Jeritan hati Kaili selalu memaksanya agar mengakhiri semua ini. Tapi....
"Tidak Kaili, kau sudah sampai ke sini, kau harus membuat semuanya lebih jelas! Dia bahkan tidak mau jujur padamu, dan kau masih berharap pada cinta yang diucapkan kata-katanya?"
Kaili pun kembali memantapkan langkah kakinya. Dia berjalan menuju tangga darurat. Untungnya, tidak memerlukan kartu akses saat memasuki pintu tangga darurat. Artinya, dia bisa sampai ke lantai 60 tanpa kesulitan lagi kan?
Memikirkan itu, semakin mempercepat langkah kaki Kaili. Namun...
Tidak semudah yang dipikirkan, di lantai 60, puncak gedung perusahaan ini, setelah atap, ternyata pintu tangga darurat itu masih harus menggunakan kartu akses untuk menggunakannya.
Kaili kesal, dan merasa perjuangannya sia-sia. Dia memukul kotak sensor itu dengan kesal.
"Apa hebatnya perusahaan ini, hingga semuanya harus pakai cardlock! Bahkan kantor presidennya saja mesti sekali menggunakan cardlock." Kaili menggerutu kesal.