Chereads / Young Gods & Goddesses / Chapter 4 - Pertemuan Terakhir

Chapter 4 - Pertemuan Terakhir

Peti Mati Mini,

Itulah benda asing yang di ambil Barley dari Tas nya membuat beberapa pertanyaan ingin segera Alex lontarkan.

"Bar apaan itu?," 

Alex dengan Nada lirih sambil mengamati Barley dengan serius meng otak atik alat itu entah tujuannya untuk apa.

Barley pun Menjawabny sambil meng otak atik mesin itu 

"Al, tutup jendelanya ah sama tolong nyalakan Laptopmu,"

Alex hanya diam dan menuruti kata kata yang di lontarkan oleh temannya.

Menuruni Kasur dan mengambil laptop yang berada di Tasnya lalu menyalakannya.

Barley kini menatap Alex Sambil menancapkan Flashdisk nya.

"Al sini aku perlihatkan sesuatu yang Luar biasa "

Barley pun membuka folder document Dan membuka sebuah Video bertulisan,

Project_02_Olympus_Mp4

Alex pun bertanya kepada Barley ketika video itu di putar

"Game?".

Barley menjawab nya sambil serius melihat video yang ia putar sendiri.

"Ini Dunia Dewa Dewi/Dunia lain untuk bahasa orang awam, ini adalah Olympus"

Alex tampak tidak peduli berusaha membuka jajanan kembali Jelly milik Barley , Dan mengigitnya dengan hati hati,Begitu menggit Rasanya sangat asam membuat raut wajah Alex menjadi mengkerut.

Barley kembali menjelaskan kepada Alex yang sedang memakan Jelly itu.

"Ini adalah Video milik Ayahku Prof.Corty Xiory ini adalah bukti bahwa Dunia Olympus atau bisa di sebut Dunia para Dewa/Dewi disana.

Alex langsung menatapi Video Barley,

"ah masa?,"

dan melanjutkan menanyakan kepada Barley

" Gimana Kamu berhasil mendapatkan Video ini? bukankah Ruangan Lab di jaga ketat?,"

Barley menjelaskan dengan menjentikkan jari kelingkingnya.

"Wohohoho Hoki aku Al"

"Pas itu mama ku Calling Karena Hp ayah ketinggalan di kamar,g tau mamaku bilang apa tapi yang pasti itu bikin ayahku terkejut sampai dia meninggalkan Lab nya,di saat itu para pengawal ayahku Mengikutinya dan hanya satu yang berjaga dia orang yang tadi loh Al yang kau masukan mulutnny makanan dia adalah Partner ku,aku memulai aksinya mengcopy semua data penelitian Ayahku ke Dalam Flashdisk wohooho Harta karun terbesarku,".

Alex menyeringai Merasa malu apa yang ia lakukan pada pria berjas alias Unit 28.

Lalu Alex kembali melontarkan pertanyaan kepada Barley.

"Lalu itu Peti apa? apakah itu pintu Menuju ke dunia Olympus?"

tanyanya sambil melihat sebuah ukuran Pintu masuk Dunia Olympus namun sangat kecil bahkan tidak mungkin bisa di masukin oleh anak kecil sekalipun.

Barley menjawab sembari mengambil peti itu.

"Hampir benar sih... Tapi lebih tepatny ini miniatur ini adalah karya ku Miniatur Teleport," 

"Dan saat aku mencobanya 1x pada alat buatanku itu bener bener BOOM!!! pisang yang aku masukan ke dalam peti hilang , Begitu Aku langsung berusaha melacak pisang yang aku tempelkan suatu alat pengirim titik koordinat khusus ,beberapa menit kemudian Laporan titik koordinat masuk kemudian aku melacaknya dengan Apk Olympus tv milik ayahku, seketika itu pula alat perekam pisang itu aktiv dan itu benar benar luar biasa pisang itu jatuh di lautan terlihat beberapa bangunan dan beberapa makhluk hidup yang kayaknya sih Ga mungkin ada di Dunia GILA JIRR keren".

