Chereads / Cyber Firmament / Chapter 6 - Episode 5: Pengikut

Chapter 6 - Episode 5: Pengikut

Hari Senin. Hari pertama Aciel belajar di akademi cakrawala maya. Disana dia belajar untuk menjadi atlet professional yang disebut, 'player' atau yang disebut 'pemain'. Seharian hanya ada pelajaran biasa. Pemilihan pengurus kelas yang akhirnya Natsha menjadi ketuanya dan Meilinda menjadi wakilnya. Dengan Helena sebagai sekertaris dan Veronika sebagai bendahara. Lalu ada pembagian jadwal piket dan sayangnya sepulang sekolah nanti, Aciel lah yang harus piket, bersama dengan Michael, Meilinda, dan Dani Syahendra.

"Bosan sekali... Uuuuu..." Keluh Aciel. "Aku lapar... Aku ngantuk." Lalu Aciel tertidur sewaktu pelajaran fisika berlangsung. Dia tidur dengan nyenyak dan nyaman di atas bangkunya. Dia merasa aman, damai, dan tentram seperti dia pertama kali baru lahir. Cahaya matahari yang hangat merambar di badannya. Membuat tidurnya semakin lelap.

"Nathan... Apa kamu ngga bosan bermain sama aku?"

"Engga... Karena kamu sahabatku."

"Nathan, makasih untuk semuanya. Kamu sungguh sahabatku. Bagaimana aku bisa membalasmu?"

"Hmmm... Jadi sahabat selamanya aja gimana? Jangan sampai kita lupa satu sama lain. OK?"

"Hm. Iya! Akan aku ingat selalu, Nathan!"

Lalu tiba-tiba mejanya digebrak oleh gurunya. "ACIEL, BANGUN!"

"AAAAAAAA-NATHAN!!!" Lalu terdengar satu kelas mentertawainya.

"Jika sebutir debu massanya 2 miligram dapat mengapung di udara karena adanya medan lisrtrik yang menahan debu tersebut. Bila muatan debu tersebut 1 µC dan percepatan gravitasi bumi g = 10 meter per sekon, maka besarnya kuat medan listrik yang dapat menahan debut tersebut adalah?"

Otak Aciel seperti mesin yang baru saja bangun dan belum sempat pemanasan, tapi harus berkerja sangat keras secara tiba-tiba. Ekspresi wajahnya kosong, matanya kosong, mulutnya terbuka sambil berpikir keras apa jawabannya. "Hmmm... 10" Jawab Aciel datar.

"Apa itu benar anak-anak?"

Lalu semua murid menjawab "Salah Bu!"

Dan lebih parah lagi, Aciel bertanya "Ibu siapa ya?"

Dan itulah cerita pendek bagaimana sekarang Aciel berdiri di lorong. Sendirian. Sampai pelajaran selesai. Dan akhirnya karena dua jam pelajaran dia disuruh berdiri di lorong, dia tertidur sambil berdiri.

Lalu saat guru itu keluar, mendapati Aciel tertidur sambil berdiri, dia membangunkannya. "BANGUN!" Teriaknya.

"SHINJOU-SASAGEYO!"

"Kalau kamu ulangi lagi apa yang kamu sudah lakukan, ibu akan laporkan kamu ke BK."

"Iya Bu." Jawab Aciel pelan.

"Sekarang, kamu masuk ke kelas."

"Iya Bu." Jawab Aciel pelan. Lalu dia masuk ke kelas dengan kepala menunduk. Saat dia masuk ke kelas, dia disambut dengan tawa dari teman-temannya. Dan karena itu dia merasa terintimidasi dan terbully. Walau dia terus menatap ke lantai seakan tidak peduli dengan semua itu, hati sebenarnya terasa seperti disayat oleh pisau.

Natasha berteriak, "Diam! Aciel mungkin ada masalah, jangan tertawakan dia!" Seketika kelas menjadi hening kembali.

Aciel lalu duduk di bangkunya dan melanjutkan tidurnya. "Aku memang ngga bisa fisika, matematika, kimia, dan biologi. Kenapa aku harus belajar itu disini. Mungkin karena aku masuk akademi ini, hanya ada pelajaran fisika saja sekarang. Tapi tetap saja aku tidak peduli." Gumamnya pada dirinya sendiri.

"Aciel, kamu tidak apa-apa? Kamu kenapa hari ini?" Tanya Natasha. "B-bukan berarti aku peduli padamu, tetapi sebagai ketua kelas aku harus peduli dengan semua pasukanku."

Meilinda yang khawatir menaruh permen kopi di atas bangkunya Aciel. "Ini, kalau kamu ngantuk." Ekspresi mereka berdua menjadi khawatir. "Kamu ngga apa-apa, Aciel?"

