Suara deburan ombak terdengar riuh malam itu. Namun, tak dapat meredam suara ramainya beberapa orang yang saat itu tengah berpesta di pantai.
Tampak kerlap kerlip hiasan lampu tumblir bersinar mengalahkan sinar bintang malam itu. Sebuah meja panjang di penuhi makanan dan jangan lupakan kue ulang tahun tertata rapi di atas meja.
Malam ini keluarga kecil Jeon tengah merayakan pesta ulang tahun untuk putra pertama mereka Jeon Jungmin yang ke-17 beberapa menit lagi. Di sana sudah ada keluarga besar Lee, keluarga Min dan kakek juga nenek dari Jungmin dan Minjung.
Mereka bercanda bersama, tertawa bersama kadang juga menggoda Jungmin dan Minjung berakhir membuat Minjung marah karena ulah paman dan bibinya.
Jimin saat ini tengah menyiapkan minuman di dapur rumah pantainya. Sambil menata gelas-gelas ke atas nampan untuk ia bawa ke tempat pesta.
"Hyung, butuh bantuan?"
"Eh? Jihoon.. Boleh bisa kau ambilkan buah strawberry yang ada di lemari es, Minjung sangat menyukainya, aku ingin memberikannya padanya." Ucap Jimin sambil mengeringkan gelas dengan kain bersih.
"Bukankah hyung juga menyukainya?" Tanya Jihoon heran.
"Ya memang sebelum gigi hyung ngilu saat merasakan masamnya." Jimin pun terkekeh dengan jawabannya. Jihoon pun sama.
"Oh ya, bagaimana pekerjaanmu?" Tanya Jimin pada Jihoon yang kini ikut membantu mengeringkan gelas.
"Perusahaan Yoongi hyung maju pesat. Kemarin saja kami mendapat kerja sama dengan perusahaan besar. Oh ya satu minggu yang lalu kami mengirimkan kontrak kerja pada Jungkook hyung."
"Eoh? Benarkah?" Jihoon pun mengangguk dan tersenyum pada Jimin.
"Jihoonie.. Ku dengar kau akan menikah? Benarkah itu?" Tanya Jimin sambil memberi jihoon tatapan jahilnya.
"Ish.. Hyung. Dari mana hyung tahu sih.." Jihoon pun mempoutkan bibirnya. Jimin pun tertawa saat mendapat respon menggemaskan dari jihoon.
"Tau ji, hyung kan punya informan terpercaya." Ucap Jimin sambil menaik turun kan alis.
"Aish.. Hyung~ jangan menggodaku.." Rengek Jihoon dengan rona merah di pipinya menahan malu.
Jimin begitu senang menggoda adiknya. Meski awal pertemuan mereka dulu terasa canggung karena lama tak dapat bertemu sebab jihoon melanjutkan sekolahnya di LA selama 5 tahun. Setelah lulus ia pun di ajarkan oleh Yoongi mengelola perusahaan yang ada di Jepang dan satu tahun kemarin Jihoon tengah di pertemukan dengan Jimin dalam ketidaksengajaan yang pada saat itu Jimin dengan suami dan anak-anaknya tengah berlibur.
"Oke.. Oke, ayo kita ke pantai. Mereka semua pasti sudah menunggu."
"Ne hyung."
Jimin dan Jihoon pun keluar dari dapur membawa minuman beserta beberapa hidangan di bantu pelayan yang kemarin malam sengaja di datangkan dari rumah mereka.
Setelah sampai di pantai, Jimin, Jihoon dan beberapa pelayan menata hidangannya ke atas meja yang telah di sediakan. Tak lupa juga kue ulang tahun yang sungguh menggugah selera hasil buatan Jimin sendiri.
Sebuah kue yang di dominasi cokelat dengan topping strawberry. Maklum saja kedua anaknya menurun dari Jimin. Keduanya anaknya itu sangat menyukai strawberry maka dari itu setiap tahunnya kue ultah kedua anaknya tak pernah absen dari buah strawberry sebagai topping pelengkapnya.