Alex pun melihat peti itu dan Berusaha memasukkan tangannya tampak kosong yang ia rasakan di dalam Peti , Lalu ia kembali bertanya ke pada Barley.

"Bagaimana kamu membuatny Tanpa ketahuan Ayahmu?bukankah Markas Lab Ayahmu di penuhi dengan Cctv,infamerah, dan sistem keamanan lainnya?,"

Prancis adalah salah satu Negara pilihan Prof.Corty untuk di jadikan Markas penelitiannya dan Terbayangkan?gimana lengkapnya sistem keamanan Markas rahasia.

Barley Merasa lupa kejadian itu , dan tiba tiba ia mengingatnya

"aha!... ini ya iya si kenapa aku buat miniatur alasannya sebenernya aku membuat ini di Hotel Jika aku membuat dengan ukuran yang besar aku tidak dapat membawa Pulang yang lebih parahnya jika ketauan ayahku itu bisa gawat , Saat Di Prancis aku meminta Ayahku Untuk dapat merasakan tinggal di Hotel kemudian aku pun di ijinkan Dengan syaratnya 1 penjaga Unit milik ayahku, Lalu Unit 28 dah yang Njaga".

Barley sembari mengingat pada masa itu, ia pun teringat kata kata Yang di Ucapkan pria ber jas alias Unit 28 tadi.

"Oh ya Lex Gua Pulang dulu entar keburu unit lain yang ke sini gua titip hasil Karyaku dulu Al oke?, ".

Barley pun menutup Tas nya kembali 

"ni Jelly ku bawa ya lex ini punya ibuku sebenernya,"

Sambil memasukkan Super Big jelly vit C yang tersisa 3 bungkus.

Alex mengambil sampah plastik bekas suplemen tadi dan memasukkannya ke tempat sampah.

"Ayok Al antar aku lah,"

Usul Barley Sambil menggondong tas

Alex Menatapnya

...

"Ogah antar kaya cewe Segala di antar"

Cletuk Alex sambil sedikit tersenyum.

"Ooh.. gitu kamu lex,"

jawab Barley sambil pura pura marah.

Alex tertawa

"hahahha canda Bar ayok entar keburu unit lain ke sini entar mereka curiga"

Mereka pun keluar Rumah Alex dan ketika di depan Gerbang, Barley melihat sesuatu dari titik terjauh di jalan sebuah Mobil Hitam mewah di amatinya.

"Eh lex kayany ga usah deh Unit lain udh ngejemput"

Terlihat Mobil Mewah Berhenti tepat di depan Rumah Alex.

Broomm!!!

Broomm!!!

Tatap Supir itu Kepada Barley ,Barley menyapanya dengan Gurauan 

"Pak Jangan tegang nanti dia ketakutan hahahah, ntar dia ngompol lagi"

Cletuk Barley sambil mengedipkan Mata sebelahnya kepada Alex.

"ah hahahah..."

Alex tertawa malu dengan ekspresi sedikit kesal.

Supir itu tampak tidak peduli ia langsung menyalakan Mobil tersebut.

Alex Melambaikan tangan kepada Barley.

"Dah bro hati hati"

Barley membalasnya

"Oke Lain kali aku Datang lagi"

Mobil yang di tumpangi Barley pun Pergi ,Alex masih melamun sambil melihat Mobil Yang Barley naiki hingga tak terlihat.

Kemudian Alex melirik di jam tangannya...

03:45 

Ketika Alex hendak memasuki Rumahnya Terdengar suara orang memanggilnya ternyata ia adalah Pak Feri

"Hei Al... Sini mampir kan tadi pagi saya sudah bilang pulang sekolah untuk mampir , lupa kah kau lex?,"

sahut Pak Feri sambil berdiri di halaman luar Lantai 2.

"Ah iya kah?"

ucap Alex sambil menggosok kan tangan di kepalanya.

"Saya tunggu Lex ke Lantai 4 ya,"

usul Pak Feri sambil mengarahkan tangannya seolah olah menunjukkan angka 4 kepada Alex

"Oke Oke,"

ucap Alex sambil berjalan.

