Setelah selesai makan malam bersama Eca memutuskan untuk pergi ke kamar sambil melihat isi chat yang di kirim teman-teman cewek SMA nya.
Sampai jam 11 malam dia membalas chat dengan teman-teman cewek yang masih belum menikah hingga panggilan telepon menghentikan langkahnya untuk membalas chat dengan temannya.
" Halo Assalamualaikum." jawab Eca dengan lembut.
" Assalamualaikum cak." kata sang penelfon dengan nada bicara halus.
" Waalaikumsalam knpa." jawabnya lagi karena orang yang menelfon malah mengucapkan salam pada Eca.
" Minggu ini bisa ketemu gak." kata sang penelfon.
" Aku masih sibuk ya..." jawabnya dengan menghembuskan nafas sedikit berat.
" Masih banyak orderan nya."penelfon
" Iya. Aku lagi banyak orderan."Eca
" Kan ada pekerja yang bakal ngerjain semua orderan nya. Kenapa masih harus turun tangan lagi sih." katanya dengan nada kesal.
"Iya. Tapi kan aku harus tetep memantau para pekerja. Kamu bukanya mendukung malah bikin kesel aja."Eca menjawab pertanyaan dari sang penelfon dengan nada bicara sedikit kesal.
" Apa itu alasan kamu biar gak ketemu sama aku? hem...." jawab sang penelfon dengan emosi. Kalo bisa melihat wajahnya pasti sudah merah dan melihat nya dengan tatapan mata yang tajam.
" Aku bukannya gak mau ketemu sama kamu. Tapi....." belum sampai Eca menyelesaikan kalimatnya sudah di potong sang penelfon.
" Aku gak mau tau. Pokoknya Minggu depan kamu harus kesini!!!." katanya dengan nada peringatan.
" Aku gak janji. Tapi aku usahain." dengan pasrah Eca menjawab pertanyaan dari sang penelfon.
" Bagus. Aku pengen lihat wajah kamu sekarang. Aku kangen." katanya dengan nada manja.
Aneh memang tapi itu dia. Dia tidak bisa marah lama karena dia masih butuh untuk mendapatkan perhatian dari Eca.
" Video call aja. Kenapa minta ijin lagi. Kan biasanya juga gitu." kata Eca dengan senyum mengembang sambil menggelengkan kepalanya karena mendengar suara sang penelfon.
Akhirnya panggilan telfon berubah menjadi panggilan video call. Sampai larut malam Eca meladeni sang penelfon untuk melakukan video call itu. Eca tidak sadar dia sampai ketiduran dengan masih mendengarkan sang penelfon yang menceritakan tentang kekasihnya.
Ya. Orang yang menelfon Eca sudah memiliki kekasih. Cantik, putih, dan memang dia lebih kecil dari Eca tapi dia banyak yang suka, tidak seperti Eca yang hanya menjadi teman curhat cowoknya itu.