"Kookie, apa semua sudah datang?" Tanya Jimin saat Jungkook membantunya menata meja.
"Hanya tinggal Seung gi hyung dan Jong suk hyung. Seung gi hyung tadi menghubungi ku dia bilang sebentar lagi akan datang."
"Ah.. Baguslah kalau begitu. Semua persiapan sudah rampung, 10 menit lagi waktunya akan tiba."
"Nde, aku tahu sayang. Kita tunggu saja mungkin sebentar lag-Ah! Itu mereka!" Jimin pun mengikuti arah pandangan suaminya. Ia pun membalikkan tubuhnya dan ia pun tersenyum lebar karena yang ia tunggu sudah datang. Jimin pun berlari kecil ke arah Sung gi dan Jong suk yang baru saja tiba.
"Hyungie~" Pekik Jimin sambil berlari menuju Seung gi. Sedangkan Seung gi terkekeh melihat kelakuan adik manisnya yang sifatnya tak berubah sama sekali.
Grepp
"Hyungie... Aku rindu~" Ucap Jimin sambil memeluk tubuh yang ia yakini milik Seung gi. Namun ia sangsi dengan tubuh yang di peluknya. Kemudian Jimin melepas pelukannya dengan kening yang mengerut.
"Aaa~ hyungie..." Jimin pun mencebik kesal saat tahu bukan Seung gi yang memeluknya namun Jong suk lah yang peluk. Seung gi terkekeh melihat kejahilan suaminya itu. Suami? Ya sudah 10 tahun usia pernikahan mereka. Bahkan seung gi dan suaminya juga mengadopsi seorang putra dari panti asuhan karena Seung gi bukan pria yang memiliki rahim seperti Jimin. Lee Hansung putra dari pasangan Seung gi dan Jong suk berusia 15 tahun, mereka mengadopsinya saat pemuda itu berusia 5 tahun. Hansung sangat dekat dengan Jimin bahkan ia lebih suka memanggil Jimin dengan Noona cantik. Awalnya Jimin melarang Hansung memanggilnya seperti itu namun pemuda itu keras kepala dan berakhirlah Jimin terpaksa menerima panggilan itu.
"Hyungie.. Jahil sekali sih!" Ucap Jimin kesal namun tidak dengan Seung gi dan Jungkook yang baru saja bergabung, keduanya malah tertawa.
"Appa! Apa yang Appa lakukan pada Noona Cantik?!" Hansung pun menarik Jimin menjauh dari Appa nya. Jungkook pun memutar bola matanya jengah. Ini dia bocah yang menjadi saingannya untuk mendapat perhatian dari istrinya, pikir Jungkook.
"Eh?" Jimin begitu terkejut saat Hansung tiba-tiba menariknya di belakang tubuhnya yang entah mengapa lebih besar dari tubuhnya, sungguh menjengkelkan.
"Appa tak melakukan apa-apa pada Samchon mu, Hansung dan bersikaplah yang sopan panggil dia Samchon."
"Tidak mau! Pokoknya aku tetap memanggilnya Noona Cantik!" Pekik Hansung tak terima. Jungkook yang melihat pertengkaran itu memilih untuk melerai mereka sebelum ada pertumpahan darah terjadi. Ah.. Tidak itu berlebihan.
"Em.. Maaf bisa kita mulai acaranya 1 menit lagi tengah malam, ayo sayang kita ke sana." Ucap Jungkook sambil menarik lengan Jimin perlahan.
"Ah.. Benar, kita harus segera memulainya. Mari hyungdeul, Hansungie."
Kini Jungkook sudah berada di tengah-tengah mereka dengan Jimin di sampingnya. Semua tamu yang hadir kini memusatkan perhatian mereka pada pasangan yang kini tengah meminta perhatian mereka, termasuk si bintang utama pesta Jeon Jungmin menatap kedua orang tuanya dengan senyum lebarnya. Merengkuh pinggang sempit istrinya, Jungkook mulai membuka suaranya.
