Chereads / VAMPIRE CEO / Chapter 6 - Terbongkarnya Rahasia CEO (1)

Chapter 6 - Terbongkarnya Rahasia CEO (1)

Setelah mendapat ijin Zevanya bersiap siap untuk segera pergi, dilihatnya Arthur ikut berdiri dan berjalan ke arah pintu kantornya dan membukanya.

"Ayo Aku antar sekarang kemakan orang tuamu" kemudian berjalan lebih dulu dan menunggu Zevanya di depan pintu lift.

Zevanya berjalan keluar dari ruang kantor CEO ny dan mendekat kearah Arthur yang sudah menunggunya beberapa menit yang lalu.

Ting...

Pintu lift terbuka dan mereka masuk kedalam dan menekan tombol besement di mana kendaraan milik Arthur berada.

Dalam waktu sepuluh menit mereka menuju lantai dasar.

Ting....

Pintu lift pun terbuka dan keduanya keluar dari lift tersebut dan keluar dari gedung menuju kendaraan Arthur.

Arthur membukakan pintu untuk Zevanya dan memberikan isyarat untuk masuk dan menutup pintunya.

Arthur memutar menuju kursi pengemudi dan masuk dan siap untuk menyalakan mesin mobilnya.

Saat dia menoleh kearah Zevanya dilihatnya Zevanya belum memakai sabuk pengaman, dengan perlahan dia mendekat kearah Zevanya dan membuat gadis itu terkejut dan jantungnya berdetak kencang.

Deg...deg...deg...deg...deg...deg...

Mendengar detakan jantung Zevanya Arthur makin mendekatkan wajahnya di depan wajah Zevanya.

Tangannya meraih sabuk pengaman dan dengan secepat kilat menyapukan bibirnya di bibir Zevanya yang lembut.

Ceklek...

Bunyi sabuk pengaman yang sudah dikaitkan menyadarkan Zevanya bahwa dia belum memakainya.

"Oh...maaf Tuan Aku lupa memakainya akan saya ingat lain kali" Zevanya menggigit bibirnya yang sudah dicium singkat oleh Arthur.

"Tak papa aku malah suka jika aku yang memasangkan sabuk pengaman itu,karena aku mendapat kesempatan untuk mencium bibir manis mu" Ucap Arthur.

Mendengar itu Zevanya menjadi merona merah pipinya.

Arthur melajukan kendaraannya meninggalkan kantor dan menuju tempat di makamkan ya orang tua Zevanya.

"Tapi Tuan Aku belum membeli tiket untuk kenegara I karena makam orang tua saya ada di negara tersebut" Zevanya memberitahu.

"Tak masalah karena kita akan menaiki jet pribadiku yang terpenting adalah pasport kita" ujar Arthur santai.

Tak butuh waktu lama mereka sampai di bandara internasional negara E dan memasuki bandara tersebut.

Zevanya tercengang mendengar ucapan Arthur, dia jadi ingin segera melihat makam ibu dan Ayahnya.

"Terima kasih Tuan Anda mau mengantarkan Saya untuk jiarah ke makam orang tuaku" Zevanya berucap dengan tulus.

"Tak perlu kamu berteri makasih padaku aku juga ingin ketempat yang baru karena aku merasa bosan" Arthur berkata.

Setelah semua diselesaikan mereka menuju jet pribadi Arthur dan memasukinya.

Pilot sudah siap untuk lepas landas dari bandara tersebut dan mengudara cukup lama hingga sampai di negara I.

Zevanya duduk di samping Arthur dekat dengan cendela kaca, hingga dia bisa melihat keluar melihat gumpalan awan putih yang menggantung di angkasa.

"Apa kamu suka dengan pemandangan di luar sana?" tanya Arthur yang sejak awal mengamati gerak gerik Zevanya.

Zevanya yang tanpa sadar sudah terpesona dengan pemandangan diluar tidak mendengar pertanyaan dari Arthur.

Karena tidak mendapat respon Arthur mendekatkan kepalanya dan membisikkan pertanyaan itu lagi.

"Apa kamu suka dengan pemandangan diluar sana?" Arthur menghembuskan nafas dinginnya di telinga Zevanya.

Zevanya merasakan hembusan nafas di ceruk leher dan telinganya sehingga bulu kuduknya berdiri.

Zevanya menggeliat karena merasa geli dia memejamkan matanya sesaat dan membukanya setelah perasaan aneh yang menjalar ditubuhnya sedikit menghilang.