Emily tiba terlalu sore pada hari itu dengan keadaan yang lelah dan perasaan berkecamuk. Bukan karena memikirkan perdebatannya dengan Bella, tapi karena dia kehilangan pekerjaan dengan bayaran tidak seberapa itu.
"Aarghhh!! ini sungguh menyebalkan! Kenapa hidup dan menjadi seorang anak-anak begitu sulit! Apa tidak bisa aku menjadi dewasa!" ucapnya mengerang kesal.
"Aku berjuang sendiri dan tidak ada yang menemani. Apa sungguh aku ini anak perempuan berusia empat belas tahuh," ucapnya sedih sambil terus menaiki anak tangga.
Emily tiba dengan napas tersengal, dia baru saja tiba di lantai tiga. Hunian kecil yang sepi dan jauh dari kesan mewah, tempat Emily tinggal saat itu.
Sesampainya di pintu masuk dia masih berpikir, apa perlu dia masuk kedalam? Sebuah tempat yang tidak ia anggap sebagai rumah.
"Hhh… memangnya mau kemana lagi aku? Aku… aku tidak punya apa-apa selain tempat yang kumuh ini," ucap Emily kesal sembari membuka pintu.