Chereads / Aku dan 1000 kota / Chapter 51 - Seville-Andalucia, Spain

Chapter 51 - Seville-Andalucia, Spain

Valter mengikat tali sepatu hikingnya sementara aku sibuk menyiapkan beberapa keperluan untuk dimasukkan ke dalam ransel, aku mengenakan tank top berwarna putih longgar dan dalaman sport bra yang sedikit mengintip dipadu dengan legging hitam selutut.

Cuaca di kota Seville, Andalusia di bulan september bisa di bilang panas, matahari di luar lagi lucu lucunya bersinar. Kurang lebih suhu berkisar 37 -38 derajat celcius. hmmm..mamamia.

Ting... Bunyi suara bel dari arah pintu kamar, Valter kemudian bergegas membukakan pintu untuk Joseph dan Liana yang ikut serta bersama kami ke Andalusia.

" guys, apa kalian sudah siap ? " tanya Joseph menyeruak masuk ke dalam ruang hotel kami, diikuti Liana yang nampak sedikit menyilaukan dengan atasan pink dan topi lebar yang disiapkan untuk menghalau mentari.

-

Perjalanan ke Seville merupakan kemenanganku atas perdebatan panjang antara kubu Joseph dan aku, Joseph menyarankan untuk pergi ke Ibiza dan tentu saja sangat bertolak belakang dengan keinginan aku dan Valter, yang ingin berwisata alam dan sejarah.

Ibiza adalah sebuah pulau tidak jauh dari Barcelona yang merupakan surganya para clubbers, destinasi populer yang melenda akan kehidupan malamnya dan pesta bugil dimana mana, meskipun tidak memungkiri Ibiza juga menawarkan pesona alam tepi pantai yang luar biasa, Sex dan alkohol sangat lekat dengan pulau satu itu.

-

Nama Andalusia berasal dari bahasa Arab 'Al Andalus', di kota inilah kita bisa menapaki jejak sejarah Islam di Spain.

"Budaya Andalusia sangat dipengaruhi oleh pemerintahan Muslim yang berlangsung selama delapan abad dan berakhir pada 1492 dengan penaklukan kembali atas Granada oleh raja dan ratu Katolik."

"Pada zaman dahulu masyarakat Al-Andalus terdiri dari tiga kelompok utama berdasarkan agama Muslim, Kristen, dan Yahudi."

"Dalam setiap kota,masing masing komunitas tinggal di daerah yang berbeda yang uniknya pada masa ini mereka hidup dalam 'golden era' dimana setiap mereka hidup bersama dalam toleransi, sikap saling menghormati dan sangat menjaga keharmonisan antarumat beragama." Sahut Valter menyadarkan aku ketika memandang seksama kota Seville.

Aku menganguk anguk mengerti akan penjelasan Valter, kota ini menyimpan sejarah, budaya yang sangat kuat.

"Kaum Kristen di al-Andalus dikenal dengan sebutan kaum Muzarab dimana mereka memeluk agama kristen namun mengadopsi budaya Arab, mereka berbahasa dan menulis dengan menggunakan bahasa Arab." tambahnya lagi.

" Sangat menarik, aku bisa sekilas melihatnya dari segi arsitek, seperti terdapat banyak unsur budaya dalam satu bangunan." sahutku tanpa memandang Valter.

-

Kami menelusuri kota Seville dengan berjalan kaki di seputaran wilayah Santa Cruz kawasan kota tua di Seville , terdapat banyak sekali pedestrian dan gang kecil yang menghubungkan landmark satu dengan lainnya, begitu banyak kafe dan restaurant outdoor di seputaran distrik yang menyajikan tapas dan aneka kuliner Spain yang murah namun lezat. Juga toko toko yang bertebaran hampir di setiap sudut gang.

Katedral Seville adalah salah satu karya agung yang luar biasa indah, terdiri dari delapan puluh unit kapel menjadikannya katedral terbesar di dunia.

Katedral ini ditetapkan sebagai salah satu situs warisan dunia UNESCO, dulu katedral ini adalah sebuah mesjid yang kemudian di konversi menjadi sebuah gereja, kurang lebih sejarah nya seperti Hagia Sophia di Istanbul, gereja yang kemudian dirubah fungsi menjadi mesjid. Dari segi desain katedral sudah banyak mengalami perubahan, arsitektur dirubah menjadi menjadi desain rumit bergaya gothic yang dramatis.

