.
.
.
Warning!๐
Genap satu bulan yifeng berada di korea dan hari ini yifeng akan kembali ke Cina. Saat ini yifeng sedang membereskan barang-barangnya ke dalam kopernya di bantu kekasihnya, Seok jin.
Seok jin yang akan di tinggal kekasihnya pulang ke Cina hanya bisa merengut sedih.
"Jin, jangan seperti itu, aku jadi tak tega meninggalkan mu sendiri." Ucap yifeng pada kekasihnya yang masih setia memperlihatkan wajah sedihnya.
"Hah... Aku hanya sedih tak bisa bertemu denganmu nanti."
"Sayang, aku sudah menawarkan untuk kau ikut denganku bukan."
"Tapi, jawabanku tetap sama yifeng-ah, aku tak bisa meninggalkan perusahaan begitu saja. Dan juga perusahaan itu harus terus tetap berjalan karena perusahaan itu peninggalan ayahku satu-satunya."
"Oke.. Oke.. Aku mengerti. Kemari lah.." Yifeng pun menarik Seok jin ke atas pangkuannya.
"Jin, kau tau aku sangat mencintaimu?"
"Hmn." Seok jin mengangguk sambil tangannya memainkan kancing kemeja yifeng.
"Jadi,.. Maukah kau menunggu ku? Aku pasti akan kembali untukmu."
"Yifeng-ah, jangan pernah memberikan harapan yang belum tentu kepastiannya. Aku tidak ingin kecewa."
"Baiklah sayang, aku hanya memastikan saja jika kita memang di takdir kan bersama, apa kau mau menunggu ku?" Ucap yifeng penuh harap pada kekasih manisnya. Yifeng tau hubungan jarak jauh sangatlah sulit di jalani. Namun yifeng juga ingin memastikan jika Seok jin juga benar-benar yakin pada cinta mereka dan percaya pada satu sama lain. Seok jin memang pernah gagal akan suatu hubungan namun yifeng ingin seok jin percaya padanya pada ketulusan cinta yifeng padanya.
"Ne, tentu aku pasti akan menunggu mu." Ucap seokjin dengan senyum manisnya.
"Baiklah kau harus ke bandara sekarang 1jam lagi pesawat mu take off." Tambah seok jin dan beranjak berdiri dari duduknya.
"Baiklah kita berangkat sekarang." Ucap yifeng seraya merangkul bahu seok jin lembut dan mulai melangkah dari kamar hotel tempat yifeng menginap selama satu bulan ia di korea.
Mereka pun akhirnya sampai di bandara setelah 30 menit perjalanan. Ke duanya pun turun dari taksi. Dan segera masuk ke bandara itu karena pesawat yifeng take off 15 menit lagi.
"Sayang, aku pergi. Dan jangan lupa tetaplah menunggu ku. Aku pasti akan kembali." Ucap yifeng yang kini sudah memeluk erat Seok jin.
"Hmn, aku akan menungggu mu." Yifeng pun melonggarkan pelukannya dan menatap manik indah milik seok jin.
"Aku pergi sayang. Saat aku tiba aku akan menghubungi mu." Yifeng membawa tangannya di kedua sisi wajah seok jin dan kemudian yifeng mengecup kening seok jin.
"Baiklah pergilah, nanti kau tertinggal." Seok jin mendorong tubuh yifeng untuk segera pergi darinya dan bergegas masuk ke dalam pesawat. Kini seok jin melambaikan tangannya dengan senyum yang masih tercetak di bibirnya ke arah yifeng yang sudah berjalan jauh darinya. Seok jin masih setia menatapnya sampai yifeng hilang dari pandangannya.
"Aku aku akan merindukanmu." Gumam Yifeng.
***
Satu minggu telah berlalu setelah kepergian yifeng, hari ini adalah hari bahagia pasangan jungkook dan jimin. Hari ini dimana kedua mempelai akan meresmikan hubungannya di atas altar.
Jimin dan jungkook sudah satu bulan dilarang bertemu bahkan mereka dilarang memegang ponsel. Kalian bisa bayangkan bagaimana tersiksanya mereka tidak bertukar kabar selama satu bulan penuh. Dan siksaan mereka akan terbayar hari ini.
Saat ini jimin masih bersiap di ruangannya di temani sang ibu Byun Baekhyun, taehyung dan seok jin. Yah.. Taehyung dan seok jin sudah berbaikan dua minggu yang lalu dan keduanya juga semakin dekat selayaknya saudara. Taehyung saat ini telahย berkencan dengan hoseok. Sudah 15 hari mereka menjalin hubungan.
"Jimin kau sangat cantik sekali.." Taehyung berdecak kagum melihat sepupunya sangat cantik hari ini.
"Putra ibu sangat cantik. Bagaimana reaksi jungkook nanti?" Jimin pun merona karenaย ibunya yang menggodanya.
"Ibu ish.. Oh ya hyung.. Bagaimana hubungan mu dengan yifeng hyung?" Ucap jimin pada seok jin yang terlihat murung. Semua keluarga sudah mengetahui tentang hubungan seok jin dengan seorang pria berkebangsaan Cina, Li yifeng.
