"Apa boleh kita mulai semua dari awal lagi?" tanya Abi. Amanda terpaku, pertanyaan dari Abi ini membuat dia berhenti bergerak dan tidak jadi berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Abi.
"Apa bisa Bu? Ah, maaf, Amanda maksud saya" ucap Abi lagi. Dia tidak melepaskan pelukannya. Abi menunggu Amanda untuk menjawab pertanyaannya.
"Kenapa Dok? Kenapa kita harus mulai dari awal?" tanya Amanda, mendorong tubuh Abi, berusaha melepaskan diri. Sudah berbulan-bulan Amanda menyimpan perasaan pada Abi. Dia berusaha melenyapkan perasaan itu, tapi lelaki ini selalu datang kembali dan berhasil membuat Amanda kembali memikirkannya lagi, seperti saat ini.
"Karena..".
"Apa? Kenapa? Kenapa Dokter selalu seenaknya seperti ini? Di saat saya percaya dan menaruh harapan saya satu-satunya pada Dokter, Dokter menolak saya dengan kejam, Dokter bahkan tidak sudi untuk menjadi dokter saya lagi, lalu dokter kembali datang, menghibur saya. Di saat saya pikir Dokter memang sudah mulai ada perasaan lebih pada saya, lagi-lagi Dokter menolak saya, dan sekarang Dokter minta untuk mulai dari awal? Apa tidak terlalu kejam Dok?" potong Amanda cepat, dia sudah tidak sabar. Dia kesal, lelaki ini seperti orang bisu bila mereka bersama. Abi selalu berhasil membuat perasaan Amanda terombang-ambing tidak menentu. Sebentar Amanda merasa sangat senang, tapi perasaan itu dalam sekejap berubah menjadi patah hati. Hal ini terjadi lagi dan lagi, berulang kali.
"Saya salah, selama ini saya salah" ucap Abi, menarik tangan Amanda.
"Kenapa? Kenapa Dokter merasa salah? Apa belum cukup Dokter buat saya menderita selama ini? Dokter datang dan pergi seenaknya, memeluk dan mencium saya dengan mudah, Dokter pikir saya orang yang mudah dipermainkan? Apa Dokter merasa begitu?" tanya Amanda bertubi-tubi, dia mengungkapkan semua unek-unek hatinya yang selama ini dia pendam.
"Selama ini, saya salah menafsirkan perasaan saya. Saya takut mengakui perasaan saya sama kamu, saya.., saya sudah berjanji pada almarhum istri saya dan keluarganya untuk tidak menikah lagi, itu.., itu yang buat saya berlaku seperti ini, tapi saya tidak bisa menahan perasaan saya pada kamu" jelas Abi, berusaha menjelaskan dengan cepat, walaupun sedikit terbata-bata. Dia takut Amanda segera pergi dan dia kembali tidak sempat menjelaskan pada Amanda mengenai perasaannya selama ini.
Amanda tertegun, apa ini sebuah pengakuan Abi padanya, tapi mengapa hatinya justru tidak gembira. Seperti dugaannya, Amanda harus bersaing dengan kenangan, kenangan Abi pada almarhum istrinya. Ini persaingan yang tidak mungkin Amanda menangkan. Dia seperti pergi ke medan perang dengan semangat tinggi dan perlengkapan yang cukup, tapi sudah tahu kalau peperangan yang akan dia hadapi itu hanya akan berujung pada kekalahan. Untuk apa seperti itu, batin Amanda.
"Jadi apa Dokter sudah bisa melupakan istri Dokter dan keluarganya?" tanya Amanda tiba-tiba. Abi terdiam. Dia terlihat bingung mendengar pertanyaan dari Amanda. Melupakan almarhum istrinya adalah hal yang paling sulit dia kerjakan, selama bertahun-tahun, Abi menyimpan semua penyesalan dalam dirinya, istrinya meninggal karena kesalahan dia, kalau saja Abi tidak lalai berkendara, kalau saja Abi tidak memaksakan diri malam itu dan kalau saja Abi tidak menurut begitu saja pada permintaan Nia untuk pulang malam itu, pasti saat ini dia, Nia serta buah hati mereka sudah hidup dengan bahagia. Mungkin saja Abi tidak perlu bekerja seperti orang gila demi membunuh rasa bersalahnya, mungkin saja tidak ada nama Amanda yang mengganggu harinya. Tidak akan ada lagi wanita yang membuat dia sulit tidur, apalagi bila dia tahu kalau wanita itu sedang sedih atau sedang menghadapi suatu masalah, dia menjadi semakin tidak tenang. Tapi melupakan Nia, rasanya tidak bisa semudah itu. Ini pertanyaan paling sulit untuk dijawab oleh Abi. Dia hanya bisa mundur beberapa langkah, Abi tidak pernah menyangka kalau Amanda akan menanyakan hal ini. Bukankah itu terlalu kejam, pikir Abi.
"Sudah saya duga, pasti sulit." ucap Amanda, dia tersenyum sedih. Memang hal yang paling sulit adalah menang melawan sebuah kenangan. Amanda lebih baik mundur dan tidak akan melanjutkan kembali, dia ingin lepas dari semua ini.
"Kalau begitu, jangan lupakan janji Anda pada almarhum istri Anda" balas Amanda lagi, beranjak pergi keluar dari lift, meninggalkan Abi yang masih diam terpaku.
Amanda tahu permintaannya mungkin terdengar kejam, tapi apakah salah bila dia meminta hati Abi untuk tidak selalu terikat dengan bayangan istrinya di masa lalu? Amanda tidak merasa permintaannya terlalu berlebihan, dia hanya ingin menguji kebenaran perasaan Abi padanya, walaupun sebenarnya di sudut hatinya, dia sudah tahu kalau dia tidak akan pernah menang bila harus melawan kenangan di hati Abi karena Amanda yakin kenangan itu pasti tersimpan ditempat khusus di hati lelaki itu dan sangat berharga baginya, mungkin kenangan itulah satu-satunya alasan Abi bisa bertahan hidup sampai sekarang, batin Amanda.
______
halo up baru lagi,
jarang banget aku up sampe tiap hari
hehe
demi reader tersayang
apa sih yang enggak
jangan lupa follow Ig aku yang baru ya
rizka_author
Ig lama nya entah kenapa tidak bisa lagi, jadi follow yang baru saja ya
jangan lupa juga untuk selalu dukung cerita saya dan cerita satu lagi ya, kisah Cinta settingan, semoga tidak bosan untuk membaca karya saya
terimakasih dan happy reading