Aku dan Liana tersenyum bangga menatap istana buatan kami di sebuah tepi pantai berpasir. Valter dan Joseph sedang duduk berjemur menikmati hangatnya udara tepi pantai dan pemandangan sekitar.
" Jade." Valter memanggilku, mengarahkan tangan untuk duduk dekatnya.
Aku berjalan mendekati Valter dengan langkah sedikit kikuk, aku tidak terbiasa mengenakan bikini two pieces low waist yang memperlihatkan hampir semua detil tubuhku, aku mengenakannya karena ini adalah pemberian dari Mama Maloree. Lagipula semua bikin one pieces ku sudah berada di koper baju kotor.
" Ada apa ? " ucapku sambil duduk berselonjor. Valter menarik badanku ke bagian kursi yang terlindungi payung.
" Sudahkah kamu menggunakan sun screen ? Matahari laut Mediterania tidak baik untuk kulitmu. " sahut Valter memandang kulit punggungku.
" ops, belum. Maukah kau mengoleskan untukku ? " sambil menyerahkan lotion dan tertawa memelas.
Valter tertawa memperhatikan tingkahku, Valter kemudian berpindah dan mengoleskan sun screen ke seluruh tubuh ku.
" Terima kasih sayang. " sahutku mengambil lotion dari tangan Valter.
-
Kami berada di Gibraltar ' The Edge Of Ancient World.' dikenal dengan nama lain 'The Rock' terletak di pintu masuk Mediterania yang merupakan wilayah England.
Gibraltar berada di ujung selatan Spain, semenanjung Iberian,di seberang selat Afrika di mana Laut Mediterania bertemu dengan samudera Atlantik, berada di celah sempit antara Eropa dan Afrika membuat Gibraltar sangat strategis dan basis militer angkatan laut yang kuat karena perannya sebagai pintu gerbang, Gibraltar dapat mengontrol pergerakan kapal ke dalam dan keluar laut tengah.
Walau berada di Spain tapi kota ini adalah merupakan wilayah England sejak 1704, hasil perebutan dan perang antara Spain, French, Germany dan England.
Aku kembali menyandarkan diri di kursi pantai, memandang batu tebing tinggi besar yang menjulang indah di depan kami, nampak dikejauhan berdiri kastil Moor disebelahnya dan bendera union jack berkibar diatas kastil, batu tebing tinggi itu dikenal dengan sebutan Mons Calpe, konon bangsa Kartago dan Romawi pernah menyembah Herkules di kuil yang di bangun di dalam batu dan Mons Calpe dianggap sebagai salah satu dari pilar Herkules.
Kita bisa menuju puncak batu dengan menggunakan cable car, berkendara atau berjalan kaki. Pemandangan dari puncak batu sangat menawan dan tidak sedikit orang berdatangan untuk menikah di puncak Mons Calpe. Puncak di penuhi oleh monyet kuno berjenis Barbary Macaques, satu satunya jenis monyet langka yang hanya hidup di areal tebing ini berabad abad, dan juga gua bersejarah yang dahulu di pakai sebagai kuil Herkules dan pernah dianggap sebagai salah satu pintu masuk neraka.
-
Batu Gibraltar sangatlah luas dan curam, kami memilih untuk menelusuri nya dengan berjalan di tangga kecil memutar mengelilingi bebatuan tebing menuju puncak, nampak kabut tebal disekeliling dan monyet yang berkeliaran di sekitar kami, di setiap post yang kami lewati menyajikan pemandangan Gibraltar dari berbagai sisi, beberapa post terdapat sudut sudut terowongan yang menceritakan sejarah England dalam perang mempertahankan Gibraltar dari gempuran musuh.
"Pintu masuk Gibraltar sangatlah penting bagi kapal kapal dagang dari Eropa menuju mediterania, India, Asia dan Australia yang melewati terusan Suez, jika tidak ingin melewati gate ini maka kapal akan berputar berkeliling menyusuri benua Afrika selama berbulan bulan dalam cuaca ekstrim dan badai yang berbahaya, yang berarti putaran perdagangan akan menjadi sangat lambat dan lama." Ucap Valter dengan menunjuk sebuah selat yang berada tepat di bawah kami.
Aku melemparkan pandangan ke seluruh kota Gibraltar. Valter benar ini satu satunya jalan untuk kapal dagang memasuki wilayah mediterania.
Ini mengapa banyak negara di Eropa sangat menginginkan Gibraltar dan memicu perang selama berabad abad. Kami tiba di puncak the Rock, yang terdapat sky walk, cuaca sedikit berkabut dengan angin kencang menerpa, pemandangan begitu indah mengintip di balik kabut, untuk kesekian kalinya kami berada di The Edge of Ancient World.
Kami melanjutkan penyusuran ke bagian lain dari the Rock, kami sampai di sebuah teras indah yang tersusun dengan beberapa kursi, suasana begitu sejuk dengan pemandangan dari ketinggian dan awan awan kabut sekeliling. Aku berdiri di sebuah tangga terakhir sebelum teras, tiba tiba Valter berlutut di depanku dengan sebuah cincin di tangannya.
