanya menyusahkan ku.
" kamu itu suamiku mas, sudah sewajarnya saat kamu sedang kesulitan aku membantumu, begitu juga sebaliknya, suatu saat nanti ada masanya dimana aku yang membutuhkanmu." aku mencoba membesarkan hatinya, aku harus bersabar menghadapinya.
" aisyah...kamu terlihat sangat sempurna, sementara aku sekarang sangat tidak berguna, kau pasti malu berdampingan denganku kan?" dia masih saja merada rendah diri...aku bingung,harus bagaimana lagi aku menjelaskan kepadanya bahwa aku tidak perduli tentang keadaannya saat ini,yang penting dia sehat dan selamat, itu sudah merupakan kebahagiaan yang tak terkira bagiku.
" sudah lah mas, jangan diteruskan, sebaiknya sekarang kita tidur, besok aku akan mencoba menemui anna, besok adalah jadwal aku memeriksakan kandunganku." akupun berbaring disamping aldo, kuraih tangannya dan kuletakkan diatas perutku yang tampak besar sekarang,sesekali gerakan sikecil membuatnya sangat bahagia.
" aisyah...dia bergerak...apakah itu menyakitimu sayang?" tanyanya padaku.
" tidak mas..aku menikmati setiap gerakannya didalam sana, dia sangat sehat dan aktif." aldo pun menarik tubuhku kedalam pelukannya, kemudian kami pun terlelap.
keesokan harinya aku dan aldo diantar kevin kerumah sakit, setelah itu,kevin langsung ke kantor, hafiz dan nisa juga sudah berangkat kekantor, rencananya sepulang dari periksa nanti aku akan menjemput nisa di kantor hafiz.
aku dan aldo menunggu diruang tunggu, kami mendapat antrian nomer tiga.
" mas,,,setelah aku selesai diperiksa, kita menemui adrian dan bhita, kita harus berkonsultasi tentang kakimu, apakah masih bisa pulih atau tidak." aku menggenggam tangannya.
" iya sayang...aku juga berharap aku bisa sembuh seperti dulu, aku harus menyelesaikan tangging jawabku pada hafiz." aldo terlihat bersemangat kali ini.
" bu aisyah, silahkan, sekarang giliran anda." seorang perawat memanggilku,aldo dan aku segera masuk keruang periksa. aku melakukan serangkaian pemeriksaan mulai dari tensi, dan usg, dokter bilang semua baik- baik saja, aku dan aldo sangat senang mendengarnya.
" alhamdulillah, terima kasih banyak dokter, kami permisi dulu." aku dan aldo kemudian keruangan bhita.
" assalamu'alaikum...bhita...aku sangat merindukanmu." aku mendorong kursi roda aldo masuk dan mengunci rodanya, kemudian aku memeluk bhita, sudah hampir satu minggu kami tidak bertemu, adrian menghampiri aldo, dia menepuk bahu suamiku memberikan semangat kepadanya.
" aisyah...bagaimana kandunganmu?" tanya bhita padaku,dia mengelus perutku dengan lembut.
" kata dokter semua baik- baik saja bhita..." aku tersenyum padanya.
" syukurlah aisyah, aku sangat senang mendengarnya, bagaimana denganmu do...?" tanya bhita pada aldo, dia langsung kehilangan senyumannya saat bhita menanyakan keadaannya.
" itulah tujuan kami menemui kalian berdua, kalian adalah ahli bedah, aku berharap kalian memiliki solusi untuk aldo." aku mendekati suamiku dan menggenggam tangannya, aku mencoba memberitahunya bahwa aku selalu berada disisinya.
" untuk itu,aku sudah membuat janji dengan ahli saraf, besok aldo akan diperiksa, setelah tahu kondosinya, barulah kita bisa memutuskan langkah selanjutnya." bhita tersenyum kearah kami, aku merasa yakin aldo akan bisa berjalan lagi. setelah mengobrol cukup lama kamipun pamit untuk segera menjemput nisa, sebenarnya aku ingin menemui anna, tetapi dia sedang cuti dan baru akan kembali bekerja minggu depan, jadi aku dan aldo langsung kekantor hafiz.
" sayang...kau dengarkan,bhita tadi mengatakan masih ada harapan untukmu, jadi kau harus semangat..." aku melihat mata aldo memancarkan sebuah harapan,aku sangat bahagia untuknya.
" iya aisyah, terima kasih ya, berkat mu aku memiliki kembali semangatku untuk sembuh, kau memang bidadari ku sayang." aldo memelukku, kami tersenyum sepanjang perjalanan kami menuju kantor hafiz,lega rasanya setelah melihat aldo kembali bersemangat, sekarang tinggal menyelesaikan masalahku dengam anna, aku masih ingin menyelamatkan persahabatan kami, dalam hatiku memohon kepada sang maha membolak balikkan hati agar anna bisa menyadari kesalahannya, dan aku juga sangat berharap hubungan kami bisa seperti dulu lagi.