Chereads / Impossible wish / Chapter 53 - Lunatic

Chapter 53 - Lunatic

Jungkook saat ini tengah berada di ruang kerja perusahaan sang istri. Ngomong-ngomong selama tiga bulan ini jungkook tengah memimpin perusahaan pusat HS GROUP. Semenjak kehamilan jimin yang semakin membesar dan jimin juga merasa mudah lelah jungkook memutuskan untuk memimpin sementara untuk menggantikan istrinya. Saat jungkook tengah sibuk dengan berkas-berkas di mejanya sebuah ketukan mengalihkan perhatiannya.

𝙏𝙀𝙠 𝙏𝙀𝙠 𝙏𝙀𝙠

π˜Ύπ™šπ™ π™‘π™šπ™ 

"Maaf tuan, saya mengantarkan kopi anda tuan." Ucap seorang wanita dengan pakaian setelan jas terkesan sexy nya dengan menatap binar ke arah atasan sementara nya. Ia pun masuk ke dalam ruangan dan mendekat ke arah meja jungkook dengan secangkir kopi di tangannya.

"Taruh saja di meja." Ucap jungkook tanpa mengalihkan tatapannya dari berkas yang sedang ia periksa.

Wanita yang berstatus sekertaris itu meletakkan secangkir kopi itu di atas meja namun setelahnya ia belum juga beranjak pergi dari sana dan jungkook pun mengernyit heran saat menyadari wanita itu tak kunjung pergi dari ruangannya. Jungkook pun akhirnya menatap ke arah wanita itu.

"Apa ada keperluan lain yeri-ssi?" Tanya jungkook pada wanita itu.

"Tidak ada tuan."

"Lalu kenapa kau tidak pergi?"

"Tuan, em.. Aku sangat mengagumi tuan. Apa tuan ada waktu nanti? Aku ingin mengajak tuan untuk makan malam sepulang kerja nanti." Ucap yeri dengan tersipu malu. Sedangkan jungkook hanya memandang datar padanya.

"Aku tersanjung dengan kejujuranmu tapi, maaf aku tidak bisa." Perlahan senyum yeri menghilang dan wanita itu pun tak menyerah, ia semakin mendekatkan diri pada jungkook.

"Ku mohon jungkook-ssi, apa kau tak bosan? Aku bisa membuatku senang." Ucap yeri dengan tak tahu malu nya sambil tangan lentikknya menggerayangi dada bidang jungkook dengan sensual.

"Oh benarkah kau bisa menyenangkan ku?" Ucap jungkook sambil melirik remeh pada yeri yang ada di sampingnya.

"Tentu saja jungkook-ssi, aku bisa lebih memuaskan mu dari istri pria mu itu."

"Kau lupa jika dia adalah bosmu hum?"

"Itu dulu sebelum kau menggantikannya.Β Β  Aku lebih tertarik padamu."

π˜Ύπ™šπ™ π™‘π™šπ™ 

"Ah.. Maaf apa aku mengganggu?" Ucap jimin yang baru masuk dengan rasa terkejutnya melihat sang suami yang kini bersama sekertaris nya.

"Kau datang? Bukankah belum waktu makan siang?" Ucap jungkook santai sambil melihat jam tangan yang melingkar di lengan kirinya.

"Aku sedang ingin saja. Apa tidak boleh? Apa karena aku mengganggu mu dengannya?" Ucap jimin sambil berjalan mendekat ke arah jungkook dengan memegang perut besarnya yang kini menginjak usia tujuh bulan.

Yeri menatap tak suka pada jimin yang mulai mendekat ke arah jungkook.

"Bisa kau menyingkir dari suami ku?" Ucap jimin sambil menggeser tubuh yeri menjauh.

"Cih dasar jalang!" Gerutu yeri yang masih bisa di dengar oleh jimin dan jungkook.

"Kalau aku jalang,kau sendiri apa yeri-ssi?" Wanita itu pun menatap sinis pada jimin namun, jimin tak menghiraukannya dan lebih memilih duduk di pangkuan jungkook dan tersenyum lebar saat menatap pada suami tampannya.

"Bagaimana kabar baby, apa dia baik disini?" Ucap jungkook sambil mengusap perut buncit jimin dengan pandangan berbinar.

"Sangat baik Daddy, bagaimana pekerjaanmu? Apa perlu ku bantu?" Ucap jimin sambil meletakkan kepalanya bersandar pada dada bidang suaminya jungkook pun merespon dengan mengusap kepala istrinya dengan lembut.

"Yeri-ssi apa kau tak ingin keluar? Atau kau ingin melihat kemesraan kami? Sekalian saja bawa semangkuk popcorn bersama mu." Ucap jimin yang menatap heran pada yeri yang masih diam mematung di sampingnya. Yeri pun tersentak saat menyadari hal itu. Ia pun berdecak kesal dan berakhir ia keluar dari ruangan atasannya.

