Chereads / Love Deep Admirer / Chapter 3 - BAB 2

Chapter 3 - BAB 2

Aku tak mungkin mengejar, jika takdir Allah itu memang indah dan menyatukan. maka akan aku jalankan

__Love Deep Admirer__

******

"Aku duluan ya Mi," ucap Maira sesaat angkutan umum datang.

Hilmi melambaikan tangannya. "Iya Ra, hati-hati ya di jalannya, kalau ada apa-apa kirim pulsa ya."

Maira memeletkan lidahnya. "Nanti kamu bayar Mi," ucapnya.

Hilmi mengacungkan jempolnya. "Iya, gue ngutang dulu deh tapi." Hilmi sambil terkekeh.

"Jangan ngutang lah, aku jual pulsa juga kan pake modal, masa iya sih ngutang, dasar mahasiswa gak modal."

"Ah, lu mah Ra, sama temen juga."

"Bodo ah, gak mau denger lagi,"

Maira memasukki angkutan umum itu, lalu melambaikan tangannya pada Hilmi.

Angkutan umum itu melaju dengan pelan, sedangkan Hilmi melanjutkan langkahnya untuk menyebrangi jalanan menuju Alfamart depan kampusnya.

Di dalam angkutan umum itu. Maira memikirkan sosok Lelaki yang ia temui kemarin, ia harus meminta ma'af pada Lelaki itu. bagaimanapun ia juga punya hati, sudah pasti jika ia menjadi lelaki itu, ia pun akan marah.

Maira teringat dulu. kisah SMK-nya yang penuh haru dan tawa, ia merasa bersedih hati, jika teman SMK-nya tak bisa melanjutkan kuliah seperti dirinya, ia kadang selalu merasa bersyukur bisa menikmati bangku kuliah, tidak seperti mereka-mereka temannya yang kini disibukkan dengan kerja, membanting tulang demi mencukupi perekonomian keluarganya.

🍁

Maira memasukki rumahnya dengan badan yang lelah, ia mengucapkan salam sehingga terdengar ke seluruh oenjuru Rumahnya.

"Assalamu'alaikum." Salamnya.

Ia memerhatikan ke seluruh pojok rumahnya. tidak ada Bunda, dan adiknya. "Dek, Azka!" teriaknya, adik kecilnya yang saat ini duduk di bangku SD kelas satu tidak menyahuti panggilannya.

mungkin lagi main dia, atau gak. emang ikut sama Bunda keluar. sepi lagi nih rumah.

Akhirnya ia memasukki kamarnya. memebersihkan diri, lalu bersiap untuk melaksanakan shalat Maghrib, untuk tugas kuliahnya, ia akan melanjutkan besok saat ia libur, ia sekarang ingin mengistirahatkan badannya yang lelah.

"Oh iya, belum makan, saking lelahnya nih badan, sampe gak inget sama makan, Ra Ra." ucapnya, ia pun keluar dari kamarnya untuk makan malam, perutnya terasa keroncongan sekarang.

"Bunda. tadi abis dari mana?." tanya Maira melihat Bundanya yang sedang menonton Televisi di ruang tengah keluarga.

Bunda maira menoleh "Abis belanja buat jualan besok, emang kenapa Ra?."

"Tadi Ara pulang rumah sepi Bun, oh iya, Ara makan dulu, laper, hehe" kekehnya sambil menepuk perut.

"Ra. Kakak kemana ? kok belum pulang."

Maira menghentikan langkahnya, ia membuka kulkas untuk mengambil air dingin, "Kakak katanya ada acara Bun, ada kegiatan, makanya Ara gak bareng kakak."

Azka menghampiri Maira "Kak, anterin adek keluar dong, mau beli ice cream." ucap Azka menampakkan puppy ice-nya.

Maira menghmbuskan nafasnya dengan kasar. "Kakak lagi capek dek Az, nanti aja deh, kakak ngechat kak Andre nitip Ice cream." Maira jika sudah capek pasti ia suka malas jika berjalan kemanapun itu, walaupun Alfamart dekat dengan rumahnya.

"Bundaa, kak Ara gak mau anterin dedek," adunya pada Bundanya, "Azka pengen ice cream Bun. ayo dong anterin Azka."

"Yaudah deh, sama kakak aja, kalo sama Bunda. Bundanya lagi capek dek, tapi tungguin kakak dulu, mau makan." ucapnya.

Azka melompat dengan senang. "Ahsiyaapp kak. Azka nunggu dulu kalo gitu, sambil nonton tivi kak."

