kirana dan ziyad duduk berdampingan di ruang tamu apartemen, semenjak pulang dari poliklinik kampus tadi kirana merasa tidak nyaman.sebenarnya dilubuk hatinya yang terdalam, kirana sangat kasihan pada aisha, tetapi kirana merasa ziyad memang tidak memiliki parasaan apapun.
" kak..aku merasa kasihan sama kak aisha..." kirana bersandar dibahu suaminya.ziyad mengelus perut istrinya yang membuncit sedikit.
" biarlah waktu yang akan memberikan pengertian padanya sayang...suatu saat nanti dia pasti akan bisa menerima semua ini". ziyad membelai kepala kirana yang mengangguk.
" iya kak...sekarang kiran akan mandi dan beristirahat...rasanya agak lelah.." kirana beranjak dari sofa dan masuk kedalam kamarnya ke,kemudian pergi ke kamar mandi, berendam air hangat merupakan kebiasaan kirana...kadang sampai tertidur.kiran selesai berganti baju saat ziyad masuk kekamarnya.
" sudah wudhu sayang?" tanya ziyad
" sudah...kakak cepetan gih...kiran tungguin..." ziyad masuk kedalam kamar mandi, kirana memakai mukenanya dan muroja'ah sebentar sambil menunggu suaminya..keduanya kemudian sholat berjama'ah dan berdo'a dengan khusyu'.. setelah sholat kirana setor hafalan pada ziyad,dan setelah selesai keduanya beranjak ke tempat tidur. ziyad mengelus perut kirana,kemudian menciumnya..
" hay...sayang...sedang apa didalam...apakah anak abi ini rindu pada abi...mmm..." ziyad berbicara dengan calon bayinya.kirana tersenyum geli melihat tingkah suaminya.
" kakak...lucu...hihi..." kiran tertawa, ziyad gemas melihat istri kecilnya yang semakin hari semakin cantik seiring dengan bertambah usianya.
jam masih menunjukkan pukul setengah delapan malam karena mereka baru saja sholat isya' kemudian berbaring ditempat tidur ketika bel pintu apartemen mereka berbunyi,,,keduanya saling memandang dan ziyad yang pergi membuka pintu sementara kirana masih berbaring di tempat tidur sambil membaca sebuah buku.
"assalamu' alaikum...." sapa seseorang saat ziyad membuka pintu.
"wa'alaikum salam...' jawab ziyad, ketika melihat orang yang datang ziyad agak kaget...ternyata aisha dan daffa yang datang berkunjung..ziyad pun mempersilahkan mereka masuk.
" siapa sayang...." tanya kirana yang baru saja keluar dari kamarnya, saat melihat dua orang duduk diruang tamu kirana tersenyum dan menyalami aisha, sedangkan daffa dibiarkan begitu saja...daffa sudah terbiasa datang jadi kirana langsung menyapa aisha.
" maaf...mbak aisha...' kirana tersenyum pada aisha dan dibalas senyum sekilas dari aisha.
" sebentar...aku bikinkan minuman dulu..." kirana kemudian ke pantry untuk membuatkan minuman dan mengeluarkan brownies yang dibuatnya kemarin dari kulkas.ziyad datang dan memnantu kirana membawa nampan berisi dua cangkir kopi dan dua cangkir teh,sementara kirana membawa sepiring brownies buatannya.
"silahkan mbak aisha...kak daffa..." kirana mempersilahkan mereka minum dan mencicipi brownies yang dibuatnya.
daffa dan aisha menyesap sedikit kopi dan teh mereka.
" ustadz ziyad...kirana...maaf sebelumnya aku datang tanpa meminta ijin terlebih dahulu..." aisha memulai percakapan.
"tidak apa- apa aisha...tetapi ada perlu apa kamu kemari?" tanya ziyad sambil menggenggam tangan kirana.
" aisha ingin meminta maaf pada kalian,,,dan dia minta aku mengantarkan kesini..." ujar daffa kemudian.
aisha memandang ziyad dan kirana bergantian kemudian menghela nafas.
" ustadz ziyad...kirana...aku mohon maaf atas sikapku kemarin...dan...selamat atas pernikahan kalian,aku benar- benar minta maaf pada kalian berdua...mulai sekarang aku tak akan pernah mengganggu kalian..." aisha menangis.
kirana berdiri dan pindah ke sofa disamping aisha dan memeluknya..
" mbak aisha nggak salah...semua orang berhak jatuh cinta, tetapi mungkin kalian tidak berjodoh...kiran harap masalah ini tidak memutuskan tali silaturahmi kita...kirana juga harap mbak aisha mulai belajar melepaskan perasaan mbak aisha pada kak ziyad...dan membuka hati pada laki- laki lain..." sambil melirik daffa dan menahan senyumnya.daffa agak curiga pada istri sahabatnya itu.
" kirana...apa maksudmu dengan tatapan matamu itu..." daffa melotot kearah kirana, ziyad tidak terima istrinya diintimidasi dan melempar bantal sofa kemuka daffa.
" jangan mengancam istriku daffa...kalau berani hadapi aku..." aisha melihat interaksi ketiga orang didepannya hatinya menjadi hangat,,dan berjanji akan mulai melupakan ziyad dari hatinya sebagai seseorang yang dia cintai, tetapi akan menganggap ziyad seperti teman sebagai gantinya.aisha tersenyum melihat adegan itu.
" kalian bertiga sangat lucu..." aisha ingin menjadi bagian dari mereka sebagai teman dan sahabat.
" hehe...beginilah kami kalau sedang berkumpul mbak aisha...dan aku selalu menjadi sasaran keusilan mereka...tetapi ada suamiku yang selalu membela." kirana tertawa hingga matanya membentuk bulan sabit tang lucu dan aisha pun mulai jatuh cinta pada gadis kecil istri orang yang pernah dicintainya itu.
" pantas saja ustadz ziyad jatuh cinta padamu...bahkan akupun mulai jatuh cinta padamu kirana..." gumam aisha yang didengar oleh ziyad,daffa dan kirana sendiri.ziyad langsung melotot sedangkan daffa dan kirana tertawa terbahak- bahak...setelah puas mengobrol daffa dan aisha pamit pulang,,kirana dan ziyad pun bergandengan tangan ke kamar...mereka lega karena masalah sudah terselesaikan...dan mereka bisa tidur dengan nyenyak.