"Selamat malam semuanya. Malam ini adalah malam yang istimewa untuk putra kami, Jeon Jungmin. Di malam ini putra tampan kami akan berusia 17 tahun dimana Langkah awal menuju kedewasaannya. Jungmin-ah Daddy dan Mommy terima kasih telah mengisi hari-hari kami, kami sangat bangga dengan prestasimu yang kau raih selama ini dan juga Minjung jangan cemberut sayang ini ulang tahun Oppa mu." Semua yang ada di sana tertawa saat melihat Minjung yang tersipu malu dengan teguran Daddy nya.
"Daddy juga ingin meminta maaf untuk semua kesalahan Daddy pada mu dan Juga Mommy.. โJimin menoleh pada Jungkook kemudian tangannya terulur untuk mengusap lengan kekar suaminya untuk menenangkannyaโ ..Maaf karena sempat meninggalkan kalian saat itu. Dan aku merasa beruntung telah mendapatkan kalian dengan mudah karena Mommy kalian yang dengan mudahnya memaafkan ku dan memberikan ku kesempatan untuk bersama kalian hingga saat ini. Dan untuk Jungmin Daddy punya sebuah hadiah yang beberapa waktu lalu kau menginginkannya." Jungmin mengerutkan keningnya saat ia merasa tak menginginkan sesuatu dari Mommy dan Daddy nya.
"Apa itu Daddy?" Tanya Jungmin. Jungkook pun mengeluarkan sebuah kotak kecil berbentuk persegi kemudian memberikannya pada Jungmin. Jungmin pun menerimanya kemudian ia pun membuka hadiahnya dan ia kembali bingung saat di dalam sana ada sebuah kaset CD dengan sebuah note di dalamnya.
Isi note itu:
๐๐ข๐ฑ๐ฑ๐บ ๐๐ช๐ณ๐ต๐ฉ๐ฅ๐ข๐บ ๐๐ถ๐ฏ๐จ๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ด๐ข๐บ๐ข๐ฏ๐จ!
๐๐ฆ๐ฎ๐ฐ๐จ๐ข ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ถ๐ฌ๐ข๐ช ๐ฉ๐ข๐ฅ๐ช๐ข๐ฉ๐ฏ๐บ๐ข๐๐คญ
Jungmin pun mengambil kaset itu dan segera mengambil laptop yang ada di atas meja yang terhubung ke layar proyektor yang ternyata sengaja di siapkan untuk melihat isi hadiahnya. Tak menunggu lama lagi Jungmin segera memutar Kaset itu.
Dapat ia lihat di sana Mommy nya yang sedang menyiapkan makan siang karena di dalam rekaman itu terdapat waktu rekamnya.
"๐๐ข๐ฃ๐บ ๐ด๐ฆ๐ฅ๐ข๐ฏ๐จ ๐ข๐ฑ๐ข?" Jungmin dapat mendengar suara Daddy nya yang tengah merekam.
๐๐ข๐ฎ๐ฑ๐ข๐ฌ ๐๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฐ๐ญ๐ฆ๐ฉ ๐ฌ๐ฆ ๐ข๐ณ๐ข๐ฉ ๐๐ถ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ฐ๐ฐ๐ฌ ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ด๐ฆ๐ฏ๐บ๐ถ๐ฎ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ญ๐ข๐ฎ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ต๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฌ๐ฆ ๐ข๐ณ๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข, "๐๐ฆ๐ฅ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ถ๐ข๐ต ๐ฎ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ด๐ช๐ข๐ฏ๐จ." ๐๐ข๐ธ๐ข๐ฃ ๐๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ด๐ช๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ต.
