Chereads / Aku dan 1000 kota / Chapter 20 - Helsinki, Finland ( 3 )

Chapter 20 - Helsinki, Finland ( 3 )

Aku memandang tanpa sekalipun mengedipkan mata memandang Helsinki dari ferry yang membawa kami pulang dari berkelana di Suomenlinna. Helsinki tampak mengagumkan ketika senja tiba dan lampu lampu kota mulai dinyalakan. Bangunan di Kauppatori ( Market Square) terlihat berwarna kuning keemasan dengan siraman lampu, tepat dibelakang gedung nampak berdiri gagah Helsinki Katedral . Bangunan bergaya neo klasik itu adalah lambang seluruh kota Helsinki, nampak menyilaukan dengan pijar lampu neon, di hiasi kubah hijau yang tinggi besar, dan empat kubah kecil di setiap sudutnya.

" Berapa lama kita akan menetap di Helsinki ? " Tanyaku sambil mempercepat langkah , mengimbangi langkah kaki Valter yang lebar.

" Aku harus tetap berada disini dalam minggu ini, aku sangat ingin mengajakmu mengunjungi Espo dan Rovaniemi, tapi aku harus membereskan beberapa pekerjaanku terlebih dahulu. " terang Valter " Apa kamu memiliki agenda lain ? atau mulai bosan berada disini. "

" Bukan begitu, aku pikir jika kita berada sedikit lama, aku akan ikut sanggar atau kursus untuk kreatifitasku. "

" Ide bagus Jade, Eropa menawarkan banyak hal kepadamu, sejarah panjangnya begitu kaya akan apresiasi bermusik, melukis, teater, kuliner dan banyak lagi."

" Kamu punya ide? " tanya ku kemudian.

" Kamu bisa ikut kelas membuat tembikar, melukis , menari dan membuat puisi atau ikut serta " croquis nights " sambung Valter.

" Apa itu ? " tanyaku tak mengerti.

" Croquis nights adalah club kelas malam dimana kamu mengasah kemampuan seni mu, seperti belajar membuat sketsa pria / wanita telanjang, diperlukan sebagai awal dasar pembuatan sebuah desain fashion." terang Valter.

" Mengapa harus telanjang ? itu porno. " jawabku terkekeh.

" Jade, kamu harus mulai mengerti, kamu berada di Eropa bukan di Asia, bagi Eropa, tubuh manusia adalah hasil karya seni, 'nudity' bagi orang Eropa bukanlah sesuatu yang menjijikkan, tergantung dari segi mana kamu melihatnya."

" Itulah sebabnya kebanyakan patung, mozaic dan karya seni kebanyakan ditampilkan telanjang, bukan untuk bahan eksploitasi pornografi, atau vulgar tetapi begitulah adanya figur seorang manusia tercipta, maha karya sang pencipta dalam wujud sebenar benarnya. " jelasnya panjang lebar, sebelum kami memasuki pintu apartemen.

" Hai, Valter. Aku telah hampir sejam menunggumu di lobi. " Alla bangkit berdiri dari kursi lobi apartemen.

Wanita penggoda ini datang lagi, membuat mood ku seketika berubah.

" Aku sedang sibuk bersama tunanganku Alla " Alla tampak terkejut dengan ucapan Valter.

" Aku sangat tidak terima kamu mengencani wanita ini. " Alla menatapku dengan tajam melihatku dari ujung kaki hingga kepala.

" Kamu tidak punya hak mengatur urusan kami. " jawab Valter dengan nada keras , Valter meraih tanganku dan menarikku mengikutinya, aku berjalan masuk ke dalam lift

" Jadi, sekarang aku punya satu koleksi pembenci di kota ini setelah kabur dari penguntit di Russia. " ucapku sambil menghembuskan nafas panjang.

" Tidak usah dipikirkan Jade, dia adalah wanita gila yang terobsesi denganku " sambung Valter.

" Atas dasar apa ? " selidikku.

" Mungkin, uang. Aku tak tau pasti, yang pasti aku tidak peduli. " sahut Valter lagi.

" Apakah kamu kaya ? " tanyaku lagi.

" Well, mungkin tidak bertaburan harta. Namun aku adalah tiket untuknya hidup layak di Germany atau di France. Kebanyakan wanita Russia berbuat demikian, mereka melihat Pria Eropa adalah sebuah tiket kebebasan. " Valter berjalan di mini bar menuangkan bir dan menghampiriku yang duduk sudut di meja makan.

