Diego mulai menarik gas vespa tua itu dengan perlahan melewati jalan perkampungan yang tampak lengang karena di pagi hari, dan kebanyakan masyarakat sedang bekerja. Cuaca yang masih mendung membuat udara disana masih terasa dingin, itu membuat Diego menarik gas vespa sedikit pelan.
Diego melirik ke arah pinggangnya, dan tak nampak lengan Odie melingkar disana. Ide jahil pun melintas di kepalanya. Diego memainkan gas vespa itu agar wanita yang keras kepala itu mau melingkarkan lengannya di pinggangnya. Tentu saja Odie spontan berpegangan, senyum pun terbit di bibir Diego saat yang ia harapkan terwujud.
"Berhenti di depan!" perintah Odie layaknya penumpang ojek.
Diego pun berhenti sesuai keinginan Odie. Dengan hati-hati Odie pun turun. Ia berjalan menuju sebuah rumah sederhana, Odie mengetuk pintu rumah dengan sopan. Tak lama orang yang sangat ia rindukan pun membukakan pintu.
"Odie!" sapanya dengan nada setengah berteriak.
"Afi ...," kedua sahabat itu pun saling berpelukan.