"๐๐ฉ ๐บ๐ข ๐๐ข๐ฃ๐บ, ๐ข๐ฑ๐ข ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ ๐ณ๐ถ๐ฎ๐ข๐ฉ ๐ด๐ข๐ฌ๐ช๐ต ๐ฉ๐ข๐ณ๐ช ๐ช๐ฏ๐ช?" Pertanyaan yang di lontarkan di dalam video itu membuat Jungmin mengerutkan keningnya. Apa Mommy nya sedang sakit? Ia pun menoleh ke arah kedua orang tuanya di mana Sang Daddy memeluk Mommy nya sambil menatap ke arah layar proyektor yang juga para tamunya lihat.
"๐๐ฆ๐ฏ๐ต๐ถ, ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐จ๐ช ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ฎ ๐ข๐ฏ๐ข๐ฌ-๐ข๐ฏ๐ข๐ฌ ๐ฑ๐ถ๐ญ๐ข๐ฏ๐จ."
"๐๐ฌ๐ฆ ๐ฃ๐ข๐ฃ๐บ ๐ด๐ฆ๐ฌ๐ข๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ด๐ช๐ข๐ฑ๐ญ๐ข๐ฉ."
๐๐ฆ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ช๐ต๐ถ, ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ถ๐ฏ๐ซ๐ถ๐ฌ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐๐ถ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ฐ๐ฐ๐ฌ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฅ๐ช ๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐ฎ๐ฐ๐ฃ๐ช๐ญ.
"๐๐ฑ๐ข ๐ด๐ฆ๐ฌ๐ข๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ถ๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ-๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ ๐ด๐ข๐ซ๐ข? ๐๐ข๐ถ ๐ต๐ข๐ฎ๐ฑ๐ข๐ฌ ๐ฑ๐ถ๐ค๐ข๐ต ๐๐ช" ๐๐ฆ๐ณ๐ญ๐ช๐ฉ๐ข๐ต ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ข๐ฏ ๐ช๐ต๐ถ ๐ฆ๐ฏ๐ต๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฑ๐ข ๐ธ๐ข๐ซ๐ข๐ฉ ๐๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ญ๐ช๐ฉ๐ข๐ต ๐ฑ๐ถ๐ค๐ข๐ต ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ญ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ด ๐ฏ๐ข๐ฎ๐ถ๐ฏ ๐ช๐ข ๐ฎ๐ข๐ด๐ช๐ฉ ๐ฃ๐ช๐ด๐ข ๐ต๐ฆ๐ณ๐ด๐ฆ๐ฏ๐บ๐ถ๐ฎ ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ช๐ด ๐ฌ๐ฆ ๐ข๐ณ๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐๐ถ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ฐ๐ฐ๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฉ๐ข๐ฑ๐ถ๐ด ๐ฌ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฏ๐จ๐ข๐ต ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฅ๐ช ๐ฌ๐ฆ๐ฏ๐ช๐ฏ๐จ ๐๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ.
"๐๐ฎ, ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ด๐ถ๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ข๐ฑ๐ข-๐ข๐ฑ๐ข. ๐๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ต๐ข๐ณ ๐ญ๐ข๐จ๐ช ๐ซ๐ถ๐จ๐ข ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ด๐ข๐ฎ๐ฑ๐ข๐ช ๐ฅ๐ช ๐ณ๐ถ๐ฎ๐ข๐ฉ ๐ด๐ข๐ฌ๐ช๐ต."
"๐๐ข๐ช๐ฌ๐ญ๐ข๐ฉ, ๐ต๐ถ๐ฏ๐จ๐จ๐ถ ๐ฏ๐ฆ ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ต๐ข๐ณ ๐ญ๐ข๐จ๐ช ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ด๐ข๐ฎ๐ฑ๐ข๐ช." ๐๐ฆ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ช๐ต๐ถ ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ถ๐ฏ๐ซ๐ถ๐ฌ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ซ๐ข๐ญ๐ข๐ฏ๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ญ๐ฆ๐ธ๐ข๐ต๐ช ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ต๐ข๐ฌ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฑ๐ข ๐ญ๐ข๐ฎ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ด๐ข๐ฎ๐ฑ๐ข๐ช ๐ฅ๐ช ๐ณ๐ถ๐ฎ๐ข๐ฉ ๐ด๐ข๐ฌ๐ช๐ต ๐ฃ๐ฆ๐ด๐ข๐ณ ๐๐ฆ๐ฐ๐ถ๐ญ.
