Chereads / Love bad boy / Chapter 3 - part 3

Chapter 3 - part 3

π™’π˜Όπ™π™‰π™„π™‰π™‚!! πŸ”ž

Tengah malam jimin terbangun dari tidurnya karena rasa haus yang menyerang. Mendudukkan diri lebih dulu ke kepala ranjang untuk mengumpulkan kesadarannya. Setelah ia meraih gelas yang berada di atas nakas yang selalu ia siapkan disaat merasakan haus seperti saat ini.

Namun sialnya gelasnya telah kosong dan dengan terpaksa harus ke dapur untuk mengambil air.

Jimin menyibak selimut tebalnya turun dari ranjang menuntun langkahnya ke arah pintu memutar knopnya dan keluar dari kamarnya.

Jimin mulai menuruni tangga melangkahkan kakinya perlahan setelahnya dia berjalan menuju ke dapur. terlihat semua lampu telah mati dan hanya tersisa lampu meja.

Membuka kulkasnya meraih botol yang berisi air untuk dikeluarkan dari kulkas kemudian menuangkannya ke dalam gelas.

Jimin telah kembali ke kamarnya setelah mengambil apa yang dia butuhkan.

Namun saat akan kembali ke atas ranjang, jimin mendengar suara dari arah luar kamar.

Dia mulai mendekatkan diri ke arah pintu mencoba menajamkan pendengarannya. Dia mendengar seperti langkah kaki seseorang. 'Siapa yang masih bangun tengah malam begini? Apa hyunie hyung baru pulang?' ucapnya dalam hati.

Karena penasaran jimin pun kembali membuka pintu kamarnya perlahan.

Melangkahkan kakinya keluar kamar sambil mengendap-endap.Terlihat bayangan seseorang berjalan menuju dapur namun tak terlihat jelas siapa karena minimnya cahaya penerangan.

Jimin mulai mengikutinya sampai di dapur dan mencari saklar lampu. Setelah menemukan saklar nya jimin menekannya dan seketika lampu menyala sampai orang yang ada di dapur terkejut dan sebuah sendok yang ada di tangannya terjatuh kelantai karena lampu yang tiba-tiba menyala.

π™†π™‘π™žπ™žπ™žπ™£π™œ

Suara sendok yang jatuh menggema memenuhi dapur.

"Astaga!! jimin kau mengagetkanku." Ucap orang itu sambil mengelus dadanya.

Jimin hanya terkekeh saat melihat jaehyun yang terkejut atas tindakannya.

"Apa yang sedang kau lakukan hyung?" Tanya jimin seraya mendekat pada Hyung nya.

"Aku ingin membuat teh, karena tak bisa tidur." Ucap jaehyun sambil tangannya meraih gula yang ada didepannya."Kau sendiri kenapa belum tidur?" Tambahnya sambil melirik adiknya dengan tangan yang masih sibuk menyendokkan gula ke dalam cangkir.

"Aku tadi terbangun karena haus dan berakhir tak bisa tidur lagi." Ucap jimin sambil merengut.

"Apa kau mau ku buatkan susu agar bisa kembali tidur?" Tawar jaehyun pada jimin dan dijawab gelengan oleh jimin.

"Teh saja hyung."

"Baiklah tunggu sebentar."

"hum.." Jimin hanya bergumam sebagai jawaban.

Jimin dan jaehyun sekarang sudah berada di ruang tengah dengan teh hangat di tangannya sesekali menyesapnya menikmati rasa hangat yang begitu nyaman.

"Jim,."

"ne hyung.." Merasa dipanggil jimin menolehkan kepala kearah Hyung nya yang berada di sampingnya.

"Bagaimana kuliahmu?"

"Lancar hyung tak ada masalah."

"Apa kau sudah punya kekasih sekarang?" Jaehyun menatap jimin yang sedang fokus dengan teh di tangannya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Belum hyung, kenapa hyung menanyakan hal itu? Kurasa aku belum ingin mempunyai kekasih itu sangat merepotkan dan mengganggu konsentrasi ku saat belajar." Ucap jimin sambil menolehkan wajahnya untuk menatap Hyung nya. Tanpa diduga wajah jaehyun sudah ada di dekat wajah jimin dan mulai mendekat mengikis jarak antara keduanya.

