Selepas kelas tembikar berakhir, aku bergegas menuju taman Sibellius, tempat dimana aku dan Valter berjanji bertemu. Ini adalah hari terakhir kami di Helsinki sebelum ke Germany, kami berencana untuk kencan menikmati hari di Helsinki.
Helsinki masih sedikit gerimis di akhir bulan maret, walau sudah memasuki musim semi tapi cuaca belum banyak berubah. Tanah masih lembab dan basah, salju tipis masih menutupi sebagian tempat di taman.
Aku melihat Valter duduk di perapian di depan sebuah Kafe yang berada di luar taman, kafe sederhana bilik kayu berwarna merah dengan papan nama Recatta, sangat unik dan bernuansa Finland berada di tepi danau di dekat jembatan sebelum memasuki taman Sibellius.
Kusempatkan untuk mencicipi hidangan khas Finland bernama Lohileivat yang ada di menu di kafe itu, Lohileivat adalah roti yang diatasnya daun selada pedas, krim kentang, salmon dan daun adas ( fennel ).
Di bagian dalam taman Sibellius ada sebuah Monumen yang cukup populer karena bentuknya yang tidak biasa, cukup unik bentuknya,
Monumen Sibelius adalah sebuah monumen yang didedikasikan untuk Jean Sibelius, komponis besar asal Finland." sahut Valter.
Aku menganguk nganguk menatapmonumen yang cukup unik itu,
Terdiri dari 600 pipa panjang pendek dengan berat lebih dari 24 metrikton baja berlubang yang disatukan / dilas dalam pola seperti gelombang yang tertata vertikal. Seolah menggerakkan jiwa musikalitas kita, pipa pipa itu seolah bergerak turun naik seperti hal nya musik.
"Selain karena musik, Jean Sibelius terkenal sebagai perokok hebat, menurut riwayat beliau mengubah berbagai komposisi musik sambil tidak berhenti merokok, hal ini yang menginspirasi sang desainer monumen Eila Hiltunen, mencitrakan jajaran batang rokok dalam bentuk monumen." sambung Valter lagi.
Disamping monumen ada patung kepala dari Jean Sibelius, diatas batu yang sedang menatap tajam lengkap dengan kumis khasnya.
Aku betah berada di Finland, sekalipun aku tidak bisa berbicara bahasa Finland, namun sebagian besar penduduknya Finland mampu berbahasa Inggris, mungkin karena faktor pendidikan Finland mendapat peringkat no.1 di dunia, Masyarakat Finland sangat baik dan ramah, sangat menghargai privacy, lingkungan sosial yang aman, udara yang bersih, alam yang luas dan mudah diakses, transportasi yang memadai dan tidak padat. Bahagia di Finland tidaklah ribet.
-
" Kamu begitu haus akan petualangan dan sejarah " ucap Valter, sambil meneguk olut ( bir khas Finland )
" Iya, aku sangat menghargai sejarah " sahutku memperhatikan Valter, pikiranku sibuk mengamati entah sudah berapa banyak botol bir yang ia habiskan hari ini.
Aku melemparkan pandangan ke luar jendela, sambil menunggu makan malam kami dihidangkan, Aku memberikan nilai 80 untuk lokasi makan malam kami kali ini, tempatnya strategis, dengan pemandangan menghadap ke Senate Square dan katedral Helsinki.
" Apakah kita akan kembali ke kota ini ? " tanya ku, dengan posisi tetap mata tertegun pada katedral Helsinki, gereja Lutheran ini sangat iconic di Finland.
" Aku belum bisa memastikannya, Jade. aku berharap kita akan kembali. " tambah Valter ikut melihat suasana di luar melalui jendela.
" Di penghujung tahun biasanya tempat ini sangat ramai, ada Crystal Market Helsinki , ada banyak gerai bilik kayu yang menjual berbagai makanan, dekorasi , kue dan atraksi ,semua penduduk dan wisatawan akan datang, menikmati lampu, pohon natal, musik, karaoke natal, dekorasi , ditambah salju yang turun menambah syahdu suasana di pasar ini. tambah Valter .
" Aku bisa membayangkan betapa serunya. " ucapku riang.
Makan malam di Savota layak diberi nilai 90 , kami menikmati sup salmon yang ditata apik di mangkuk kayu, daging rusa yang di panggang, juga daging beruang yang super lezat, mencerminkan filosofi kuliner lokal Finland.
