ayya dan ahfaz sudah dipindah dari inkubator ke ruangan kirana, dua malaikat kecilnya itu menuruni gen kedua orangtuanya..keduanya sangat mungil dan imut seperti uminya, dan wajahnya sangat tampan dan cantik seperti kedua orang tuanya.
" sayang...ahfaz menangis..." ziyad agak panik karena pengalaman ini baru dirasakannya.
"tolong letakkan di pangkuanku bi..." kirana masih belum boleh turun dari tempat tidur meminta tolong pada suaminya agar menggendong ahfaz dan memberikan pada kirana untuk disusui.
ziyad dengan hati- hati menggendong ahfaz...dengan tangan agak gemetar ziyad sudah selesai meletakkan nya dipangkuan kirana.
" makasih bi..." kirana tersenyum dan kemudian menyusui ahfaz didepan suaminya.
" hai..tampan...semoga kau menjadi seperti abimu...ahlul qur'an, alim,sholih dan bahagia selalu." kirana menyusui ahfaz sambil mendoakannya.
ziyad tersenyum dan mengamini do'a kirana.
" pintar dan cerdas seperti umi juga ya sayang....dan ahlusholawat...semoga suara merdu umi kalian menurun kepada kalian berdua.." ziyad juga ikut mendo'akan buah hati mereka.
"aamiin...suara abi juga merdu" kirana dan ziyad tertawa bersama.
"bi...ahfaz sudah tidur, tolong letakkan kembali kedalam box" kirana menyerahkan ahfaz pada ziyad dan langsung mengembalikannya kedalam box bayi.
ziyad kemudian mengambilkan alat pemeras asi untuk kirana dan membantunya agar saat kedua putra- putri mereka menangis bersamaan bisa disusui bersama.
ziyad duduk dibelakang kirana, tangan kirinya memegang alat pemeras asi otomatis yang dibelinya via online, sedangkan tangan kanannya membantu memijat dengan lembut payudara istrinya...dengan begitu mereka dalam waktu kurang dari satu jam sudah mendapatkan empat botol asi dengan ukuran 120ml/ botol.ziyad menaruh botol- botol asi itu kedalam freezer yang sebelumnya sudah diberi tanggal terlebih dahulu. kemudian ziyad mencuci alat pemeras asi itu dan mengembalikan ke meja dekat tempat tidur istrinya.
" sayang...milikmu kecil tetapi memproduksi begitu banyak asi sehingga kita tidak perlu membeli susu formula," goda ziyad, kirana pun tersipu.
" itu karena perhatian dan kasih sayangmu bi...kata dokter produksi asi seorang ibu itu tergantung perasaannya...jadi abi harus membuatku selalu bahagia." kirana memeluk suaminya yang berdiri disamping tempat tidurnya.
"insyaAlloh sayang...aku akan berusaha semampuku,sekuatku akan membuat istri dan anak- anakku bahagia..." ziyad kemudian menyenandungkan sebuah lagu milik penyanyi asal malaysia "siti nurhaliza"
" kasih sayangku...tak dapat ku meluahkan...
hanya kau saja,didalam sanubariku...
kebahagiaan, hasil kepercayaanmu...
membuat ku yakin pada dirimu...
untuk selamanya...
ziyad memeluk istrinya lebih erat dan mengecup puncak kepala istrinya...dan berdo'a
" ya Allah...bahagiakan selalu istriku...ridhoi dan berkahi setiap yang diusahakannya..." ziyad kemudian meniup ubun- ubun kirana dan kembali menciumnya dengan lembut.
"aamiin"
"aamiin"
"aamiin"
"aamiin"
suara empat orang terdengar dari arah pintu dan seketika muncul ilham,fadhil daffa dan aisha...mereka membawa banyak barang untuk ayya dan ahfaz juga berbagai makanan untuk kirana.bsngsal kirana menjadi penuh dengan barang- barang,,,ada balon, boneka dan baju- baju bayi dari keempat sahabatnya itu.
"kalian berdua so sweet sekali sih...bikin iri " aisha memeluk kirana dan mencium kedua pipi kirana berulang kali...
" kiraaannn....kamu setelah melahirkan kok malah tambah imuut siih...pipimu yang agak cabi membuatku semakin gemess...jadi makin sayangg..." aisha menciumi kirana dan keempat lelaki yang berada diruangan itu menggeleng- gelangkan kepala mereka.
ziyad langsung memeluk kirana dengan posesif.
"enak aja...ini istriku...main cium- cium saja...huh..." ziyad marah dan semua orang tertawa, karena bising ayya dan ahfaz menangis.aisha menggendong ayta dan daffa menggendong ahfaz tanpa disiruh...kemudian daffa memberikan ahfaz pada kirana karena belum berhenti menangis, sementara aisha sudah bisa menenangkan ayya.
" kiran...kapan kalian keluar dari rumah sakit? " tanya fadhil...
" kalau tidak sore ini ya besok pagi....tunggu chekup dokter dulu..." kirana menimang- nimang ahfaz...saat sudah tenang fadhil mengambil ahfaz dari gendongan ibunya...
kirana tersenyum dan bersyukur memiliki mereka.
keenam sahabat itu sudah seperti keluarga, saat kirana dirumah sakit mereka akan bergantian menjaga kirana saat ziyad sedang mengurus sesuatu...untung ini sedang liburan semester jadi ziyad bisa membantu kirana merawat sikembar.