๐๐ฆ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ข๐ญ๐ช ๐ฅ๐ช ๐ฑ๐ฐ๐ต๐ฐ๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ช๐ฏ๐ช ๐ฌ๐ฆ๐ฅ๐ถ๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ด๐ถ๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฅ๐ช ๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐ณ๐ถ๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ฐ๐ฌ๐ต๐ฆ๐ณ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ข๐ฏ ๐ช๐ต๐ถ ๐ต๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ถ๐ฏ๐ซ๐ถ๐ฌ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฑ๐ข๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฆ๐ต๐ข๐ฉ๐ถ๐ช ๐๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฅ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ช ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฌ๐ด๐ข ๐ฐ๐ญ๐ฆ๐ฉ ๐ฅ๐ฐ๐ฌ๐ต๐ฆ๐ณ ๐ข๐ฑ๐ข. ๐๐ช๐ฏ๐ช ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ถ๐ฏ๐ซ๐ถ๐ฌ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ธ๐ข๐ซ๐ข๐ฉ ๐๐ถ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ฐ๐ฐ๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ต๐ข๐ฑ ๐ฌ๐ฆ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข ๐ฅ๐ช ๐ณ๐ถ๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ฐ๐ฌ๐ต๐ฆ๐ณ ๐ช๐ต๐ถ.
"๐๐ถ๐ฏ๐จ๐ฎ๐ช๐ฏ-๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ต๐ข๐ฉ๐ถ ๐๐ข๐ฅ๐ฅ๐บ ๐ด๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ต ๐จ๐ถ๐จ๐ถ๐ฑ ๐ด๐ข๐ข๐ต ๐ช๐ฏ๐ช. ๐๐ช๐ฉ๐ข๐ต ๐ด๐ข๐ฎ๐ฑ๐ข๐ช ๐ต๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐๐ข๐ฅ๐ฅ๐บ ๐ด๐ข๐ฎ๐ฑ๐ข๐ช ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฏ๐จ๐ข๐ต." ๐๐ถ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ฐ๐ฐ๐ฌ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ฆ๐ฌ๐ฆ๐ฉ ๐ด๐ข๐ฎ๐ฃ๐ช๐ญ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ถ๐ฏ๐ซ๐ถ๐ฌ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ฅ๐ถ๐ข ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฑ๐ข๐ฌ ๐ต๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข.
"๐๐ข๐ฅ๐ฅ๐บ ๐ซ๐ถ๐จ๐ข ๐ช๐ฏ๐จ๐ช๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ต๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ช๐ฏ๐ช ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ฎ ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฆ๐ต๐ข๐ฉ๐ถ๐ช ๐ฉ๐ข๐ด๐ช๐ญ ๐ฑ๐ฆ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฌ๐ด๐ข๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ฅ๐ฐ๐ฌ๐ต๐ฆ๐ณ. ๐๐ข๐ฅ๐ฅ๐บ ๐ช๐ฏ๐จ๐ช๐ฏ ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ข๐ฏ๐ต๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐จ๐ข ๐๐ฐ๐ฎ๐ฎ๐บ ๐ด๐ฆ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ช๐ฏ๐ช ๐ฅ๐ช ๐ด๐ข๐ข๐ต ๐๐ข๐ฅ๐ฅ๐บ ๐ด๐ช๐ฃ๐ถ๐ฌ ๐ฃ๐ฆ๐ฌ๐ฆ๐ณ๐ซ๐ข ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ถ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ช๐ฏ ๐ด๐ข๐ข๐ต ๐๐ข๐ฅ๐ฅ๐บ ๐ฎ๐ฆ๐ญ๐ข๐ฌ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ซ๐ข๐ญ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ช๐ด๐ฏ๐ช๐ด. ๐๐ข๐ฏ๐ต๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ต๐ถ๐จ๐ข๐ด ๐๐ข๐ฅ๐ฅ๐บ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐จ๐ข ๐๐ฐ๐ฎ๐ฎ๐บ ๐ด๐ฆ๐ญ๐ข๐ฎ๐ข ๐๐ข๐ฅ๐ฅ๐บ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฅ๐ช ๐ณ๐ถ๐ฎ๐ข๐ฉ, ๐ฐ๐ฌ๐ฆ. ๐๐ฉ.. ๐๐ฐ๐ฎ๐ฎ๐บ ๐ด๐ถ๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ฅ๐ช ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฌ๐ด๐ข ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ญ๐ช๐ฉ๐ข๐ต ๐ฉ๐ข๐ด๐ช๐ญ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ด๐ข๐ฎ๐ข, ๐ฏ๐ฆ?" ๐๐ข๐ฎ๐ฑ๐ข๐ฌ ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ข๐ฏ ๐ช๐ต๐ถ ๐ด๐ฆ๐ฎ๐ฑ๐ข๐ต ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐จ๐ฐ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ข๐ข๐ต ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข ๐ฅ๐ช ๐ข๐ณ๐ข๐ฉ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ ๐ข๐ณ๐ข๐ฉ ๐๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฌ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ข๐ณ ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ณ๐ถ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฌ๐ด๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ด๐ข๐ฎ๐ข ๐ฅ๐ฐ๐ฌ๐ต๐ฆ๐ณ.
"๐๐ข๐จ๐ข๐ช๐ฎ๐ข๐ฏ๐ข ๐ฅ๐ฐ๐ฌ๐ต๐ฆ๐ณ?" ๐๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐๐ถ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ฐ๐ฐ๐ฌ ๐ฅ๐ช ๐ฃ๐ฆ๐ญ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข. ๐๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ฅ๐ช๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฎ๐ฑ๐ข๐ฌ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ต๐ข๐ณ ๐จ๐ข๐ฎ๐ฃ๐ข๐ณ ๐๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฉ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ด๐ฆ๐ฏ๐บ๐ถ๐ฎ.
"๐๐ถ๐ข๐ฏ ๐๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ-๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ ๐ด๐ข๐ซ๐ข, ๐ต๐ฐ๐ญ๐ฐ๐ฏ๐จ ๐ญ๐ฆ๐ฃ๐ช๐ฉ ๐ฅ๐ช ๐ซ๐ข๐จ๐ข ๐ฌ๐ข๐ณ๐ฆ๐ฏ๐ข ๐ง๐ข๐ฌ๐ต๐ฐ๐ณ ๐ถ๐ด๐ช๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ฆ๐ฎ๐ข๐ฌ๐ช๐ฏ ๐ณ๐ฆ๐ฏ๐ต๐ข๐ฏ ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฌ๐ฆ๐ข๐ฅ๐ข๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข. ๐๐ข๐จ๐ข ๐ฑ๐ฐ๐ญ๐ข ๐ฎ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ซ๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ด๐ข๐ฎ๐ฑ๐ข๐ช ๐ฌ๐ฆ๐ญ๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ๐ข๐ฏ. ๐๐ฆ๐ณ๐ฃ๐ข๐ฏ๐บ๐ข๐ฌ ๐ช๐ด๐ต๐ช๐ณ๐ข๐ฉ๐ข๐ต ๐ซ๐ถ๐จ๐ข." ๐๐ค๐ข๐ฑ ๐๐ฐ๐ฌ๐ต๐ฆ๐ณ ๐ช๐ต๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฏ๐ข๐ด๐ฆ๐ฉ๐ข๐ต๐ฏ๐บ๐ข ๐ด๐ฆ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ถ๐ข๐ฉ ๐ข๐ฎ๐ฑ๐ญ๐ฐ๐ฑ ๐ฑ๐ถ๐ต๐ช๐ฉ ๐ฌ๐ฆ ๐ข๐ณ๐ข๐ฉ ๐๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ.
"๐๐ข๐ช๐ฌ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฅ๐ฐ๐ฌ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ช๐ฎ๐ข ๐ฌ๐ข๐ด๐ช๐ฉ, ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ช ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ฎ๐ช๐ด๐ช." ๐๐ฆ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ช๐ต๐ถ ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ฎ๐ข๐ต๐ช.
"Mommy? Apa Mommy sedang sakit?" Tanya Jungmin yang cemas. Dapat Jungkook dan Jimin lihat semua yang ada di sana juga terlihat penasaran dengan ke adaan Jimin.
"Buka ini sayang." Ucap Jimin sambil menyerahkan sebuah amplop yang Jungmin yakin adalah hasil pemeriksaan Mommy nya.
Dengan cepat Jungmin mengambil amplop itu dan segera membukanya dengan perasaan khawatirnya.
๐ฃ๐ฎ๐๐ถ๐ฒ๐ป : ๐๐ฒ๐ผ๐ป ๐๐ถ๐บ๐ถ๐ป
๐จ๐๐ถ๐ฎ : ๐ฏ๐ด ๐๐ฎ๐ต๐๐ป
๐๐ฎ๐๐ถ๐น ๐ฝ๐ฒ๐บ๐ฒ๐ฟ๐ถ๐ธ๐๐ฎ๐ฎ๐ป : (+) ๐ฝ๐ผ๐๐ถ๐๐ถ๐ณ
Jungmin mengernyit bingung dan menatap kedua orang tuanya yang tengah tersenyum menatapnya.
"Apa ini mi, Daddy?"
"Keinginanmu beberapa hari yang lalu sebelum kita berlibur sayang. Kau lupa? Kau mengatakannya pada Daddy saat di ruang kerja Daddy." Ucap Jimin. kemudian tampak Jungmin tampak brrpikir dan mengingatnya dan sedetik kemudian Jungmin tertawa senang sambil memeluk tubuh mommynya nya.
"Um.. Aku saat itu mengatakan kalau aku ingin a.... AAaaaaaaa! Yeah Mommy! Terima kasih!" Setelahnya Jungmin tertawa senang membuat semua tamu terlihat bingung.
"Yak! Katakan apa tang terjadi! Jangan buat kami penasaran anak nakal!" Teriak Seokjin tak sabaran. Kemudian di sana menjadi ricuh karena rasa penasaran mereka.
"Oke, maaf. Begini.. Jimin hamil dan usia kehamilannya sudah satu bulan."
"Mwo?!" Semuanya terkejut dengan kabar itu di sisi lain juga merasa senang akan kabar itu.
Setelah itu acara kembali di lanjutkan dan seluruh keluarga yang hadir pun mulai menikmati hidangan yang di sediakan. Namun, tanpa mereka sadari di tempat yang jauh dari tempat pesta itu, seseorang berada di dalam mobil berwarna hitam yang tatapannya tertuju pada sosok Jimin yang berada di samping suaminya tertawa bersama dengan keluarganya. Seringai psyconya muncul kembali menghiasi bibir tipisnya.
"Long time no see baby, 16 tahun sudah kita tak berjumpa. aku merindukanmu, sangat." Pria itu pun tertawa dengan mata yang masih tertuju pada namja mungil itu.
"Well.... Dalam waktu dekat aku akan mengunjungimu jiminku sayang. Ku pastikan aku tak akan gagal lagi untuk memilikimu. Tak akan ada yang bisa mencegah ku kali ini." Ucap pria itu kemudian ia mulai melajukan mobilnya dari sana dan menghilang di antara kelengangan jalanan kota Busan malam itu.
๐๐๐ฟ ๐๐๐ผ๐๐๐๐ 1