Chereads / VAMPIRE CEO / Chapter 5 - Perhatian Sang CEO.

Chapter 5 - Perhatian Sang CEO.

"Kemarilah Kita sarapan pagi bersama..." ucap Arthur dengan menepuk sofa sebelahnya agar Zevanya duduk di sebelahnya.

Melihat dan mendengan hal tersebut membuat hati Zevanya sedikit terbebani dengan perhatian dari CEO nya tersebut.

Zevanya menuruti perintah sang CEO dan duduk pada sofa panjang yang diduduki oleh Arthur.

"Terima kasih Tuan atas perhatian Anda" ucap Zevanya.

"Hemm...Aku tidak mau melihat wanitaku kelaparan dan menganggap Aku kurang perhatian" Arthur menatap Zevanya.

Zevanya pun menatap balik dan itu menyebabkan gelenyar aneh di hatinya.

"Makanlah!!! setelah itu kita kembali bekerja" Arthur memberikan perintah dengan isyarat matanya.

"Apa Tuan Arthur tidak sarapan? ayo makan bersama disini ada banyak makanan, lagi pula Aku nggak akan bisa menghabiskannya sendirian?" rentetan pertanyaan di ucapkan Zevanya.

"Tidak Aku tadi sudah makan makanan kesukaanku sekarang makanlah jika sudah kenyang tinggalkan jangan di paksakan. Akan Aku simpan sisanya nanti bisa di hangatkan lagi untuk makan siangmu" jawab Arthur.

"Oke kalau begitu Aku mengisi perut dulu dan setelah itu lanjut bekerja.

Setelah meja makan bersih dari berbagai makana Zevanya kembali ke mejanya dan mulai melakukan pekerjaannya.

"Oh iya Tuan hari ini akan dilakukan rapat pimpinan pukul 10.00 pagi ini di aula utama gedung ini" Zevanya memberitahukan.

"Kamu dan Wakil ku saja yang menghadirinya Aku akan tetap disini menunggu hasil rapatnya" jawab Arthur.

"Kenapa Tuan nggak mau menghadirinya padahal semua orang pasti ingin bertemu dan melihat Anda yang sebenarnya?" Zevanya bertanya dengan rasa penasaran.

Mendengar perkataan Zevanya Arthur sedikit merasa tertarik dengan semua dewan direksi yang akan hadir.

"Baiklah Aku akan datang namun bersamamu oke?!" Arthur memberikan ultimatum.

"Baik akan Saya temani Tuan agar merasa nyaman disana nanti.

Setelah itu keduanya kembali ke pekerjaan masing masing, Arthur menandatangani setiap proposal yang sudah di setujui oleh managemen, dan Zevanya kembali dengan mengetik laporan proyek dan keuangan.

Waktu menunjukan pukul 09.30 Zevanya mempersiapkan segala sesuatunya untuk rapat dewan direksi sebentar lagi.

Setelah semuanya siap waktu menunjukan 09.45 Zevanya sudah selesai bersiap.

"Tuan mari kita segera ke aula karena lima belas menit lagi rapat segera di mulai" ajak Zevanya.

"Oke kita segera turun kelantai bawah" Arthur pun menyetujuinya.

Ting...

Pintu lift terbuka dan keduanya memasuki lift dan turun kelantai di bawah kantor Sang CEO.

Ting...

lift terbuka tanda lift sudah ada dilantai tujuan dan keduanya pun keluar menuju aula.

Pintu aula terbuka dan keduanya memasuki ruangan, semua orang terkejut dengan kehadiran sosok yang selama ini belum mereka kenal.

Terdengar bisik bisik dan dengungan yang membicarakan Sang CEO.

"Wah ini adalah keajaiban bahwa sang CEO menghadiri rapat kita, padahal selama ini hanya diwakilkan kepada wakilnya saja" ucap beberapa orang.

"Selamat pagi semua... anggota dewan direksi..." Zevanya memberikan salamnya.

"Pagi...!!!" jawab serentak.

"Perkenalkan Saya Zevanya sekretaris pribadi Tuan Arthur CEO Perusahaan ini, Dan mulai hari ini dan seterusnya jika tidak ada halangan Tuan Arthur akan menghadiri setiap rapat dan pertemuan penting" Zevanya menegaskan kalimatnya.

"Itu juga akan selalu ditemani sekretaris pribadiku dan perusahaan ini tetap akan berjalan seperti sebelumnya dengan campurtangan wakil Saya" ucap Arthur.

Rapat di mulai dan selesai pukul 12.00 tepat setelah itu para dewan direksi kembali ketempat masing masing.

Lalu untuk Zevanya dan Arthur pun kembali ke ruangannya di lantai teratas.

"Tuan bolehkah Saya minta ijin hari ini pulang lebih awal ada hal penting yang harus saya lakukan?" Zevanya meminta persetujuan Arthur.

"Apa yang hendak kamu lakukan memangnya? apa begitu penting?" Arthur balik bertanya.

"Benar Tuan ini sangatlah penting karena hari ini adalah peringatan hari meninggalnya Ayah Dan Ibu Saya" jawab Zevanya dengan menunduk sedih mengingat kedua orang tuanya.

"Baiklah tapi aku akan mengantarmu aku nggak mau kamu kenapa Napa diluar sangat berbahaya" Arthur memberi ijin.

"Apa Tuan tidak merasa repot jika harus mengantar Saya ke makan?!" Zevanya bertanya ragu ragu.

"Aku nggak merasa kamu repotkan karena kamu adalah wanitaku maka aku harus berkewajiban melindungi dan menjagamu" jawab Arthur.

"Baiklah tuan jika itu keinginanmu maka aku akan menurut saja" kata kata Zevanya menjadi pencerah disetiap katanya sajelas Jelasnya.