Aryk berbaring membelakangi Dandelion. Ia masih kepikiran sikap Sisi yang berubah drastis. Apa dia mengetahui sesuatu? tanya Aryk dalam hati. Apakah dia harus bicara dengan istrinya atau tidak, tapi ia takut Dandelion salah paham.
"Sisi tidak akan bersikap seperti itu jika kamu tidak bersalah," ucapnya. Ternyata istrinya juga tidak bisa tidur.
"Kamu, belum tidur?"
Aryk berbalik menatap punggung istrinya. Wanita itu berbalik dan berhadapan dengan suaminya. Mereka saling memandang dengan penuh arti.
"Mana mungkin aku bisa tidur. Katakan padaku! Kesalahan apa yang kamu perbuat di luar sana, sampai Sisi menyindir kamu seperti itu, Mas?"
"Mungkin … dia salah paham pada seseorang," jawab Aryk ambigu.
"Seorang wanita?"