"Kami baik jimin, kemarin malam dia menghubungi ku."
"Semoga dia kembali untukmu hyung!"
"Aku yakin dia akan kembali." Ucap seok jin dengan tersenyum.
Kini acara pernikahan akan segera di langsungkan. Jungkook sudah berdiri di atas altar menunggu mempelainya ia merasa sangat bahagia akan bertemu dengan kekasih hatinya yang ia rindukan.
Tak berapa lama jimin tiba dengan tangan kirinya melingkar di lengan sang ayah Park Chanyeol. Jungkook terlihat mematung di sana dan saat jimin berjalan mendekat jungkook masih dengan wajah blank nya dia tak percaya kekasihnya terlihat semakin cantik setelah 1 bulan tak bertemu.
"Jungkook, tutup mulutmu nanti air liur mu menetes."ย Ucap Chanyeol berbisik dan itu menyadarkan jungkook dari melamun nya. Jimin pun terkekeh melihat calon suaminya yang kini salah tingkah.
"Maaf ayah." Chanyeol pun mengulurkan tangan jimin ke arah jungkook agar menerimanya.
"Ayah, titip putra ayah padamu. Jaga dia."
"Ne ayah, itu pasti." Setelah itu chanyeol meninggalkan keduanya dan berjalan kearah kursi di samping istrinya Baekhun.
"Aku tak menyangka jimin kita sudah dewasa dan akan menjadi milik orang." Ucap baekhyun dengan suara bergetar pada suaminya.
"Ne sayang, aku juga tak menyangka ia akan menikah dan menjadi seorang istri." Ucap Chanyeol pada istrinya sambil merangkul tubuh bergetar sang istri.
Acara pernikahan pun berjalan lancar dan saat ini para tamu dan kedua keluarga menikmati jamuan yang telah di sediakan.
Dan pesta itu berlangsung meriah.
Pukul 10.00pm acara pun selesai para tamu sudah kembali ke hotel karena tamu mereka berasal dari korea dan disini tamu-tamu itu diberikan fasilitas tempat menginap yang telah ditanggung oleh keluarga jimin dan jungkook. dan keluarga jungkook tinggal di sebuah apartemen mewah yang sudah dibeli oleh Jeon wonwoo untuk di tempati oleh jimin dan jungkook sebagai hadiah pernikahan untuk sementara.
Jimin dan jungkook memilih menghabiskan malam ini dengan menginap di penginapan milik jimin. Saat ini keduanya sedang berendam menikmati air panas yang memberikan sensasi hangat dan nyaman pada tubuh mereka dan rasa lelah pun perlahan menghilang.
"Sayang, aku tak menyangka kita sudah menjadi sepasang suami istri.." Ucap jungkook yang kini tengah memeluk tubuh basah jimin dari belakang dengan kepalanya berada di bahu jimin dan sesekali mengecup leher jenjang istrinya.
"Humn.. Aku pun begitu. Kadang aku berpikir kalau saja kau tak menginap di tempat ini kita tak akan bertemu dan menjadi seperti sekarang."
"Tapi, jika kita sudah berjodoh pasti akan bertemu sayang." Ucap jungkook sambil sebelah tangannya mulai perlahan turun ke arah tubuh bawah jimin yang tertutup handuk yang melilit pinggang ramping istrinya.
"Ahh.. Jungkook kenapa kau membuka handuk ku? Yak! Kenapa kau melemparnya." Ucap jimin protes saat jungkook membuka dan menarik handuk yang menutupi bagian bawah jimin dan melemparkannya jauh dari jangkauan jimin.
"Sstt.. Diamlah sayang aku akan perlahan."
"Apanya yang perlahan...akhh.." Jungkook mulai menyentuh penis mungil jimin dan mengocoknya perlahan.
"Ahhh.. J-junghh..kookhh.. Hmm..." Bibir jungkook pun tak tinggal diam. Jungkook mengecup menjilat dan memberi tanda pada bahu dan leher jimin. Kocokan jungkook pun mulai bergerak semakin cepat membuat jimin mendongak dan mendesah merasakan kenikmatan pada penis.
"Ahh.. Emhhmm.. Kookhh.. A-aku.."
"Keluarkan sayang." Tak berapa lama penis jimin berkedut ingin mengeluarkan cairannya. Jungkook pun semakin mempercepat kocokan pada penis jimin dan tak berapa lama jimin pun mengeluarkan cairannya di tangan jungkook.
"Akhhh... Hah.. Hah..." Jimin pun lemas setelah pelepasannya dan nafasnya memburu tubuhnya limbung ke belakang menabrak dada bidang jungkook.
Jungkook pun bangkit dan menarik jimin kedalam pelukannya dan kemudian jungkook mencium bibir tebal istrinya. Menjilat mengulum menggigit dan bertukar saliva lidah jungkook pun masuk kedalam. Lidah mereka saling membelit.