"Aku rasa..." Jawab Aciel pelan. "Aku selalu ngantuk di pagi hari. Mungkin aku... Sudalah."

Dari kejauhan Michael dan Daniel mengamati. Mereka tahu ada yang salah dengan Aciel. Mereka ingin mencari tahu kenapa, tetapi mereka memilih untuk pura-pura tidak tahu, walau mereka sebenarnya penasaran.

Beberapa jam kemudian...

Sampailah pada jam pelajaran terakhir. Mata pelajaran mengenai Cyber Firmament yang dilakukan di dalam bangunan khusus. Hari ini rencananya akan dilakukan uji kemampuan tubuh. Mereka akan melewati beberapa rintangan seperti lompat tinggi, lompat kiri-kanan, lari zig-zag, push-up, sit-up, hingga angkat beban. Lalu setelah itu mereka masuk ke dalam Cyber Firmament untuk sparring.

Pelajaran di mulai. Mereka semua menyelesaikan semua uji kemampuan tubuh dengan nilai yang sangat baik. Sejauh ini, Aciel masih bisa mengikuti kemampuan teman-temannya. Dia bisa menyelesaikan semua rintangan dengan nilai yang memuaskan. Walau pada akhirnya Aciel kelelahan.

"Aku capek. Aku ingin istirahat sebentar." Lalu Aciel terduduk di atas lantai. "Ah capeknya. Aku benar-benar ingin ini segera selesai."

"Aciel, kamu tidak apa-apa?" Tanya Meilinda. "Kamu sakit?"

"Engga, uma kelelahan." Jawab Aciel. "Aku biasanya menghabiskan waktu di dalam rumah, jadi ini sebenarnya sedikit berat bagiku."

"Setidaknya kamu dapat nilai memuaskan, Aciel."

"Yah begitulah."

Lalu Natasha datang. "Hey kalian berdua, dilarang bermesraan disini!"

Pipi Meilinda memerah, "Apakah aku dan dia terlihat begitu romantis?"

Lalu Aciel dengan nada datar berkata, "Tidak, aku cuma istirahat dan kami tidak bermesraan."

"Oh syukurlah." Ucap Natasha pelan.

"Apa itu tadi?" Tanya Aciel.

"Tidak! Lupakan!" Ucap Natasha dengan wajah memerah.

Lalu sang pelatih memanggil. "Semuanya, buat dua barisan!"

Semuanya lansgsung saja berbaris membuat dua barisan. Aciel langsung saja berdiri dan segera berbaris bersama Meilinda dan Natasha. "Apa yang akan kita lakukan habis ini?" Tanya Aciel.

"Entah." Jawab Melinda pelan

"Namaku adalah Sena. Pelatih kalian di Cyber Firmamment." Ucapnya memperkenalkan dirinya. "Hari ini kalian akan bertarung satu lawan satu dengan orang yang ada di samping kalian." Lanjut sang pelatih. "Yang menang akan mendapatkan tiga point. Seri akan mendapatkan satu poin masing-masing. Kalah tidak akan mendapatkan apa-apa. Peringkat kalian akan ditentukan berdasarkan poin yang telah kalian dapatkan."

Natasha lalu menoleh ke kiri, mendapati bahwa lawannya adalah Daniel.

"P." Ucap Daniel.

"P apaan anjir."

"Ayo kita taruhan, siapa yang-"

"Gak, aku tidak sudi taruhan dengan kamu."

"Kau takut?"

"Aku tidak akan dapat apa-apa dari makhluk tidak berguna sepertimu."

"Cih, aku akan membunuhmu."

"CiH, aKu AkAn mEmBunUHmU."

"Aku akan membuatmu menarik perkataanmu!"

"Iki ikin mimbiitmi minirik pirkitiinmu."

"Cih..."

Sementara itu, Meilinda berpasangan dengan seorang anak bernama Kriss.

"Aku mohon bantuannya." Ucap Kriss dengan sangat sopan.

"Ah, iya aku juga."

Lalu mereka berdua berjabat tangan, menunjukkan sikap kooperasi dan sportif mereka dalam uji pertarungan pertama ini.

Lalu ada Aciel yang berpasangan dengan Michael.

"Shit, kata kakak, dia suka membunuh untuk bersenang-senang," Ucap Aciel dalam hati. "Aku harus gimana ini..." Lanjutnya.

"Aciel, aku ingin taruhan denganmu."

"I-iya apa itu?"

"Jika aku menang dalam pertarungan ini, kau harus memberikan beasiswamu kepadaku."

"Ha? Kau bercandakan?"

"Tetapi kalau kau menang, aku janji akan melayanimu sebagai bawahanmu sampai kau lulus."

"Maksudnya?"

"Aku bersedia menjadi pelayanmu. Walau ini adalah uji bertanding yang pertama, aku ingin kau menganggap serius pertarungan ini."

