Video yang disebarkan oleh Amanda, hampir seperti bom waktu yang meledak di saat yang tepat. Video itu hanya butuh satu hari untuk membuat publik kembali heboh. Kini, setelah menonton rekaman lengkap dari CCTV, banyak orang yang awalnya menghina Amanda justru berbalik arah, mereka menaruh simpati pada Amanda. Kali ini, Amanda yang awalnya menerima banyak hinaan, justru menjadi wanita yang banyak dikasihani dan tidak jarang banyak yang mendukung Amanda dan menyudutkan Vita.
Latissa hari ini baru mendapatkan kabar mengenai video CCTV yang baru dia dapatkan sudah tersebar di media sosial. Gadis itu sedikit panik. Dia mengingat kembali semua kejadian mulai dari dia datang ke restauran itu, sampai video itu dia berikan sendiri pada Amanda. Berulang kali Latissa mengingat semua itu, berulang kali juga dia yakin kalau yang mengetahui semua hal tentang rekaman itu hanya pihak restauran, dirinya, Amanda dan tim pengacara, itu pun kalau Amanda tidak lupa untuk mengirimkan file rekaman CCTV itu pada Pak Anwar, batin Latissa. Dia tidak sabar lagi, gadis itu segera pergi menuju ruangan Amanda, lebih baik segera memberitahukan berita ini pada bosnya itu, daripada ditunda, dia takut bocornya rekaman itu ke publik malah akan menjadi suatu hal yang merugikan Amanda apalagi perusahaan. Hari ini Latissa tiba lebih dahulu, dia melihat Amanda ternyata sudah ada di kantornya. Latissa mengetuk pintu kantor Amanda dengan hati-hati, dia khawatir mood bosnya itu berubah saat mengetahui kalau video itu tersebar lebih dulu.
"Masuk" ucap Amanda. Latissa pun memutar handle pintu dan membuka pintu kantor bosnya. Dia melihat Amanda sedang menatap layar laptop dengan wajah serius. Tamat sudah riwayat mu Latissa, batin gadis itu. Apa Amanda sudah mengetahui tentang tersebarnya video itu, apa dia marah dan kesal, atau apa Amanda menuduh dirinya yang menyebarkan video itu, semua pertanyaan muncul tidak beraturan di kepala Latissa.
"Pagi Bu, maaf Bu, saya Inging menyampaikan sedikit kabar buruk" ucap Latissa dengan bicara sangat lambat. Amanda mengalihkan pandangannya, menatap Latissa dengan wajah penasaran.
"Apa? Ada kabar buruk apa lagi?" tanya Amanda.
"Emmm, itu Bu... Video... Video CCTV yang sebelumnya sudah saya berikan rekamannya ke Ibu, tadi pagi, saya dapat kabar, kalau.. Kalau rekaman itu sudah tersebar banyak media sosial Bu" ucap Latissa dengan sedikit terbata. Latissa merasakan gejolak hebat di perutnya. Dia stress sekali.
"Jadi itu kabar buruknya?" tanya Amanda, mukanya berubah serius. Latissa mengangguk, dia sudah pasrah. Latissa teringat nasib rekan-rekannya yang dipecat dengan kejam oleh Amanda. Mungkin beberapa detik lagi nasibnya akan sama dengan mereka, batin Latissa. Matanya sedikit bergetar karena takut bercampur khawatir.
"Iya Bu, saya..".
"Menurut saya itu justru kabar baik" potong Amanda, dia menaikkan sudut bibirnya, wajahnya tidak lagi seserius tadi, bahkan saat ini Latissa bisa melihat Amanda sedikit tersenyum. Ada apa ini, batin Latissa lagi. Kali ini dia yang jadi bingung.
"Iya, kabar baik," ulang Amanda lagi, kali ini dia tersenyum lebar ke arah Latissa.
"Maksudnya gimana Bu?" tanya Latissa ulang. Dia kali ini justru bertambah bingung.
"Apa kamu enggak lihat komentar orang-orang yang sudah menonton video itu?" tanya Amanda balik. Latissa menggelengkan kepalanya. Bagaimana bisa sempat, dia terlalu panik saat mengetahui video itu tersebar pagi ini. Dia bahkan tidak berani menelpon Amanda, Latissa datang pagi sekali karena berniat untuk mendatangi apartemen Amanda, siapa sangka bosnya itu sudah ada di kantor.
"Komentarnya, hampir semua membela saya" balas Amanda lagi. Dia menggeser laptopnya mendekati Latissa, memberi kode agar sekretarisnya itu membaca komentar yang ada di layar. Latissa membaca sedikit.
"Wah, jadi ini video lengkapnya, awalnya saya mendukung Vita, ternyata awalnya Vita yang tampar gadis ini.".
"Jadi bukan pelakor, mereka cuman rekan bisnis. Ngeri ya punya tunangan cemburuan gini".
"Team Amanda mana suaranya???".
"I feel sorry for Amanda. Setelah nonton video lengkap ini, baru ketahuan mana yang salah mana yang benar".
"Aku jadi kasihan, saya cewe yang di tampar duluan, padahal hanya ngomongin masalah bisnis, masa cemburu sampai segitunya".
Latissa membaca beberapa komentar lain, yang isinya hampir sama, mereka kebanyakkan memang mendukung Amanda.
"Gimana? Sama sekali bukan kabar buruk kan?" tanya Amanda lagi. Dia tersenyum sendiri.
"Jadi, apa yang menyebar video itu.." Latissa tidak bisa meneruskan kalimatnya. Latissa tiba-tiba menjadi curiga, karena selain pemilik restoran dan tim pengacara, hanya Amanda yang punya rekaman itu, dia bahkan tidak punya salinannya.
"Saya, sebelum pergi perang, kita harus punya banyak amunisi, diantaranya, membangun opini publik. Kalau publik sudah banyak yang membela, akan mudah bagi kita untuk mewng dalam perang ini. Syukur-syukur kalau mereka minta maaf duluan, jadi kita bahkan enggak perlu untuk memulai perang" jelas Amanda langsung. Kini hanya tinggal menunggu reaksi Vita dan Anton setelah melihat ini semua, batin Amanda dalam hati.
________
Halo
up baru ya
semoga suka ya
saya berharap sekali para reader mau untuk meninggalkan jejak di cerita saya melalui komentar maupun batu kuasa, supaya saya lebih semangat untuk menulis
terimakasih sebelumnya
happy reading