Dua bibir berbeda ukuran itu saling menempel dan jaehyun mulai memberikan lumatan pada bibir jimin. Jimin yang terkejut akan tindakan Hyung nya hanya bisa membeku dan melebarkan matanya tanpa membalas ciuman itu.

Jaehyun memperdalam ciuman itu tangannya meraih tengkuk jimin dan menekannya agar tak terlepas mulai melumat menggigit dan menghisap.

Jimin akhirnya mulai terbuai dan menikmati perlakuan Hyung nya seakan tak ingat akan status saudara diantara mereka. Sekarang matanya terpejam dan mulai membalas ciuman itu.

Jaehyun mulai memasukan lidahnya kedalam mulut jimin. MengabsenΒ  deretan gigi putih dan rapi milik jimin. Lidah keduanya saling membelit meninggalkan saliva entah milik siapa turun membasahi dagu hingga ke leher jimin. Sampai jaehyun merasakan tepukan pada dadanya dan mengerti bahwa jimin membutuhkan nafas.

Setelah ciuman terlepas jimin yang terengah-engah menghirup oksigen menormalkan nafasnya.

Jaehyun menatap jimin intens terlihat dada jimin yang naik turun bibirnya yang merah membengkak dan matanya berubah sendu membuat jaehyun semakin bernafsu.

Jaehyun kembali mencium bibir berisi jimin meraih tengkuknya semakin memperdalam ciuman itu. Kemudian ciuman itu turun ke leher jenjang adiknya. dari jilatan gigitan hingga hisapan meninggalkan tanda merah keunguan. Tangan jaehyun yang menganggur meraih pinggang ramping jimin dan meremasnya membuat tubuh jimin seketika lemas dan jimin pun mengeluarkan desah tertahan.

"Ahhh.. h-hyunghh.." Jaehyun tersenyum mendengar desahan jimin.

Dia kembali mencium bibir jimin meraih tangan adiknya dan meletakan ke lehernya kemudian mengangkat jimin bridal style membawa jimin ke kamarnya tanpa melepas ciumannya.

Sampai di kamarnya jaehyun menutup pintunya perlahan dan menguncinya. Membawa jimin ke atas ranjang direbahkan tubuh ramping itu dan mengukung nya. Ciuman itu pun dilepas dan jaehyun menatap adiknya yang terengah-engah sambil melepas satu demi satu kancing piyama jimin.

Setelah kancing terlepas jaehyun menyibak piyama itu dan menampilkan pemandangan indah dibawahnya. kulit yang putih, dada yang sedikit berisi dengan puting merah kecoklatan juga pinggang yang ramping.

Jaehyun yang sudah termakan nafsu mulai menciumi leher jenjang adiknya. Jimin menengadahkan kepalanya memberi akses jaehyun menikmati setiap titik dilehernya. Bibir jaehyun ke dada jimin mengecup setiap inci kulitnya kemudian beralih pada puting jimin memainkannya menjilati dan sesekali menghisap kuat membuat jimin bergerak gelisah. Puting satunya pun tak luput dari permainan tangan jaehyun memilinnya dan menarik puting adiknya.

"Akhh.. Hahh.. h-hyunghhh.. Shhh.."

Jaehyun yang mendengar desahan adiknya semakin bernafsu dengan nafasnya memburu.

Jimin semakin bergerak gelisah saat tangan kiri Hyung nya turun pada celana piyamanya. Tangan jaehyun mulai meraba paha dalam dan sampai ke selangkangan jimin mengelusi penis tegang adiknya yang masih terbalut kain dan selanjutnya jaehyun membawa tangannya masuk kedalam celana piyama dan meraih kemaluan adiknya dan mulai mengocok penis mungil adiknya perlahan sambil tangan kanannya masih memainkan puting jimin.

Jimin yang tadinya menikmati setiap sentuhan dari Hyung nya, kini tersadar dengan apa yang mereka lakukan tidaklah benar.

Jimin pun mulai memberontak dan mencoba berusaha agar terlepas dari kungkungan jaehyun.

"H-hyung hentikanhh.. Ini.. Ini tidak be-benar hyung.."

Jaehyun yang terlanjur dipenuhi oleh kabut nafsu seakan tuli atas ucapan adiknya dia terus melakukan aktivitasnya.

"H-hyung kumohon.. hen-hentikan hyung.. HYUNG!!" Jimin terus memberontak dan mencoba mendorong tubuh jaehyun diatasnya agar terlepas.

