Chereads / Ibu Pengganti / Chapter 11 - 11. Kedatangan

Chapter 11 - 11. Kedatangan

Ke-esokan harinya, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Bandara sesak dipenuhi lautan manusia untuk menyambut diva pagi ini. Juwita, model internasional yang kembali setelah menghadiri acara Milan fashion week merupakan sang bintang utama. Tidak lama kemudian, setelah pengumuman landas pesawat dengan nomor penerbangan tertentu diumumkan, sosok sempurna berjalan keluar dengan senyum sempurna. Membuka kacamata hitam yang dia kenakan, Juwi melambaik kearah penggemar serta wartawan di sekitarnya.

Lambaian itu tentu membuat penggenar semakin menggila, saling berdorongan demi menjadi lebih dekat dengan sang idola. Beruntung, jejeran lelaki hitam berbadan tegak mengawalnya dengan baik sampai ke mobil yang ditetapkan.

"Hah, sangat melelahkan!" Juwi tidak bisa tidak mengeluh sesampainya dia didalam mobil, sedikit panas setelah terjebak diantara kerumunan manusia.

"Hai, kesayangan Momi! Hei, Yer!" Juwi menyapa ramah pada dua orang yang duduk di bangku depan, memberinya cukup ruang bernapas di kursi belakang.

Lelaki kecil itu yang sedari tadi sudah mengintip Momi nya dari kaca sepion tersenyum sedikit, tidak ada banyak kegembiraan disana selain kesopanan, "hai, Mom. Kamu kembali," datar. Satu kata itulah yang mewakili suara maupun ekspresinya saat ini.

Juwi mendesah, melihat wajah mungil 'putranya' yang terpantul melalui cermin. Dia---

masih tidak benar-benar menganggap dia sebagai ibunya!

"Yah, Momi kembali." Dia menyahut.

Merasa momen kekakuan di dalam mobil, Yeri tidak bisa tidak mendesah diam-diam. Lelaki kecil di sampingnya selalu memiliki penjagaan berlebih terhadap orang lain selain kakaknya, Sein, yang bahkan terhadap 'momi" nya pun dia jaga. Meskipun mereka bukan anak-ibu biologis, tapi keduanya tetap memiliki interaksi bertahun-tahun! Akan aneh jika Juwi tidak kesal dengan perlakuan Zizi.

"Gimana mbak fashion week nya disana?" Dia mau tidak mau membuka suara.

Senyum sempurna kembali melayang di bibir Juwi saat wanita itu menjawab penuh antusias, lalu membahas satu demi satu kesenangan dan kesusahan mencari nafkah di negeri orang sementara Yeri mendengarkan dengan seksama. Terhadap calon istri kakaknya ini, dia benar-benar memiliki sedikit kesan terhadapnya.

"Oh ya, aku beliin oleh-oleh kecil buat kalian!" Juwi berseru mengingat sesuatu, "tapi itu masib di koper di bagasi, ah!" Desahnya dengan sedikit ketidak berdayaan.

Yeri menanggapi dengan senyum sopan, "makasih, mbak. Kita bisa membukanya nanti di rumah!"

Juwi mengangguk, lalu menyadarkan dirinya ke sandaran kursi penumpang, "makasih udah repot-repot." Juwi menghela napas. Jika bukan calon adik iparnya ini, tidak mungkin salah satu diantara ayah-anak itu mau datang menjemputnya! Meskipun itu hanya salah satu diantara mereka, itu bisa dianggap cukuo bagus. Lalu dia menutup mata dan tertidur sepanjang perjalanan pulang.

Disisi lain, Aerina yang duduk di meja kasir tidal bisa tidak hanyut ke dalam pemikiran mengenai lelaki yang dia temui di perjamuan beberapa waktu lalu. Lelaki itu tanpa sebab yang dia ketahui selalu berhasil membuatnya gemetar hanya dengan mengingatnya sekilas. Itu aneh, tapi itulah faktanya.

"Ngalamun mulu lo!" Sindir sopran indah Wendy.

Aerina tersentak, berkedip beberapa kali sebelum bertanya, "sejak kapan lo disini?"

Oh Tuhan! Lelaki misterius itu benar-benar bisa membuatnya kehilangan pikiran berulang kali! Ah!

Wendy mendengus, "dari saat lo ngelamun gak jelas! Lo kenapa sih? Kangen sama V? Ya Tuhan, Rin! Dia baru barangkat kemarin sore loh!" Keluhnya sok tahu.

Aerina merengut, keningnya sedikit berkerut saat dia membuka mulut, "gue--"

"Hai, Wen!" Bariton seseorang menyapa memotong pembicaraan mereka berdua.

Saat itulah Wendy berbalik dan yang dia lihat adalah----