Namun aku masih bisa menangkap jejak jejak desain Moor* sebagai bentuk asli ketika masih berfungsi sebagai mesjid, seperti bentuk gerbang depan dan kubah diatasnya yang masih berbentuk bulat, air mancur yang berada di depan yang berornamen moor juga menara disebelahnya yang masih meninggalan jejak gaya Moor. Di dalam katedral ini juga terdapat makam Cristopher Colombus sang penemu benua amerika dan Raja St. Ferdinand II.

Menara Katedral ini disebut Giralda Tower merupakan salah satu simbol Seville yang tidak luput dari pandanganku, dulunya Giralda Tower sebuah menara untuk para muazin mengumandangkan azan, yang saat ini telah beralih fungsi menjadi menara lonceng katedral.

Hal unik dari menara, bahwa menara ini tidak memiliki tangga untuk dapat naik keatas, namun terdapat jalur landai ke bagian paling atas menara, ini sengaja dirancang agar memudahkan para muazin bisa menunggangi kuda ke atas menara daripada berjalan atau memanjat.

Tidak jauh dari Katedral, berada di seberang bagian selatan berdiri istana lain yang juga tidak kalah berkesan bernama Alcazar yang juga adalah salah satu situs warisan dunia UNESCO, istana kerajaan tertua yang masih digunakan di Eropa - dan sudah berdiri lebih dari seribu tahun, dari Isbyllia Islam hingga Kristen abad pertengahan dan Seville Yahudi hingga saat ini.

Istana megah ini sangat bernuansa desain moor yang dikerjakan sangat detail dan menakjubkan, di sisi dinding masih utuh terlihat kaligrafi ayat ayat dalam Alquran, lukisan lukisan sejarah Spain, di dinding lain juga terdapat lukisan besar bunda maria yang melindungi seluruh umat manusia dilukiskan dengan wajah wajah berbagai kalangan dan ras. Di bagian lain dari istana ada kolam, taman cantik estetika moor dengan labirin labirin bunga, dan tanaman tropis beraneka ragam seperti pohon palem kurma, buah limau, orange, pisang.

Istana Alcazar begitu indah, taman taman di dalamnya membuatmu seperti di dalam surga, semua tanaman begitu rapat, dan ada dinding yang di tumbuhi tanaman merambat, gerbang dari tanaman dengan pintu pintu melengkung yang indah. Tidak heran istana Alcazar digunakan sebagai salah satu lokasi film ternama Game of Throne.

Valter mengusap keringat di dahiku dengan penuh perhatian, " Sebaiknya kita perlu beristirahat sejenak, kamu nampak sedikit lelah. " sahutnya menarikku jatuh ke bahu nya. Liana juga tampak kegerahan dan sedikit ngos ngosan sama sepertiku.

" sudah jam makan siang, sebaiknya kita pergi bersantai sejenak." sahut Valter sambil memberikan kode untuk mengikutinya, memilih sebuah tempat yang nyaman untuk makan siang. Aku menggandeng mesra Valter menyusuri jalan kota tua Seville, dari bangunannya yang indah, pemandangan yang mencengangkan dan budayanya yang penuh gairah.

Riuh rendah suara orang yang tertawa bahagia sambil mencicipi tapas, dan wine , aroma kuliner dari dapur dapur rumah makan yang memanjakan lidah, para pemusik jalanan dengan suara merdu dan alunan gitar yang melodis, serta senyum mesra pasangan turis berusia lanjut yang berjalan pelan bergandengan tangan di cobblestone [ jalan setapak bebatuan ] adalah sepenggal potret yang tidak mudah di lupakan. sebuah potret kemesraan dan suasana yang romantis. Seville adalah kota romantis.

Kami makan siang di sebuah kedai tua yang di pugar kembali dengan tetap mempertahankan desain original, menikmati hidangan tradisional sambil menikmati dekorasi bergaya khas Andalusia dengan susunan tembok batu bata polos dan penutup lampu dari besi yang di tempa, di ruang sebelah khusus untuk melayani pemesanan khusus tapas, dengan meja bar besar dari bahan mahogani yang terlihat klasik, tong tong wiski dan botol botol wine berada penuh di rak rak dinding dengan beberapa bartender yang siap melayani berada di belakang meja bar.

Mataku tertumbuk dengan seorang gadis cantik memakai dress body-con bermotif bunga yang menikmati minuman sambil sesekali menatap kagum ke arah Valter, matanya tak lepas memandang Valter yang membuatku tidak fokus akan pembicaraan di meja kami. Aku mengalihkan pandangan ke arah Liana yang sibuk bercerita tentang kota Granada, aku berusaha memusatkan diri ke arah pembicaraan namun sudut mataku masih mengawasi wanita itu.

