Kirana berjalan tergesa-gesa saat sebuah motor berhenti di sampingnya.
"Kirana..., bareng abang yuk...!dari pada jalan sendiri." bang Ade melihat kirana yang berjalan cepat seperti dikejar hantu.
"Alhamdulillah..., bang Ade..., boleh bang...!" Kirana langsung nangkring diatas motor bang Ade.
"Memangnya kenapa Kiran, kok kamu terburu-buru...?" tanya bang Ade penasaran.
"Itu lho bang..., si Hendra adeknya Lia temen SD ku dulu itu..., ngejar aku terus dia pengen aku jadi pacarnya...! padahal aku ga suka tapi dia maksa, semakin aku marahi semakin mendekat tiap hari nyamperin aku mulu bang...!" Kirana curhat sama bang Ade.
"Mmm..., ya udah Kiran jadian sama abang aja ya...!" canda bang Ade...
"Ih..., apaan sih bang Ade...? Kiran masih kecil...! Kiran nggak mau pacaran." Kirana jadi cemberut.
"Udah sampai Kiran..., turun...!" bang Ade nyolot gara- gara Kiran nggak mau jadi pacarnya.
"Makasih ya bang Ade..., abangku ini memang paling baik...!" Kirana nyengir sambil berlari kedalam rumahnya.
"Assalamu'alaikum..." Kirana mengucap salam saat masuk rumah.
"Wa'alaikum salam..." jawab adik- adik Kirana.
"Mbak Kiran..., ini ada kado dari bang Hendra...!" kata Ani adik Kirana.
"Buang aja dek..., mbak nggak mau menerimanya.
"Beneran mbak nggak mau...?" tanya Ani lagi.
"Bener lah dek..., cepat sana buang...! oh ya jangan ganggu mbak dulu ya...! mbak belajar, besok terakhir ujian nasional." Kirana berpesan kepada adiknya dan langsung masuk ke kamarnya.
"Assalamu'alaikum..." bapak pulang kerja lebih awal hari ini...karena bapak ada urusan di dealer motor, bapak ingin mengajukan kredit motor.
Kirana yang mendengar salam bapaknya langsung keluar dari kamar,,mencium tangan bapaknya dan membuatkan minum untuk orang tuanya itu.
"Ini pak minumnya..." Kirana menyerahkan secangkir kopi untuk bapak.
"Terima kasih Kiran..., bagaimana ujianmu...?" tanya bapak sambil menyeruput kopinya.
"Alhamdulillah, semua lancar pak...!" jawab Kirana menatap wajah bapaknya.
"Mmm..., pak..., Kiran mau minta sesuatu boleh...?" tanya Kirana sedikit takut.
"Minta apa Kiran...?"bapaknya kini menatap putrinya dengan wajah serius.
"Kirana mau meneruskan sekolah ditempat nenek pak..." Kirana menundukkan kepalanya karena takut bapak marah.
"Kamu serius Kiran...? " tanya bapak setengah tak percaya.
"Serius pak..., kalau bisa setelah cap tiga jari Kiran langsung berangkat, bapak cuma mengantarkan Kiran ,untuk mendaftar ke sekolah menengah nanti biar Kiran urus sendiri.".ujar Kirana
Bapak termenung sebantar dan menganggukkan kepalanya.
"Ya sudah..., kita berangkat lusa y...!" bapak kemudian beranjak dari duduknya dan masuk ke kamarnya.
***
Dewi, Ayu, Rio, Firman, Heru, Fuad dan Fadhil kaget dengan keputusan Kirana yang tiba- tiba mau pindah dan meneruskan sekolah diluar kota, padahal belum ada pengumuman kelulusan .
"Yang bener Kiran...! kamu mau pindah ketempat nenekmu...?" tanya Dewi dan Rio bersamaan
"Iya..." jawab Kirana dengan mantap.
"Api kenapa Kiran? bukankah kita sepakat akan bersekolah ditempat yang sama...? " protes Fadhil.
"Keluargaku disini cuma mengontrak, kami adalah perantau yang suatu saat harus kembali ke rumah , aku dan keluargaku sudah merantau cukup lama, memang untuk saat ini hanya aku yang pindah...orangtua dan adik- adikku masih tetap disini.." ujar Kirana...
Semua orang yang berada disitu pun sebenarnya enggan dan merasa sedih dengan kepergian kirana. Setelah berpamitan dan memeluk Dewi juga Ayu..., Kirana..., gadis kecil berjilbab itu pun pergi meninggalkan ketujuh sahabatnya karena besok sudah berangkat ke kampung nenek.
"Kirana..., nanti malam aku jemput ya...! kita harus mengadakan pesta perpisahan." Rio tiba- tiba ingin membuat pesta perpisahan untuk Kirana.
"Nggak usah yo..., makasih teman- teman semua..., aku mohon maaf bila selama ini banyak salah sama kalian, aku menyayangi kalian semua..., semoga kita berjodoh dan suatu saat nanti kita dipertemukan kembali.." Kirana terisak dan berlari meninggalkan teman- temannya, Dewi dan Ayu juga berpelukan sambil menangis.
Kirana berjalan dengan menunduk melewati pangkalan ojek tempat bang Ade biasa mangkal,
"Kirana..." panggil seseorang Kirana pun mendongakkan kepalanya melihat siapa yang memanggilnya, orang itu mengendarai motor bang Ade.
"Eh..., bang Indra...! kapan pulang...? dirumah lama ini ya...? kan liburan...." kata Kirana setelah tahu ternyata bang Indra yang memanggil, bang Indra adalah adik bang Ade yang sekolah sambil mondok dipesantren.
"Kok siang amat pulangnya..." tanya bang Indra..
"Iya nih bang..., habis ngumpul sama temen- temen, sekalian perpisahan, besok aku pulang ke kampung." Kirana bercerita sepanjang perjalanan mereka, hingga tak terasa sudah sampai dirumah.
"Kenapa pindah..."?" tanya bang Indra lagi..
"Nggak papa bang..., sekalian kiran pamit ya bang..., mohon maaf kalau ada salah.." Kirana berpamitan pada bang Indra dan masuk kerumahnya sementara bang Indra balik lagi ke pangkalan ojek.