Tangan jungkook pun tak hanya diam. Saat ini tangan jungkook sudah berada di bongkahan padat istrinya mengusapnya dan meremasnya sampai jari panjang jungkook menuju belahan pantat istrinya. Jungkook pun mengusap-usap lubang jimin dan sesekali menggodanya dengan menusuk-nusuk lubang itu.
"Emhh.. Ahh.. Sshh.. Kookhh.." Jungkook kembali mendengar desahan jimin membuatnya semakin tak tahan karena bagian bawah jungkook sebenarnya sudah menegang sedari tadi.
"Menungging lah sayang." Jimin pun membalikkan tubuhnya dan menungging membelakangi jungkook dan tangannya berpegang pada batu yang ada di pinggiran kolam air panas itu.
"Akhh.. Sayanghh.." Jungkook kini menempatkan wajahnya di depan lubang sempit istrinya dan ia pun mulai menjulurkan lidahnya menjilat lubang anal sang istri. Jimin pun bergerak gelisah akibat sentuhan pada lubangnya. Jungkook pun menusukkan lidahnya pada lubang jimin sesekali menusuk-nusukan lidahnya dan kembali menjilatinya.
"Kookhh.. A-akuhh tak tahanhhh.. Ahh.."
"Baiklah kita langsung ke intinya." Jungkook pun melepas handuk yang masih melilit di pinggangnya dan melemparnya sembarangan.
Jungkook mulai mengocok miliknya dan setelahnya jungkook mengarahkan penis besarnya pada lubang jimin.
"Sayang, ini akan sakit. Tahanlah." Jimin pun mengangguk dan jungkook mulai memasukkannya dengan menekannya perlahan agar kepala penisnya segera masuk.
"A-akhh.. Kookhh.. S-sakit.. Hiks.."
"Tahan sayang, aku segera masuk agar tidak menjadi lebih sakit."
Dan dalam sekali hentakan penis jungkook masuk memenuhi lubang jimin.
๐ ๐ก๐๐
"Akhh.. Hiks.. S-sakit.. Hiks.. Hiks.." Jungkook pun mengecupi punggung dan bahu jimin agar istrinya tenang. Dan setelah jimin sudah tenang jungkook mulai bergerak.
"Ahh.. Ahh.. Sshh.. Emmhh.."
"Ahsshh.. Sayanghh.. Ahh.."
Jungkook menghentakan pinggulnya semakin cepat dan dalam. Membuat jimin mendesah semakin keras. Jungkook membawa jarinya menahan pinggang jimin dan meremasnya.
"Akhh.. Kookkhh.. A-aku.. K-keluarhh ahh.."
"Ahh.. Keluarkan sayang ahh.. Aku masih belumhh.." Jungkook pun mengangkat sebelah kaki jimin dan menahan dengan tangannya tusukan penis jungkook pun semakin dalam dan jimin pun mengeluarkan cairannya saat jungkook menghujam prostatnya.
"Aakkhhhh..." Jimin pun mencapai pelepasannya tubuhnya melemas namun jungkook menahan tubuhnya agar tak limbung dan jungkook masih saja menghujam lubang jimin dengan cepat karena ia merasa akan sampai tubuh jimin terhentak hentak mengikuti hujaman penis jungkook pada lubang jimin.
"Ahh.. Kookhh... Ahh..ahh.. Emmhh.."
"Yahh.. Sayang.. Ahh.. Aku akan sampai.. Ahh.."
Jungkook terus menumbuk lubang jimin sampai dia merasa penisnya membesar danย mengedut di dalam lubang jimin.
"Ahh.. Jimin.. Ahh.. Aku keluar.."
Jungkook pun menyemburkan cairannya memenuhi perut jimin dan lubangnya. Jungkook pun mendekap tubuh jimin dari belakang beberapa saat untuk menetralkan tubuhnya akibat pelepasannya. Kemudian jungkook mengangkat tubuh lelah jimin bridal style ke arah pintu yang terdapat sebuah lorong dan mengarah ke pintu lain dimana itu adalah pintu ruangan sebuah kamar pribadi milik jimin di penginapan itu.
Setelah masuk ke dalam ruangan itu jungkook pun merebahkan jimin yang sudah terlelap akibat lelah di atas ranjang king size yang ada di ruangan itu dan jungkook memakaikan piyama tidur milik jimin perlahan agar tak membangunkan istrinya.
Setelah itu jungkook juga memakai piyama tidurnya dan naik ke ranjang itu dam merebahkan tubuhnya di samping jimin. Jungkook pun mendekap tubuh mungil istrinya dan menghujami kecupan-kecupan di kepala dan kening istrinya.
"Aku akan selalu menjagamu, menjadi suami yang baik untukmu dan akan selalu membahagiakanmu, sayang." Jungkook pun kembali memberikan kecupan di kening jimin dan memeluknya. Jimin yang terlelap dan samar-samar mendengar ucapan suaminya pun membuka matanya dan tersenyum di dada bidang sang suami kemudian ia semakin mengeratkan pelukannya. Akhirnya mereka pun terlelap menuju alam mimpi di malam bahagia mereka hari ini sebagai suami dan istri.
๐๐ฃ๐