Aciel berpikir sejenak. Jika dia kalah dia akan kehilangan masa depannya. Tetapi jika dia berhasil, dia tidak akan dinully lagi oleh Michael. Suatu hal yang sangat beresiko., tetapi kesempatan ini tidak datang kedua kalinya. Akhirnya setelah diam cukup lama, Aciel menjawab "Setuju." Lalu mereka berdua berjabat tangan.

Uji tanding dilakukan oleh pasangan pertama nampaknya cukup sengit. Aciel melihat pelangi dimana-mana dan pengguna senjata yang tembus pandang. Pertarungan antara Alena sang pengguna Rainbow dan Veronika yang bisa mengeraskan udara, sangatlah sengit. Pada akhirnya pertarungan berakhir seri. Pertarungan terjadi sangat sengit, dimana Daniel melawan Natasha. Pertarungan yang luar biasa brutal antara mereka berdua berakhir dengan Natasha menang. Lalu pertarungan antara Meilinda dengan Kris juga sangatlah sengit. Pertama kali Aciel melihat special ability dari Meilinda yaitu Life steal. Kriss dengan kemampuannya yang juga dapat mencuri darah musuhnya, yaitu Vampire, membuat pertarungan mereka berdua sangat lama. Mereka berdua saling mencuri darah. Meilinda dengan setiap serangannya yang menyerap darah musuh dan Kriss dengan kemammpuannya menghindari dengan menjadi kelelawar dan gigitannya yang menyerap darah membuat pertarungan ini sangat lama. Karena pertarungan itu, 1 jam habis dipakai pertarungan itu.Pertarungan selanjutnya adalah Aqilla yang bisa mengendalikan langit dan Mawar yang mempunyai kekuatan burung gagak dimenangkan dengan cepat oleh Aqilla. Langit seperti mengamuk kepada Mawar. Hujan es hingga badai petir membuat Mawar hanya bisa kabur dengan wujudnya menjadi burung gagak.

Hingga sampailah pada pertarungan antara Michael dengan Aciel. Mereka berdua berdiri bersebrangan di dalam arena. Saling menatap antara satu sama lain dengan serius.

"Tiga, dua, satu, MULAI!" Teriak sang pelatih.

Michael langsung saja tersenyum. Dia hanya mengulurkan tangannya ke udara dan berteriak "Nightmare!" Dan langsung saja, monster buruk rupa, hantu, hingga makhluk dunia dongeng yang semuanya terbuat dari sesuatu berwarna hitam dan memancarkan aura ungu langsung saja keluar dihadapannya. Mereka semua berlari ke arah Aciel. Aciel tidak tinggal diam, dia mengambil kedua machine gunnya dan menghujani mereka semua dengan peluru. Macan, naga, cyclops, hingga kuntilanak dibantai semua oleh Aciel.

"Summoner ya. Saat aku mendekatinya, dia akan kabur dengan jalur lintasan memutari arena ini. Maka ini yang akan kulakukan." Aciel menaruh perisai raksasa di depannya untuk menutupi dirinya dari serangan-serangan musuhnya.

"Kau tidak akan bisa sembunyi dariku, ACIEL!" Teriak Michael.

Lalu saat dirinya sudah tidak kelihatan oleh mata musuhnya, dia menaruh sepuluh buah ranjau dan lalu menutupinya dengan tanah. "Sekarang, aku hanya harus membuat dia berada di atas ranjauku." Aciel lalu membawa kedua machinegunnya dan berlari ke arah Michael. Dia menyerang Michael dengan menyerbunya dari sebelah kiri Michael. Sambil membantai monster-monster itu, dia terlus berlari kepada Michael.

"Oh, mau mendekatiku?" Dengan santainya dia melompat ke belakang menjauhi Aciel. "Coba saja kalau bisa." Dia lalu mengeluarkan monster yang sangat besar. "Pernahkah kau membunuh paus yang bisa terbang? Ini kesempatanmu lho!" Dia lalu memunculkan seekor pasuk dengan sayap raksasa. Seekor paus terbang dengan sayap berwarna hitam yang membentang. Paus itu lalu menyemburkan air berwarna hitam yang jelas melelehkan setiap yang dia terjang.

Aciel dengan sigap memasang baju armornya dan menerjang serangan itu. Baju armornya berlahan meleleh, tetapi masih lama untuk sepenuhnya rusak. Aciel mengambil sepasang gatling gun dan menggempur Michael dengan itu.

"Sialan, kau membuatku muak!" Ucap Michael. Dia langsung saja mengarahkan paus itu untuk terbang dengan kecepatan tinggi dan menghantam Aciel. "Kamikaze paus terbang haha!" Lalu ada ledakan yang sangat besar. Api ungu terbakar dimana-mana. "Hehehe... Berakhir sudah..." Kata Michael. Lalu saat dia melihat ke atas, waktu masih berjalan dan indikator darah Aciel masih ada. "Huh? Ada bug memangnya?"

