Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

TUHAN, TOLONG SAMPAIKAN PADA AYAH

Deddy_Eko_Wahyudi
--
chs / week
--
NOT RATINGS
4.9k
Views
Synopsis
Pencarian seorang gadis untuk menemukan penawar luka hatinya karena beberapakali mengalami pengkhianatan cinta. Hingga akhirnya dia menemukan seseorang yang dirasakannya sangat spesial, namun... “Ayah, aku sakit, … sakiiit sekali. Mataku rasanya panas seperti terbakar, hatiku terkena racun yang meretakkan,, sekujur tubuhku pun penuh sayatan luka, rasanya aku tak sanggup untuk hidup lebih lama lagi. Tolong aku, Yah! Berikan aku obat penawarnya! Semua penawar yang kuminum sebelumnya malah menambah parah sakitku …Ayah, sungguh, rasanya sakit sekali!” Kuingat rengekanku dihadapan ayah, ketika kutumpahkan segala rasa atas sakit yang kuderita. Kuingat pula bening air mata mengalir dipipinya ketika aku bersimpuh dibawah kakinya. Ayah membelai rambutku dengan lembut. Kudengar suara isak tangis kecil yang tertahan dari mulutnya. “Puteriku, jikalah engkau sakit, ayah merasa lebih sakit lagi. Ayah tak bisa memberi penawar untuk sakitmu,…” “Ayah, aku sakit… Beri aku obat, Yah!” rengekku lagi dengan suara terbata. Kutatap sayu mata ayah, bibirnya bergetar. Aku tahu, ayahku tak akan bisa menyembuhkan penyakitku selain aku sendiri yang harus mencari penawarnya. “Anakku, kau adalah seorang Puteri, selayaknya hanya seorang Pangeran yang bisa mengobati penyakitmu.. Carilah dia! …Dan ayah yakin, dia pastikan kau temui …”
VIEW MORE

Chapter 1 - AYAH, AKU SAKIT...

"Ayah, aku sakit, … sakiiit sekali. Mataku rasanya panas seperti terbakar, hatiku terkena racun yang meretakkan, sekujur tubuhku pun penuh sayatan luka, rasanya aku tak sanggup untuk hidup lebih lama lagi. Tolong aku, Yah! Berikan aku obat penawarnya! Semua penawar yang kuminum sebelumnya malah menambah parah sakitku …Ayah, sungguh, rasanya sakit sekali!"

Kuingat rengekanku dihadapan ayah, ketika kutumpahkan segala rasa atas sakit yang kuderita. Kuingat pula bening air mata mengalir dipipinya ketika aku bersimpuh dibawah kakinya.

Ayah membelai rambutku dengan lembut. Kudengar suara isak tangis kecil yang tertahan dari mulutnya.

"Puteriku, jikalah engkau sakit, ayah merasa lebih sakit lagi. Ayah ingin menyembuhkanmu, tapi sayang, ayah tak bisa memiliki penawar itu. Jikalah nyawa ini bisa, pasti ayah berikan untukmu…"

"Ayah, aku sakit… Beri aku obat, Yah!" rengekku lagi dengan suara terbata.

Kutatap sayu mata ayah, bibirnya bergetar. Aku tahu, ayahku tak akan bisa menyembuhkan penyakitku selain aku sendiri yang harus mencari penawarnya.

"Anakku, kau adalah seorang Puteri, selayaknya hanya seorang Pangeran yang bisa mengobati penyakitmu.. Carilah dia! …Dan ayah yakin, dia pastikan kau temui …"

Aku sadar benar waktu itu. Ya, satu-satunya jalan aku harus pergi. Jika aku masih bertahan, aku tak akan bisa sembuh. Aku berharap, akan menemukan seorang pangeran yang bisa memberikan setitik embun kesejukan sebagai obat penawar deritaku seperti pesan ayah.

Dalam perjalanan yang panjang, bukannya kesembuhan yang kudapat, melainkan penderitaan yang semakin menjadi. Hatiku semakin menjerit, lirih meminta tumbalnya agar segera dipertemukan penawarnya. Aku kepanasan, seperti terbakar. Panas ini mencengkram kuat jiwaku hingga tersayat pedih...perih. Membunuh senyum yang kuharapkan dengan biadab!

Oh, dimanakah pangeran itu?.... Pangeran!!! Pangeran!!! …. Tolong aku!!!

Dan akhirnya aku pun pingsan.