" Menarik sekali Valter, itu sebuah perilaku sosial yang tidak kuketahui. "

" Tapi mengapa melakukanya ? bukankah Russia cukup nyaman ditinggali " tanya ku panjang lebar.

" Tidak seperti kelihatanya, Jade. Hingga kini aturan di dalam negara Russia begitu ketat, bagi orang Russia yang kaya raya itu tidak akan menjadi masalah, namun bagaimana dengan mereka yang hidup dalam kemiskinan ? mereka akan berlomba memanjat status sosial agar dapat meraih kebebasan di luar sana. "

" Dan mereka punya cukup modal untuk itu, kebanyakan mereka berparas cantik yang membuat daya tarik kuat untuk pria bermodal." terangnya lagi.

Aku terkekeh kekeh mendengarnya. " Bagaimana denganku, tidak takutkah kamu jika aku menjadikanmu tiket ?" jawabku menggoda.

Valter mendekatiku dan memelukku erat, " Aku menyukaimu Jade, sejak pertama melihatmu " bisiknya.

Aku melepaskan pelukan Valter dan menatap kedua bola matanya.

" Lalu, mengapa kau tidak pernah menciumku." tanyaku

" Aku hanya akan menciummu ketika kau siap " sambil mendekatkan wajah dan bibirnya, Aku merasakan lembutnya ciuman Valter.

Ciuman pertama yang indah, aku merasakan perasaan hangat disitu. Aku memeluknya erat. " terima kasih untuk segalanya, Valter." bisikku.

-

Damn... aku bangun telat lagi. tidak sempat mengucapkan selamat jalan ketika Valter pergi kerja, hari ini aku berencana membereskan pekerjaan kantorku, bergabung di salah satu klub seni, dan sedikit berjalan jalan mengelilingi kota.

pesan whatsapp

[ Maafkan aku, tidak terbangun ketika engkau berangkat kerja, aku terlalu sibuk bermimpi indah setelah mendapatkan ciuman mautmu. ]

pesan terkirim

Valter

[ Tidak ada yang perlu dimaafkan. Pesanmu membuatku ingin segera pulang ke apartemen. btw, semoga kelas mu hari ini berjalan menyenangkan. have Fun ]

-

Bunyi pintu mengagetkanku, aku bergegas kearah pintu depan menemui Valter, seharian ini aku tidak melihat raut wajahnya, ada rindu disana.

" hai Jade ." sapa Valter berjalan ke arahku , mencium pipiku, dan berjalan menuju kamar.

" hai Valter " mengikuti Valter menuju kamar.

" Bagaimana kabarmu seharian ini ? " tanya Valter sambil melepaskan jaket.

" Aku mengikuti kelas tembikar, dan sangat sangatt menyenangkan " ucapku penuh semangat

" Aku turut senang mendengarnya, apa yang kau buat dari tanah liat ." sahut Valter dari arah kamar mandi sambi terus ngobrol.

" Aku membuat vas bunga dan asbak hari ini." sahutku riang " tanah liatnya begitu lembut, sangat mengasyikan. "

" Itu bagus buat kreatifitasmu. " Valter keluar kamar mandi dalam keadaan telanjang dan dengan santai berganti pakaian di depanku.

" Valter apa yang kamu lakukan " sahutku dengan ekspresi marah, sambil melemparnya dengan bantal dan berlalu pergi ke ruang tengah.

" Maafkan aku, Jade . " Valter berjalan menyusulku ke ruang tengah dan duduk di sampingku. raut wajahnya berubah serius.

" Aku senang kau bisa menikmati kelas mu hari ini, dan mungkin saja kamu sudah menemukan teman disana. tapi... aku tidak tau ini kabar baik atau tidak...Pekerjaanku mengharuskan aku balik ke Germany lusa pagi, kuharap kamu ikut serta denganku pulang ke rumah . Aku tidak ingin meninggalkanmu sendirian disini. " nampak raut wajah bersalah Valter.

" Aku tahu kamu mulai betah di kota ini, dan juga kita belum sempat berkunjung ke beberapa tempat disini. " tambahnya lagi.

" Tidak masalah untukku Valter , aku akan senang mengikuti kemana engkau pergi. lagipula aku akan bertemu Yura dan Mia disana. " ucapku lagi.

" Besok hari terakhirku disini, aku akan memaksimalkan seluruh waktuku mengenal kota ini. ada beberapa tempat yang belum kukunjungi. " tambahku lagi.

" Aku ingin sekali menemanimu, tapi... aku harus bekerja. "

" Tidak masalah buatku Valter " sahutku sembari tersenyum.

💕💕💕