Tubuh jimin mulai bergetar air matanya mulai mengalir dari kedua sudut matanya.

"Hiks.."Jimin mulai terisak karena apa yang telah terjadi.

Jaehyun yang mendengar suara isakan dari adiknya mendongakkan kepala melihat wajah adiknya. Matanya membola terkejut melihat Jimin nya menangis mata memerah dan basah bibirnya bergetar mengeluarkan suara isakan. Keadaan adiknya saat ini seakan menamparnya membuatnya tersadar atas apa yang ia lakukan telah menyakiti adik manisnya.

Jaehyun menghentikan semua yang telah ia lakukan pada adiknya. Kemudian menarik diri dari atas jimin mendudukkan diri di pinggiranΒ  ranjang membelakangi adiknya. Mengusap wajahnya kasar tubuhnya mulai bergetar mencoba menahan tangisnya. dia merasa malu dan sangat bersalah atas apa yang telah ia lakukan telah menyakiti adik manisnya.

"M-maaf.. Maaf.." Jaehyun mengucapkan kata maaf berkali-kali tak berani menoleh kearah adiknya merasa malu dan kecewa pada dirinya sendiri.

"Maaf.. Maafkan aku. Seharusnya ini tak terjadi seharusnya perasaan ini tak pernah ada.."

"H-hyung.."

"Maaf telah menyakitimu, seharusnya aku menjagamu bukan merusak mu. Ya tuhan apa yang sudah aku lakukan! Kenapa ini bisa terjadi?" Jaehyun mengusap dan menarik rambutnya kasar tak percaya dengan dirinya sendiri yang sudah melakukan perbuatan yang tak pantas pada adik kandungnya.

Jimin melihat Hyung nya yang seperti itu merasa tak tega dan mencoba mendekat pada jaehyun.

Meski hatinya sakit atas perlakuan jaehyun mencoba tegar untuk Hyung nya.

Tangan jimin terulur meraih bahu jaehyun yang bergetar meski dirinya masih sedikit takut pada Hyung nya namun dia mencoba untuk menghilangkan perasaan itu.

"Hyung.. Tenanglah aku tak apa.." Jaehyun yang merasakan sentuhan tangan jimin di bahu kanannya semakin merasa bersalah dan kalut.

Adiknya yang telah disakitinya masih mau untuk menyentuh dan menenangkannya.

"T-tidak jimin h-hyung sudah jahat padamu. Tak seharusnya aku seperti ini.. J-jangan mendekati hyung jim.. tolong jangan.. a-aku takut, aku takut menyakitimu lagi.." Jaehyun menepis tangan jimin dan menjauh dari nya tak ingin menyakiti adiknya lagi.

Jimin yang melihat jaehyun semakin meracau menyalakan dirinya sendiri dengan cepat meraih tubuh jaehyun dan memeluknya.

"Tidak hyung.. tidak. Aku percaya hyung tak akan melakukannya. Hyung tak akan menyakitiku lagi.. Kumohon jangan menyuruhku menjauhi mu, kau Hyung ku yangΒ  paling ku sayangi.. Kumohon jangan seperti ini.." Jimin meyakinkan Hyung nya bahwa dia sudah tidak apa-apa.

Jaehyun melemah dan menangis

Merutuki perbuatannya dan dia sangat malu kepada adiknya. Akhirnya dia pun membalas pelukan adiknya dengan erat masih dengan isakan nya.

"Maafkan hyung jim.. Maaf. Hyung sudah mencoba menghapus perasaan ini. Selalu mengingatkan diri kalau kau adikku, adik kandungku Namun itu sangat sulit semakin kita tumbuh dewasa semakin besar perasaan ini. Aku tak tahu lagi bagaimana menghilangkannya sungguh ini sulit. Maafkan hyung jim.maaf.. Maaf.."

Mendengar penjelasan dari Hyung nya jimin hanya bisa diam tak tau harus berkata apa, yang bisa jimin lakukan hanya menenangkan Hyung nya mengusap punggung yang masih bergetar itu.

Tanpa mereka tau kyuhyun berdiri di balik pintu kamar jaehyun yang masih terkunci. mendengarkan semua apa yang terjadi dalam kamar Hyung nya tangan terkepal kuat dengan rahang yang mengeras amarahnya menggebu. 'Dasar brengsek.' umpat kyuhyun dalam hati.

π™π™—π™˜