Wanita itu bergerak ke arah meja kami dengan membawa segelas anggur ditangannya, pakaiannya yang ketat memahat tubuh montoknya yang terukir indah ketika ia berjalan, dia berhenti di meja kami dan menatap Valter dengan pandangan tertarik, Liana berhenti bercerita, refleks kami berempat menengadah memandang sosok wanita itu, ia tersenyum tipis di balik bibirnya yang merona merah, kemudian meninggalkan gelas wine yang bernoda lipstik dan secarik kertas di atas meja tepat di depan Valter. Belum sempat kami mengeluarkan sepatah kata apapun, wanita itu sudah berlalu pergi.

Dengan cepat aku meraih kertas yang ditinggalkan perempuan itu, Valter dengan wajah kebingungan menatap Joseph seolah meminta penjelasan apa yang tengah terjadi, aku membuka kertas putih, disana ada sebuah nama dan nomer telp, cella +954 XXX XXX.

" Dia menyukaimu Valter. Dia memberimu nomer ponsel nya berharap kamu menelp nya balik. " bisik Joseph sambil terkekeh kecil.

Aku memandang Joseph sinis, dan menatap Valter dengan wajah tidak senang, aku cemburu, masih terbayang fisik wanita itu yang sangat menggoda, Valter terkekeh melihat wajahku yang bersemu merah karena terbakar cemburu, Valter mengecup bibirku, mengengam tangan dan mengelus punggung tanganku.

-

Kami sampai di areal bangunan besar yang paling mengesankan di Seville setelah katedral. Bangunan bernama Plaza de Espana membuat kami terpana, Istana berwarna merah berbentuk setengah lingkaran dengan ukuran raksasa, ruang di depannya begitu luas terbuka dengan desain arsitektur unik, tempat ini juga pernah di pakai sebagai syuting adegan di salah satu prekuel film Star Wars.

Aku berputar putar berjalan mengelilingi Istana raksasa, aku seakan tidak perduli dengan matahari yang menyengat memicu keringat yang membuat tubuhku lengket.

Valter menghampiriku dan berdiri berjajar disampingku,

"Istana ini dibangun tahun 1929 sebagai bukti pencapaian murni Spain dalam bidang industri dan Arsitektur. Di kedua ujung Istana memiliki dua menara, bagian utara dan selatan. Ada empat puluh delapan paviliun dengan desain ubin keramik warna warni mewakili dan mengambarkan pemandangan bersejarah masing masing provinsi di Spain." sahut Valter sambil menunjuk satu persatu bagian desain di depan Istana.

Tepat di depan gedung ada kanal sepanjang lima ratus meter mengikuti desain Istana yang dilintasi oleh empat buah jembatan, jembatan indah, dengan pilar pilar kecil dari ubin azalea, keempat jembatan tersebut mewakili empat kerajaan kuno di Spain yaitu Castille, Aragon, Navarre dan Leon.

Kanal kecil yang indah ini menyediakan perahu kecil yang bisa disewa dan didayung melewati keempat jembatan di kanal, terlihat sangat indah menyerupai kota Venesia kecil.

Di depan istana ada air mancur yang tinggi dan besar berdesain moor yang dikenal dengan sebutan Vicente Traver, di sekeliling banyak tersedia kereta kuda [ andong bergaya eropa ] yang bisa ditumpangi bagi para wisatawan, yang ingin mengelilingi istana tanpa harus capek berjalan.

Seville terlalu indah jika hanya di lukiskan dalam kata kata, kota ini berhak menerima lebih sekedar kata indah, dari monumen Moor, bangunan katolik, adu banteng bersejarah, bar, kafe tapas, kuliner yang mengoyang lidah dan lingkungan tua yang mempesona hingga ke pertunjukan flamenco semua begitu memanjakan kami.

🍹🍹🍹

(*) Moor : orang Muslim dari zaman pertengahan yang tinggal di Al-Andalus (Semenanjung Iberian termasuk Spain dan Portugal zaman sekarang) dan juga Maroko dan Afrika barat, yang budayanya disebut Moorish.

Kata ini juga digunakan di Eropa untuk menunjuk orang yang memiliki keturunan Arab atau Afrika. Nama Moor berasal dari suku kuno Maure dan kerajaan Mauritania.