Dekorasi interior nya sangat kental dengan nuansa traditional Finland, mengunakan kursi kayu sederhana yang diberi bantalan duduk di setiap kursi , peralatan makanan semuanya berbahan kayu, ada lilin berwarna warni membuat suasana ruangan temaram dan romantis dan owww... ada lap dapur motif kotak yang di gunakan sebagai serbet makan.
Aku memilih Leipajuusto sebagai makanan penutup, dessert ini adalah salah satu makanan khas Finland berupa pie yang terbuat susu sapi segar dan roti keju yang disiram dengan cloudberry. Perpaduan Leipajuusto dengan cloudberry akan memberikan rasa yang unik yang tak terduga. Kombinasi akan rasa manis dan asam menari nari di lidah. Konon dessert ini adalah salah satu yang terbaik dan berharga pada jaman dahulu, banyak buruh ladang yang rela digaji dengan Leipajuusto selama bekerja di musim panen. hmmm...
" Aku senang melihatmu nampak hidup disini. berbeda ketika aku menemukanmu di Russia." ucap Valter, wajahnya nampak tenang memperhatikanku.
" yah, cuaca extrim Teriberka membuat badanku sedikit kaget, belum lagi teror penguntit memicu kecemasanku." sahutku lagi
" Aku mengerti. Apa kau pernah ke Germany sebelumnya ? " tanya Valter
" Belum pernah, sebelumnya aku pernah ke Italy semasa aku kecil, dan ketika dewasa ini kali pertama aku datang ke Eropa, aku pernah ke Amerika, China, Jepang dan kota lain di Asia. Aku tidak punya kesempatan untuk mengunjungi Eropa sebelumnya. Mendiang ayahku begitu sibuk, dan aku tidak punya sahabat. " ucap aku dengan muram. menatap Leipajuusto yang tersisa menanti untuk dihabiskan.
" Aku dengan senang hati akan mengajakmu berkeliling. Sebagai seorang jurnalis aku mengetahui dengan benar hampir seluruh daratan Eropa. " seperti mengerti akan lukaku ketika harus berbicara tentang masa lalu.
Aku menonggak memandang ujung patung Alexander II yang berdiri di tengah Senate Square, pandanganku menelusuri patung hingga bagian bawah, ada seseorang menatap tajam ke arahku, ia berdiri di bagian bawah patung, wajahnya tampak samar terlihat, badanya menutupi cahaya yang datang dari arah belakang. Aku tertegun sejenak, dan menyadari bahwa lelaki itu masih lelaki yang sama yang menguntitku selama di Russia,aku menggapai erat tangan Valter dan mencengkeram erat tanpa membuat banyak gerakan.
" Vaaaa...lteeerr...orang itu ada lagi, dia disana , tepat di bawah patung alexander, aku mengenal topi dan coat yang ia pakai. itu orang yang sama." Valter menengok ke arah luar dan bergegas berdiri, meninggalkan kartu kredit dan berlari menuruni tangga restaurant dan keluar menuju Senate Square.
Aku bergegas menyusul Valter dari belakang, aku sedikit cemas dan sekaligus takut, pria itu benar benar menghantuiku, Valter membalikkan badan ..
" Dia kabur " ucapnya dengan napas tidak teratur. " Aku bisa mengakui sekarang jika dia mengikutimu " bergerak mendekatiku dan memelukku.
Aku berdiri membeku, pikiranku sibuk menenangkan ketakutanku.
" Ayolah kita pulang, hari sudah malam, aku disini, jangan terlalu cemas ." Valter berusaha menenangkanku.
Entah apa yang diinginkan penguntit itu dariku, yang jelas ini semua tidak ada kaitanya dengan Valter, aku bertemu penguntit itu jauh sebelum bertemu Valter. Aku tidak pernah bertemu atau berkomunikasi dengan siapapun sebelumnya, pertemuan itu terjadi dimalam pertama ketika aku berada di St. Petersburg. Dia bisa saja langsung membunuhku jika menginginkan sesuatu dariku. yah, dia hanya mengikutiku, tanpa bermaksud berbuat jahat. Dari cara dia bekerja, dan mencuri gambarku, dia seperti seorang mata mata yang mengirimkan info tentang aku kepada seseorang. tapi siapa ?
🐱👤🐱👤🐱👤