Terlihat Pak Feri sedang berbicara entah dengan siapa , tapi itu tidak ada urusannya dengannnya ia pun melanjutkan Menuju ke Pintu Rumah Pak Feri.

Begitu sampai di halaman ia memandangi taman itu yang begitu anggun banyak bunga bermekaran tepat di atas Jalan masuk terdapat puing puing aupan membuat suasana di halaman rumah Pak Feri menjadi sejuk, Sambil menunggu Pintu terbuka ia melihat ke halaman dan menghirup udara segar .

TEEET!!!

sfk:bunyi tombol untuk membuka pintu

Pintu terbuka ,Alex melihat dari bawah terlihat kaki yang kecil ramping layaknya kaki wanita.

Ternyata dia adalah Vicia dengan gaya rambut Hitam pendek dengan Warna setengah Pink pada bagian bawah,

membuat wajah Alex memerah.

"hai Alex,"

Sahut Vicia sambil memegang pintu.

"ah.... hai juga"

Balas Alex dengan nada datar.

"Hahahahahahhahahhahahahahaha,"

Tiba-tiba Vicia tertawa sambil memegang perut.

"Sorry sorry lex yang tadi pagi aku lakuin itu sengaja kok"

Sambil menutup mulut sembari menahan tawa.

"..."

Alex hanya berdiam tatkala tidak peduli dengan apa kata yang barusan Vicia katakan.

Kini Wajah Vicia kembali datar seolah kesal dengan sifat alex yang tak pandai bergurai.

"Jadi kau tau?,"

ucap Vicia.

"hmmmm ya.."

tukas Alex dengan mengalihkan pandangannya ke samping sambil memasukkin kedua tangannya ke dalam saku celananya.

Dengan kondisi pose seperti itu,kini muka vicia memerah tatkala tak tahan menahan pose gantengnya Alex.

".....kenapa?,"

ucap Alex sambil mensapu rambut ikal nya sambil menunjukkan muka kebingungan.

"Lagian kita kan lebih dari teman, mana mungkin aku membencimu,"

usul Alex dengan tujuan membuat Vicia kembali ceria.

Bukannya padam kini muka merah Vicia semakin meluap luap.

"aaa.... Apa maksudmu lebih dari teman,"

ucap Vicia sambil bersedekap dengan gaya ala ala preman meski dengan wajah memerah.

"aku di tunggu Paman di Atas loh,"

ucap Alex mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Aku tau ko... ayahku yang nyuruh mengantarkan mu ,takut kamu salah pencet lantai lift,"

kini Vicia kembali tertawa sambil berucap.

Alex memasuki rumah Vicia lebih tepatnya Rumah Pak Feri/Paman Alex, Vicia adalah anak pertama Pak Feri.

"Hei Vi. . rambut Baru nih?,"

ucap Alex mencoba membuat suasana tidak canggung.

"Nggak ini rambut aku dari lahir kok,"

tukas Vicia sambil menggoyangkan rambutnya.

"Jadi pengen nyobain gimana rasanya...,"

sindir Alex sambil melirik ke rambut Vicia.

(Rasa yang ia maksud adalah warna rambut pink Vicia karena terlalu mencolok seperti Permen kapas)

Dengan ekspresi kesal Vicia mendekat ke arah Alex sambil mengarahkan rambut ke wajahnya,

"Nih makan makan makannn,"

{DEG}Bau harum wangi rambut Vicia terhirup oleh Alex.

TING!!!

Suara bunyi lift terdengar oleh mereka berdua, Vicia langsung bergerak berjalan ke depan lift,mereka berdua langsung ber ekspresi tegang.

"Kak Alex!!!!"

suara Anak kecil sambil melompat di atas Kursi.

Begitu Deru berada di depan Alex Alex langsung Menggendong Deru, dan mencium kening Deru.

"Aduh kangen ya sama Kaka,"

ucap Alex sambil menyentuh hidung Deru.

"Banget banget banget"

ucap Deru kegirangan.

"ih lucu kmu dek pake kursi segala makanya minum susu biar tinggi"

usul Vicia sambil memasuki lift

"hahaha cerdas kamu pake kursi ya, naik lift"

tukas Alex kepada Deru.