"Daddy, sedang apa dia ke ruangan mu?"

"Menggodaku." Ucap jungkook santai sambil menaikkan bahunya acuh.

"Apa kau tak tertarik? Dia begitu cantik dan sexy." Goda jimin pada suaminya.

Jungkook pun merenggangkan pelukannya kemudian menatap jimin dengan mengerutkan kening nya.

"Kau tidak cemburu seseorang menggoda suami mu?"

"Tidak."

"Tidak?"

"Um, tidak. Karena aku percaya jika suami ku hanya mencintaiku. Dan aku sangat yakin kau tak akan terpengaruh dengan segala godaan yang datang seperti tadi." Ucap jimin dengan penuh keyakinan di hatinya.

"Kau sangat mengerti diriku baby." Ucap jungkook sambil mencium pipi chubby jimin dengan gemas.

"Sangat, sangat mengerti, Kookie." Ucap jimin dengan menyunggingkan senyum bulan sabit nya.

***

Sore hari setelah pulang dari kantor, jimin kembali melakukan aktivitasnya di dapur. Memasak makan malam untuk keluarga kecilnya. Sedangkan jungkook saat ini tengah menemani jungmin bermain di ruang tengah.

"Di min mau mamam." Ucap jungmin dengan bahasa cadel nya yang masih bisa di mengerti oleh jungkook.

"Jungmin sudah lapar?"

"Ung." Jawab jungmin sambil menganggukkan kepalanya antusias.

"Kalau begitu kita lihat mommy di dapur ne." Ucap jungkook sambil meraih jungmin untuk di gendong.

"Mamam.. Mamam.." Ucap jungmin senang sambil bertepuk tangan.

"Iya kita ke dapur ya." Jungkook pun pergi ke arah dapur bersama jungmin untuk melihat jimin yang sedang memasak.

"Mommy, apa belum selesai? Jungmin sudah lapar." Ucap jungkook saat sudah berada di depan dapur.

"Eh? β€”jimin membalikkan badannya menatap jungmin yang berada di gendongan jungkookβ€” jungmin sudah lapar? Sebentar ya sayang, sebentar lagi matang kok." Ucap jimin sambil mengecup pipi gembul putranya.

"Mamam mi.." Rengek jungmin

"Iya sebentar ya, mommy bilang sebentar lagi. Jungmin mau biskuit dulu? Sambil menunggu hum?"

"Ung.. Au di!"

"Oke kita ambil biskuitnya dulu, oke!" Jungkook pun mengajak jungmin ke meja makan dan mendudukkan putranya di kursi khusus miliknya kemudian mengambil toples yang berisi biskuit di atas meja makan itu, Membukanya kemudian memberikannya pada jungmin dan di Terima sangat putra dengan tawa yang menggemaskan. Jimin yang ada di dapur dapat melihat keakraban ayah dan anak itu merasa senang karena ia tak menyangka jungkook yang keras dan sadis bisa berubah lembut, penuh perhatian, dan pengertian.

Setelah lima menit berlalu akhirnya makan malam buatan jimin pun telah siap dan telah tertata di atas meja.

"Nah.. Siapa tadi yang lapar?"

"Umin.. Umin mamam mi!" Ucap jungmin sambil menepuk tangannya dengan senyum lebar yang menampilkan 4 gigi susunya.

"Oke, mommy ambilkan ya." Jimin pun dengan telaten melayani suami dan putranya. Ia pun menyuapi jungmin terlebih dulu sebelum ia makan.

"Baby, kau makanlah. Biar aku yang melanjutkan untuk menyuapi jungmin." Ucap jungkook sesaaat setelah menyelesaikan makannya. Jimin pun mengangguk dan segera memberikan mangkuk milik jungmin pada jungkook. Kemudian ia pun mengambil makan untuk dirinya sendiri.

Setelah makan malam keluarga kecil jeon itu pun beralih ke ruang keluarga menikmati waktu bersantai mereka.

"Oh ya Kookie, besok hari pertunangan jongsuk Hyung dengan Jisoo noona. Kau ingatkan?" Ucap jimin sambil menyandarkan kepalanya ke bahu jungkook.

"Aku ingat baby. Akhirnya jongsuk Hyung tidak sendiri lagi. Ah ya.. Seung gi Hyung kenapa betah sekali ya melajang. Apa dia tidak ingin menikah?"

"Entah lah aku tak tahu seperti apa tipe idamannya."

"Begitukah?"

"Hum." Jimin menganggukkan kepalanya dengan bibir yang mengerucut. Entah kenapa jimin sekarang merasa heran pada Hyung nya yang satu itu. Kenapa betah sekali sendiri apa dia memang tak punya niat untuk menikah atau memang belum ada yang pas di hatinya. Entahlah memikirkannya membuat jimin merasa pusing sendiri.