Di bagian teras nampak olehku sebuah altar pernikahan dihiasi oleh bunga bunga putih, seorang celebrant* berpakaian putih rapi berdiri di dekat altar sambil membawa map berwarna hitam, nampak Liana memegang gaun pengantin putih sambil tersenyum lebar, Aku terperangah menatap semua di depanku, rasa bahagia menelusup ke relung hatiku bagian dalam mengantikan rasa terkejut, perasaan itu bagaikan melodi indah yang lembut memasuki relung jiwa.
Aku menutup kedua mataku, sekian detik berlalu, aku masih melihat Valter berlutut di depanku dengan wajah tersenyum dan menanti. Aku mengangkat jari tangan kiriku, Valter memasangkan cincin pertunangan, dan memelukku erat.
Aku merasakan debaran kencang di jantungku, benar benar berdebar sekarang, aku meletakkan tangan Valter di dadaku.
Ini adalah masa tersingkat dalam sejarah pertunangan, karena dalam beberapa menit lagi aku akan segera menikah, segalanya begitu spontan dan sederhana, tanpa banyak persiapan.
Aku di rias secukupnya dan memakai gaun yang sudah disiapkan Liana, pikiranku melayang kemana mana, bagaimana Valter mempersiapkan semua tanpa sepengetahuanku ? Valter adalah seorang figur sempurna untuk menjadi suami yang yang paling penting aku mencintainya sepenuh hatiku.
Aku menatap wajahku di dalam sebuah cermin, nampak olehku seorang wanita cantik dengan gaun pengantin putih body con simple dan sebuah tiara indah di atas kepalanya. simple and perfect !
Diiringi musik yang mengalun aku berjalan pelan menuju altar dan menatap wajah Valter yang semakin lama semakin jelas, tidak ada seorang ayah yang berjalan disampingku mengikutiku, tidak ada tatapan wajah haru seorang ibu, tidak ada untaian doa yang terucap dari bibir orang yang menghadirkan aku ke dalam bumi, hanya semesta lah harapan ku satu satunya yang mengalunkan restu doa untuk pernikahanku.
Aku berjalan sangat pelan, ada rasa sesak bercampur bahagia terkumpul menjadi satu kesatuan memenuhi rongga dadaku, setiap langkah adalah ucapan syukur akan hari ini.
" Lihat aku mama, aku menemukan seseorang yang akan memikul tongkat estafet tugas malaikatmu. Pria yang berdiri menunggu ku di altar dengan wajah tenang dan senyum penuh cinta menghiasi bibirnya. " ucapku dalam hati.
Upacara berlangsung syahdu dan sederhana, aku tidak dapat menahan rasa haru bahagia, air mata bahagia mengalir deras di pipiku, Valter menghapus airmataku dan menciumku dengan lembut.
Semuanya sudah berubah, aku sekarang resmi menyandang status seorang istri, namaku berubah menjadi Jade Von Preben, memakai nama keluarga Valter.
Kami tidak menggunakan perjanjian pra nikah atau apapun itu karena kami yakin kami tidak akan terpisahkan untuk selama lamanya.
-
" Sayang, apakah kamu ingin melakukan pesta pernikahan meriah di Germany ? Kita bisa mengadakannya sesampainya dari pulang berlibur." ucap Valter yang rebah di sampingku di sebuah sofa di kamar hotel tempat kami menginap di Gibraltar.
" aku tidak begitu membutuhkan pesta meriah Valter, aku tidak memiliki teman atau relasi di Germany kecuali Mia, pernikahan indah ini sudah luar biasa untukku. Tapi jika itu untuk kebanggaan keluarga, aku tidak keberatan merayakannya. " sahutku sambil mengusap punggung tangan Valter, menatap wajah Valter meyakinkannya.
" Baiklah sayang, aku akan menanyakannya apa itu penting buat mama."
" Apakah kau sudah memberitahukan mereka bahwa kita sudah menikah ? " tanyaku.
" Hal seperti itu sebaiknya kuceritakan langsung Jade, tidak usah khawatir, mereka akan memaklumi kenapa kita melakukannya tanpa mereka. " Sahut Valter berbisik pelan dan mengecup leherku perlahan, Bulu tengkukku meremang ketika hembusan dan kecupan nafas Valter membelai leherku.
Aku kemudian membalas dengan menyentuh bibir Valter dengan bibirku. Valter terus menghujaniku dengan kecupan demi kecupan, semuanya terasa seperti melayang indah, Valter melucuti satu persatu pakaian yang melekat di tubuhku, hingga tidak tersisa sehelaipun. Valter mengendongku memindahkan ku ke atas ranjang di dalam kamar.
Jari jemari Valter beraktivitas dengan lincah menyusuri setiap lekuk tubuhku, aku melumat bibir Valter dengan aktif, membuat Valter semakin semangat melanjutkan ke tahap berikutnya hingga klimaks. Aku terlentang tak berdaya dengan rasa bahagia dan kepuasan yang tak ternilai. ini untuk kedua kali kami melakukan hubungan intim, dan ini kali pertama setelah kami resmi sebagai sepasang suami istri.
🌼🌼🌼
(*) Celebrant adalah Orang yang ditunjuk secara hukum dan agama untuk menikahkan pasangan di area publik.