"Kaaak Ayah nungguin loh di atas,kaka ngapain sama kak Alex lama banget,"

ucap Deru dengan nada polos

"ah nggak tadi kak Alex ke toilet lama jadi aku nungguin,"

Balas Vicia berusaha membohongi adeknya.

Alex mendengar jelas alasan bohongnya Vicia seketika Alex melirik tajam ke arah Vicia seolah olah menanyakan "apa maksudmu".

Vicia terkejut ketika ia terceplos berbohong di depan Alex , Vicia lalu memalingkan wajahnya dari Alex.

"Oooooooo"

ucap Deru dengan wajah polos.

"Buruan masuk"

Tukas Vicia yang awalnya memandang Alex lalu memutar bola matanya ke arah lain.

TING!!!

Sesampainya di lantai 4 Vicia berjalan ke arah jendela,Alex yang menggendong Deru lalu ia menurunkannya di atas kursi.

"Jadi... Apa maksudmu melakukan Hal semacam itu kepadaku Vi?,"

Ucap Alex sambil duduk di samping Deru yang sedang membuka Buku.

"emmm jadi..

ga terlalu penting sih tapi ada kaitannya dengan instingku,"

sahut Vicia sambil memandang ke luar jendela

"Asal kau tahu aku jujur bingung... kenapa kini Dewa Dewi di benci oleh Manusia,"

Lontar Vicia dengan dengan nada datar.

"Kau tahu Bagaimana pendapat teman teman dan guru kita mengenai Dewa Dewi? layaknya seperti Lolucon... , sejujurnya aku muak tapi aku menahannya seolah olah aku sama dengan pikiran mereka"

Kini Vicia berbicara dengan sedikit tersedu sedu

"Eh?.... Maksudmu Vi?,"

tanya Alex dengan nada penasaran kini mendekati Vicia .

"Jadi Al mungkin ayahku belum cerita ke kamu .. sekarang aku akan memberi tahu cerita 31 Tahun yang lalu tepat dimana Prof.Jasmin belum mengumumkan penelitiannya,"

"Saat itu di temukan mayat manusia di Ittoqqortoormiit yang tepatnya di Negara GreenLand dengan kondisi beku ,tetapi di sebelahnya terdapat Darah berceceran layaknya darah baru yang menetes pada manusia,Namun darah itu tidak bisa beku maupun kering"

"lalu saat beberapa Media memberitahukan kecelekaan itu dengan darah aneh yang PARAHNYA beberapa reporter menyebutnya dengan darah Dewa"

"Saat itu berita itu menjadi Trending Nomor 1 Topic Dunia hanya dalam kurun 3 Hari"

"Aku memang percaya itu darah Dewa tapi aku yakin Al Dewa pasti punya alasan, dan aku yakin Dewa pasti akan bertanggung jawab atas perlakuannya kepada manusia"

Tiba tiba Suara lift berbunyi ternyata itu adalah Pak Feri sambil memiringkan kepala layaknya kebingungan.

"Cieee lagi curhattttt ehem ehem,"

ucap Pak Feri dengan maksud bergurai

"Apa si ahhh ayah.... ak lg cerita kejadian di GreenLand"

ucap Vicia dengan nada Kesal

"Lah itu apa Matamu sembab kok hihihihi"

sindir Pak Feri 

"Ahh tau ah Nyebelin banget ayah"

Vicia jalan mengampiri Deru lalu menggendongnya.

Mereka pun pergi memasuki Lift

Alex hanya terdiam antara harus percaya cerita Vicia di tambah dengan gurauan Pak Feri seperti sengaja mengusir Vicia.

"Pak? "

ucap Alex dengan maksud menyadarkan Pak Feri yang melamun melihat Lift sambil melambaikan tangannya di depan wajah Pak Feri.

Pak Feri masih memandang Lift lalu, tiba tiba bola mata pak Feri melirik ke arah Alex.

"Oke sekarang aman"

Nampak ekspresi lega Pada raut muka Pak Feri ketika mengetahui bahwa Vicia dan Deru kini pergi dari ruangan.