***

Siang itu Seung gi tengah berada di ruangan VIP sebuah restoran untuk menemui klien nya. Namun, entah mengapa kali ini klien nya itu terlambat datang karena ada sedikit kendala. Seung gi pun memilih menunggu, duduk di sana sendiri dengan secangkir kopi di depannya.

"Lama sekali! Kendala apa coba. Sudah setengah jam menunggu tapi, belum muncul juga. Aish.." Gerutunya sembari melihat jam tangannya. Hingga beberapa menit kemudian seorang pria tampan bertubuh kekar dengan setelan jas berwarna navy mendekatinya.

"Maaf, apa anda Lee Seung gi dari SG group?" Tanya pria itu. Seung gi pun mendongakkan wajahnya menatap pria di depannya dengan tatapan tajamnya.

"Ne benar."

"Ah.. Maaf Seung gi-ssi saya terlambat. Ada masalah di perusahaan tadi." Ucap pria itu dengan senyum kikuk nya. Seung gi memutar bola matanya malas.

"Anda tahu saya sudah menunggu anda setengah jam di sini! Anda tahu itu sangat mengesalkan!" Seung gi benar-benar emosi kala itu dia terus saja mengoceh namun anehnya pria di depannya itu malah tersenyum dengan menatap berbinar ke arah Seung gi.

"Manis sekali." Gumam pria itu.

"Anda mendengar saya?!" Ucap Seung gi saat melihat pria di depannya melamun.

"Ah.. Ne, aku Park Seo joon." Ucap pria itu tanpa menghiraukan omelan Seung gi sedari tadi.

"Yak! Yak! Kau mengacuhkan ku?!" Protes Seung gi saat merasa ucapannya sedari tak ada yang di hiraukan oleh pria bernama Park Seo joon itu.

Seo joon pun menumpukan kedua sikunya ke meja dan tangannya menahan wajahnya yang menatap Seung gi dengan senyuman lebar.

"Aku memperhatikanmu sedari tadi. Tak mungkin aku menyia-nyiakan pemandangan indah di depan mata bukan?!"

"Yak! Apa yang kau katakan!"

"Aku sangat menyukai wajah marah mu itu. Sungguh menggemaskan." Ucap Seo joon masih dengan senyum lebarnya. Sedangkan seung gi menatap aneh pada Seo joon.

"Kau manusia paling aneh yang pernah ku kenal."

"Kau manusia paling menggemaskan yang pernah ku kenal."

Seung gi yang merasa tak tahan lagi dengan pria itu memilih beranjak dari sana namun, saat ia akan pergi Seo joon menahan lengannya dan menariknya hingga ia jatuh ke atas pangkuan Seo joon.

"Yak! Apa yang kau lakukan?!" Protes Seung gi dengan mencoba turun dari posisi mereka saat ini.

π™‚π™§π™šπ™₯

"Yak!"

"Ssttt.. Tenang lah." Ucap Seo joon yang semakin mengeratkan rengkuhannya pada perut Seung gi.

"Tenang kepalamu hah! Lepas!"

"Astaga kau menggemaskan sekali! Aku sudah tak tahan!" Tanpa Seung gi duga pria itu mencium Seung gi dengan antusias.

𝘾π™ͺπ™₯

Seung gi membelalakkan matanya tak pernah mengira ia akan terkena sial pada pertemuannya kali ini. Karena demi Tuhan baru kali ini ia menghadapi klien nya yang sangat mesum. Setelah puas mencium Seo joon pun melepas ciuman itu.

𝙋𝙑𝙖𝙠

"Brengsek kau! Aku pria normal sialan!" Ucap Seung gi dengan penuh amarah dan sudah beranjak dari posisi sebelumnya. Namun Seo joon tetap saja tersenyum menatap minat pada Seung gi.

"Hei.. Apa kau sudah gila hah! Sialan kau!"

"Tak baik mengumpat sayang."

"Astaga! Kau benar-benar sudah gila." Seung gi tak habis pikir pria di depannya tak menghiraukan semua kata-katanya. Seo joon pun beranjak dari duduknya dan dengan cepat menarik pinggang Seung gi hingga tubuhnya menabrak ke tubuh kekar Seo joon.

"Yak!" Seung gi kembali memekik atas tindakan Seo joon.

"Sssttt.. Aku sangat tertarik dengan tempramen mu yang meledak-ledak seperti itu. Kau tahu, itu sungguh menggemaskan." Seung gi menganga setelah mendengar ucapan pria itu. Hingga Seung gi yakin pria itu benar-benar tak waras.

"Tapi, aku tidak tertarik denganmu. Aku lebih tertarik pada wanita berdada besar." Ucap Seung gi dengan menatap tajam pada seo joon.

Seo joon memberikan senyumnya dan perlahan mendekatkan wajahnya ke arah telinga Seung gi, "Dan aku akan membuatmu jatuh cinta pada pria tampan ini." Bisik Seo joon dengan seringai yang terpatri di bibirnya.

π™π˜½π˜Ύ