"Tamara, jangan pergi!"
Sammy tersentak bangun. Matanya berkeliling, mencari Gadis yang baru saja hadir di dalam mimpinya. Gadis yang telah membuat tidurnya tidak tenang.
Ia bangun tergesa-gesa. Menuruni anak tangga dengan napas memburu. Kenangan saat Tamara pergi dari rumah Dandelion dulu, begitu membekas di dalam ingatan Sammy.
Kemarin, telah terjadi sesuatu yang membuat Gadis itu menangis. Hingga, Sammy begitu ketakutan. Takut sang kekasih itu kembali meninggalkannya tanpa kabar.
"Tamara! Tamara!"
Ia berkeliling mencari Gadis itu sampai ke gerbang gedung perusahaan dengan baju tidur yang dipakainya. Tidak ada. Gadis itu tidak ada di penthouse, di setiap divisi perusahaan juga tidak ada.
Sammy begitu frustasi, hingga ia melihat wajah itu di seberang jalan. Tanpa memperhatikan jalanan yang ramai, ia menyeberang. Pandangannya lurus ke arah Gadis yang sedang berdiri di seberang jalan.
Cekkiitt!
Bruk!