โ๐๐ก๐ก๐ช โ๐๐๐๐๐๐๐
โข
โข
โข
๐ง๐ฟ๐ฎ๐ธ
๐ง๐ฟ๐ฎ๐ธ
๐ง๐ฟ๐ฎ๐ธ
Suara pisau memotong sayuran terdengar dari dapur. Seorang namja mungil tengah melakukan kegiatan pagi rutin nya. Membuatkan sarapan untuk suami dan dua anaknya. Dengan tangannya yang sudah lihai, ia menciptakan makanan lezat untuk keluarga tercinta nya.
Tak terasa sudah satu jam berlalu, dapat ia lihat waktu telah menunjukkan pukul 6 pagi. Setelah menyiapkan dan menata masakannya di atas meja, pria bernama Jeon Jimin kini melangkahkan kakinya menuju kamar mandi di kamarnya dengan suaminya untuk membersihkan diri sebelum membangunkan suami dan anak-anaknya. Setelah 15 menit ia membersihkan diri, Jimin keluar dari kamar mandi dengan memakai sebuah sweater berwarna putih dengan celana bahan. Setelah itu ia pun melangkah ke arah ranjang untuk membangunkan suami tercintanya.
Kini Jimin merangkak di atas ranjang dengan kaki kanannya bertumpu di aras ranjang dan kaki kirinya masih menapak di lantai. Dengan perlahan Jimin mengusap rahang tegas suaminya yang masih terlelap itu.
"Sayang.. Bangun sudah pagi."
Tak ada sahutan dan pergerakan dari suaminya. Kemudian kembali ia mencoba membangunkan suaminya itu.
"Kookie! Bangun sudah siang! Kookie, lihat sudah jam 10!"
Seketika mata bulat itu terbuka kemudian dengan panik pria bernama Jeon Jungkook itu beranjak bangun dan berlari masuk ke kamar mandi sambil mengomel.
"Yak! Kenapa tak membangunkan ku pagi hari Jimin! Hari ini ada meeting pukul 8 tadi! Aduh.. Bagaimana klien ku tadi? Kenapa tak ada yang menghubungi saat aku terlambat?!" Jimin yang melihat suaminya mengomel hanya menggelengkan kepalanya dan segera keluar dari kamar mereka untuk segera ke lantai atas untuk membangunkan prince dan princess nya.
"Huh.. Maaf sayang. Hihihi" Jimin terkikik geli melihat suaminya seperti itu sudah sering ia melakukannya di saat Jungkook susah untuk di bangunkan. Dan dengar setelahnya apa yang terjadi.
1
2
3
"๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ก๐ก!!!"
Jimin pun tertawa sambil mengetuk kamar putra sulung nya.
๐ง๐ผ๐ธ ๐ง๐ผ๐ธ ๐ง๐ผ๐ธ
๐๐ฒ๐ธ๐น๐ฒ๐ธ
"Sudah bangun? Baguslah. Sarapan sudah siap sayang."
๐๐๐ฝ
Sebuah kecupan di pipi kanan ia dapatkan dari putranya.
"Selamat pagi Mommy.. Aku akan segera turun." Ucap putra sulung nya Jeon Jungmin.
"Selamat pagi juga sayang, baiklah Mommy akan membangunkan adikmu dulu."
"Ne, Mommy." Ucap Jungmin seraya mengusap perut buncit Mommy nya.
Setelah melihat Jungmin kembali masuk ke kamarnya, Jimin pun melangkah ke arah kamar putrinya Jeon Minjung yang berada di samping kamar Jungmin.
"Minjung? Apa kau sudah bangun? Sarapan sudah siap nak!" Ucapnya sambil mengetuk pintu kamar putrinya.
๐๐๐ฏ๐ฟ๐ฎ๐ธ
Terdengar suara seperti benda terjatuh dari dalam sana, seketika Jimin panik saat mendengar suara keras itu.
"Minjung?! Ada apa nak?!" Ucap Jimin terdengar panik.