Lalu dari dalam asap hitam dan api ungu, Aciel berlari sambil menembakkan Gatling gunnya. Bersamaan dengan itu dia berteriak, "KO-KO-DA-YO" (Yang artinya: Here I am!) Dia berlari sangat cepat mengejar Michael.

"Apa yang!?" Langsung saja Michael memunculkan seekor kuda dari cairan ungu mimpi buruknya "Apa-apaan anak ini, sudah wibu, hidup lagi. Kalau aku dekat-dekat dia, bisa-bisa aku ketularan bau bawangnya."

Lalu setelah menghindari peluru-peluru Aciel, dia turun dari kudanya dan memunculkan serangan-serangan dari cairan ungu mimpi buruknya. Munculah serigala-serigala dan seekor serigala raksasa. Semuanya mempunyai mata merah dan taring bergidik. Mereka semua lari menerjang Aciel.

Tapi Aciel berhenti. Dia tersenyum menyeringai Michael. Michael mendapatkan perasaan buruk "Kenapa dia tersenyum? Dia meremehkanku, padahal dia tidak punya kekuatan. Baiklah jika itu yang kau minta." Lalu Michael memunculkan dua paus raksasa dengan empat sayap hitam raksasa membentang di seluruh arena pertempuran. "Majulah, Gladius!" Lalu Paus itu dengan kecepatan yang tinggi seperti pesawat tempur mengarah ke Aciel.

Lalu Aciel mengambil sebuah remote peledak dari kantungnya dan mengangkatnya ke atas. Michael melihatnya dan baru saja tersadar. "Jangan-jangan!" Lalu saat dia menoleh ke bawah, semua sudah terlambat. Aciel menekan tombol itu dan ledakan yang sangat keras terjadi. Michael langsung kalah telak. Dan bayangan-bayangan mimpi buruknya hancur sebelum menyentuh Aciel dan berubah menjadi hembusan angin yang sangat keras menerpa Aciel.

"Aku menang. YES AKU MENANG! RENCANAKU BERHASIL WOHOOOOO!" Lalu Aciel berteriak kegirangan dan berlari mengelilingi arena. "MAAA AKU MENANG!" Dan seluruh teman-temannya tidak percaya, Michael yang sekuat itu kalah dengan Aciel hanya dengan mengandalkan gadget dan tidak menggunakan kemampuannya. Natasha dan Meilinda tersenyum senang dan memberi Aciel tepuk tangan. Akhirnya, teman-teman sekelas Aciel ikut memberikan tepuk tangan yang meriah kepada Aciel.

"Menarik juga." Ucap sang pelatih tenang. "Anak ini, dia berbeda dengan yang lain... Aku akan mengamati dirinya untuk penelitian lebih lanjut. Terimakasih datanya hari ini."

Lalu pertandingan antara pasangan lainnya dilanjutkan hingga selesai. Dan hari pertama Acie selesai juga pada akhirnya. Aciel berpisah dengan kedua temannya, Natasha dan Meilinda. Dia berjalan dengan lambat dan sedikit terhuyung-huyung karena kelelahan. Disinari cahaya matahari sore dia berjalan. Rasanya, semua beban dirinya hilang untuk sesaat. Lalu dia masuk ke dalam kamarnya dan beristirahat disana.

****

Malam hari tiba. Aciel bersantai di kamarnya sambil bermain smartphonennya. Dia sedang bermain sejenis game battle royal disitu. Dengan fokusnya dia bermain. "Take aim.... Shoot." Lalu dia berkata "Haha, GG Ez." (Artinya good game easy). Lalu ada yang mengetok pintunya. "Iya sebentar." Jawab Aciel. Dia lalu mencari tempat bersembunyi untuk karakternya dan meninggalkannya. Dia berjalan mendekati pintu dan membukanya.

"Hai." Sapa Michael.

"Michael? Ngapain malem-malem kesini?"

"Sesuai janji, aku akan melayanimu sebagai bawahanmu sampai kau lulus."

"Halah gausah, aku kira kamu bercanda." Balas Aciel sambil tertawa.

"Tidak," Jawab Michael. "Mulai sekarang aku mohon bantuannya, tuan Aciel."

"Ha?" Lalu ekspresi Aciel menjadi makin bingung. "Haaaaaa?"

"Itu adalah janji yang aku buat denganmu dan kepada diriku sendiri. Jadi, aku mohon bantuannya, Tuan Aciel."

Aciel menelan ludah. "I-iya... Mohon b-bantuannya juga."

Dan mulai saat itu, Michael mengabdikan diri sebagai bawahannya Aciel.