"Hmm" walaupun lelah, ia harus merelakan tubuhnya untuk beraktivitas lagi. memenuhi keinginan sang adik, membeli ice cream.

Hari ini malam minggu, ia tak biasa pergi keluar rumah, lebih baik menghabiskan waktu di rumah menghabiskan kuota malam, dan menonton film genre Spiritual, favoritnya.

🍁

Hembusan angin menerpa khimarnya. ia menggenggam tangan mungil adiknya, malam ini jalanan ramai oleh sepasang muda mudi yang tengah asik menikmati malam minggunya, tapi apalah dayanya, ia hanya manusia yang berpegang teguh pada Singelillah-nya.

Ia tak ingin menghabiskan masa mudanya dengan menambah dosanya, ia tak ingin terjerumus kedalam pergaulan jaman sekarang, yang mana selalu msmentingkan masalah pasangan yang diawali dengan sebuah hubungan yang bernama pacaran. yang akhirnya selalu menimbulkan Perzinahan.

Sudah banyak sekali berita-berita yang kerap kali ia lihat dan dengar di berbagai media massa, kadang ia juga selaku mendengar nasihat Ustadzah-nya dalam kajian yang sering ia ikuti baik di grup sosmed ataupun di Masjid yang diadakan setiap dua minggu sekali.

"Kak. kakak mau beli apa? ice cream atau Cemilan." tanya Azka yang menarik perhatiannya, ia sibuk dengan pikirannya sendiri yang terus beradu di dalam otaknya.

"Gak tahu Az, mungkin kakak mau borong semuanya deh, tapi Azka ya yang bayarin." candanya. Azka mengulurkan lidahnya. "Uang jajan Azka aja kecil kak, harusnya kakak dong yang bayarin jajanan Azka."

"Diihhh, mending pake uang sendiri-sendiri aja."

Azka menganggukkan kepalanya, tadi ia dikasih uang oleh Bundanya untuk membeli ice cream, sedangkan Maira harus membsli memakai uangnya sendiri, uang yang ia terima hasil beasiswa lomba kemarin masih ada di ATM-nya, ia tak ingin terus-terusan meminta kepada Bundanya untuk membeli keperluannya. jika diberi pun, ia akan menabung uangnya jika ada keperluan di hari nanti.

"Kak, kalo kak Andre kapan pulang

? tumben si kakak malem pulangnya, apa dia malmingan ya kak?." tanya Azka kepo.

Maira menepuk kepala Azka pelan "Masih kecil, jangan ngomongin soal pacaran, pas kakak kecil dulu juga, gak tahu pacaran itu apa, malmingan itu apa. Azka belajar aja yang bener, jangan ngurusin soal pacaran ataupun itu. ya dek." ingat Maira.

"Iya kak Ra cantik." ucap Azka patuh, Maira senang jika ia berbicara, adik kecilnya selalu mendengarkan perkataannya. Azka selalu menuruti apa perintah Maira.

Sesampainya di toko yang menjual berbagai rasa Ice cream, Maira menggenggam tangan adiknya, menuju Freezer untuk memilih berbagai rasa ice cream.

"Kak, aku pengen yang rasa stroberi kak, kayanya enak deh kak, kalo kakak apa? cokelat atau susu vanila?." tanya Azka, karena sudah hafal ice cream kesukaan kakaknya.

Maira memikih ice cream kesukaannya, dan benar apa kata Azka, ia memilih ice cream cokelat "Kakak pilih cokelat." Maira mengambil satu cup ice cream cokelat dan strawberry.

Saat ia ingin membayar ke arah kasir, ada seorang lelaki yang baru saja datang membuka pintu toko. Maira menatap lelaki itu, lelaki itu berjalan tak melihatnya. Maira berpikir lagi untuk kesekian kalinya, apa ia harus melakukannya sekarang?. tanyanya.

Setelah membayar kepada kasir, Maira mencari keberadaan orang tadi, ia harus meminta ma'af. kalo belum meminta ma'af maka Maira akan selalu memikirkan kesalahannya itu. itu tak diinginkan Maira.

"Kemana ya dia?." gumam Maira, yang tentu saja terdengar oleh Azka. Azka memerhatikan gelagat kakaknya yang celingukkan mencari seseorang di seluruh penjuru toko itu.

"Kak, nyari siapa sih? dari tadi celingukkan terus, kan Az jadi bingung kak, atau kakak lagi janjian ya sama pacaran kakak? mmm, kenalin dong kak sama Azka." Ceplos anak kecil itu.

🍁

TBC

Vote

Comment

Follow me uyuNuraeni