"Aish.. Tidak apa-apa Mom!"
"Kau yakin?"
"Ne Mommy!"
"Baiklah cepat bersiap sudah siang sayang." Setelah mengatakan itu, Jimin pun segera pergi dari sana menuju kembali ke dapur.
Di sisi lain, Minjung tengah berusaha bangun dari lantai. Sebenarnya suara tadi adalah suara tubuh Minjung yang terjatuh dari ranjangnya. Ia terkejut saat ibunya membangunkannya dan posisi tidurnya saat itu tengah berada di tepi ranjang, alhasil saat ia akan bangun dan membalik tubuhnya ke sisi kirinya sudah tak ada sisa tempat dan berakhir ia jatuh terguling ke lantai dengan posisi tengkurap.
"Aish.... Aw! Hidung ku sakit sekali eoh.." Ucap Minjung sambil mengusap Hidung mancung nya yang tampak memerah.
Setelah 30 menit berlalu semua anggota keluarga Jeon pun sudah berada di meja makan.
"Eh? Minjung-ah kenapa dengan hidung mu eoh?" Tanya Jungmin saat melihat hidung adiknya yang tampak berwarnah merah. Jimin dan Jungkook pun akhirnya ikut menoleh ke arah putrinya.
"Benar Minjung, itu merah? Apa yang tadi itu?" Ucap Jimin menatap putrinya khawatir.
"Minjung tidak apa-apa Mommy, tak perlu khawatir." Ucap Minjung meyakinkan saat melihat melihat ibunya yang tampak khawatir.
"Ya sudah, kalian selesaikan sarapannya."
***
Sarapan pun selesai setelah 15 menit berlalu Jungmin dan Minjung pun sudah berangkat, kini tinggal Jungkook yang tengah bersiap dengan dasinya yang belum juga rapi.
"Jimin-ah, bisa kau pasangkan dasi ku?"
"Ah.. Tentu sayang, sebentar." Jimin yang sedang mencuci piring pun meletakkan piring kotor itu ke dalam wastafel dan segera nencuci tangannya kemudian mengeringkannya.
Ia pun berjalan ke arah Jungkook dan mengambil dasi yang berada di tangan suaminya dengan tersenyum dan segera memasangkannya.
"Nah, sudah. Sekarang suami ku sudah tampan." Ucap Jimin saat melihat dasi yang terpasang apik di bawah kerah kemeja suaminya.
๐๐๐ฝ
"Terima kasih sayang." Ucap Jungkook setelah memberikan kecupan di kening Jimin.
"Baiklah aku berangkat sayang, nanti siang kau jadi memeriksakan baby dengan Eomma?"
"Um, kemarin malam Jin Eomma sudah memberi tahuku jika ia yang akan menemani ku ke rumah sakit."
"Ah.. Begitu? Baiklah. Hati-hati saat pergi nanti." Jimin pun mengangguk.
Kini Jungkook berlutut di depan perut Jimin yang mulai membesar karena kehamilan yang memasuki usia 5 bulan itu, "Baby, jaga Mommy hum, kau juga Jangan nakal ya sayang. Cup." Jimin pun tersenyum melihat suaminya yang saat ini sedang berinteraksi dengan calon anaknya.
Jimin pun mengusap sisi wajah Jungkook setelah suaminya telah kembali berdiri di depannya.
"Daddy tenang saja, baby tidak pernah nakal kok. Sekarang berangkatlah nanti terlambat, hum.." Jungkook pun tersenyum lebar kemudian menarik tubuh istrinya untuk ia dekap.
"Jaga dirimu dan baby."
"Iya sayang jangan khawatir."
"Ya sudah aku pergi." Jimin pun kembali mengangguk. Kemudian ia menatap kepergian suaminya untuk pergi bekerja.
****
Seorang pria paruh baya nan tampan bersurai hitam dan berkulit tan tengah tersenyum melihat seorang pemuda berusia 21 tahun tengah menggoreskan sebuah pisau di atas kulit seorang wanita yang kini sudah tak mulus lagi. Sudah puluhan goresan yang menghiasi kulit cantik wanita itu hingga kini tubuhnya telah di penuhi darah yang keluar dari semua luka goresan itu.
'๐๐ข๐ณ๐ณ๐ณ๐จ๐จ๐จ๐ฉ๐ฉ!!!'
Tak peduli wanita yang dalam posisi tangan terikat keatas dengan tubuh yang menggantung di udara itu berteriak kesakitan.
"Ayah! Bagaimana hasil karya ku?" Ucap Pemuda bernama Kim Jaewook yang masih memegang pisau lipat berlumuran darah di tangannya sambil berjalan ke arah sang pria yang sedang duduk sambil menyesap segelas wine di tangannya.
Pria itu pun tersenyum bangga pada apa yang di lakukan putranya itu. Bahkan tak menghiraukan bagaimana kondisi wanita yang di jadikan karya ukiran oleh putranya.
"Sangat indah. Kau semakin mahir melakukannya dan goresannya juga sangat rapi." Pria yang nyatanya adalah Kim Taehyung itu menepuk puncak kepala Jaewook.
"Ah ya, kapan ayah akan mempertemukan ku dengan calon ibu ku? Terakhir kali ayah mengatakannya padaku satu bulan yang lalu." Ucap Jaewook yang kini tengah mencuci tangannya di washtafel yang ada di ruangan itu.
"Sebentar lagi Jae, sebentar lagi ayah akan mempertemukan kalian. Kau sudah tak sabar eoh?"
"Tentu saja, setelah ayah menunjukkan fotonya pada ku, aku semakin penasaran dengan wujud aslinya. Karena meski ia seorang pria tapi, kecantikannya melebih seorang wanita. Aku tak pernah menyangka pilihan ayah sungguh menakjubkan!" Ucap Jaewook antusias.
Taehyung tersenyum mendengar putranya yang sangat antusias dengan kehadiran calon ibu untuknya. Taehyung semakin bersemangat dan berambisi untuk segera membawanya masuk ke dalam kehidupannya dan putra satu-satunya itu.
Ah! Apa kalian penasaran tentang putra dari Taehyung? Baiklah kita bahas sebentar tentang Pemuda Kim Jaewook itu.
Kim Jaewook adalah anak angkat dari Taehyung. Jaewook di temukan oleh Taehyung saat ia menghilang 16 tahun yang lalu. Taehyung saat itu bersembunyi tanpa ada yang tahu di kota terpencil Taebaek di Gangwon. Saat itu Taehyung yang sedang menikmati pagi yang cerah di sana ia dikejutkan seorang anak kecil berusia 5 tahun tengah berlari dan menabraknya. Kondisi Jaewook kecil saat itu tampak tak terurus dengan bajunya tampak sangat lusuh.
Saat itu Jaewook tengah lari dari pria paruh baya yang mengejarnya. Jaewook kecil meminta tolong pada Taehyung untuk menyembunyikannya. Alasan Jaewook kecil itu menjadi incaran karena untuk di culik dan akan di jual ke luar negri untuk di ambil organ dalamnya. Mengingat Jaewook adalah yatim piatu tanpa orang yang mengurusnya dan di daerah itu tengah kerap terjadi penculikan anak kecil.
Taehyung pun akhirnya mengasuhnya hingga akhirnya ia membawa Jaewook kembali ke Seoul setelah 16 tahun lamanya ia tinggal di Taebaek. Dan apa kalian penasaran kenapa Jaewook sekarang menjadi seorang yang berjiwa Psikopat seperti Taehyung? Tentu saja Taehyung yang mengubah pribadi Jaewook yang awalnya sangat manis kini menjadi psikopat yang menyukai darah yang mengalir deras dari tubuh korbannya. Sejak Jaewook kecil berusia 10 tahun, Taehyung perlahan mengubahnya menjadi pemuda yang kejam dan sadis. Tak mengenal ampun dan rasa kasihan pada setiap korbannya yang menjerit kesakitan.
๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐...