Sudah beberapa hari Rey disana, ia sedang sibuk-sibuknya merawat mama nya.
Rey mengusap punggung tangan ibunya, ia sangat khawatir perihal kesehatan ibunya. "Mam, Rey kan udah bilang. Jangan sampi begadang. Mama bisa kirim email nya ke Rey kalo banyak laporan kantor yang numpuk. Kan seenggaknya Rey bisa bantu cek, Ma. "
Ibunya hanya tersenyum. Mengelus puncak kepala putranya.
Saat kondisi ibunya sudah stabil, ia baru bisa pulang dan kembali ke masuk sekolah. Baru saja ia kembali ke sekolah, ada saja gangguan dari Nichol dan teman-teman.
"Eh bule. Lo udah balik aja, kenapa? Kangen mama disana. " Ucap Nita dengan lagak sombongnya.
"Enak aja, lo bilang apa tadi?" ucap Rebecca sembari berdiri menghentak meja kantin.
Seketika dikantin ramai karena terjadi keributan. Rebecca yang tak terima perlakuan Nita, membalas setiap ujarannya. Begitu juga dengan Kahfi yang kesal saat mendengar perkataan Nichol yang mengait-ngaitkan Dhifa dalam urusannya.
"Ecca jangan marah dong, masa cuma karena cintanya aku tolak marah. " Nicholas mulai membuat kegaduhan.
"Kamu yakin? Bela-in bule kampungan ini? Keyla juga kenapa diam aja sih? Jangan diam dong, sayang. " Tangan Nicholas hendak menyentuh dagu Dhifa.
Tangan Kahfi langsung menepis tangan Nicholas. Ia tidak terima Dhifa disentuh oleh laki-laki seperti Nicholas.
"Ada keributan apa ini, Nichol?" Tanya Bu Eva.
"Bubar bubar. " ucap para siswa bersorak.
"Ikut saya keruang BK. " tegas Bu Eva.
Rebecca yang sangat tau, bagaiman bu Eva akan memberlakukan hukuman pada siswa yang membuat keributan. Membantah perintah bu Eva untuk ikut ke BK. "Tapi bu-" ucapan Rebecca terpotong oleh suara teriakan bu Eva.
"Semuanya ikut saya ke BK!!" teriak Bu Eva.
"I-iya bu, " ucap Dhifa dan teman-temannya.
Sesampainya di ruang BK. Siswa mulai mengintip dari celah kaca jendela.
"Rebecca. " ucap Bu Eva perlahan.
"Iya bu?" ucap Rebecca perlahan.
"Dhifa, Rebecca, Rey, Embun masuk ke kelas sekarang. " ucap Bu Eva.
"Tapi bu. " keluh Embun.
"Ibu bilang masuk!" tegas Bu Eva.
"Baik bu." ucap mereka.
"Nicholas David!" ucap Bu Eva dengan kacamata yang merosot ke batang hidung.
"Kenapa bu. " ucap Nichol.
"Kamu itu baru pindah kesini, tapi udah buat keributan!" ucap Bu Eva.
"Yaelah, yang buat ribut siapa bu?" jawab Nichol.
"Bawa orang tua kamu besok kesini, berkelahi didalam lingkungan sekolah. Sudah merasa preman, kamu?" ucap Bu Eva.
"Kahfi kamu juga. " ucap Bu Eva.
"Baik bu. " ucap Kahfi.
Mereka keluar dari ruang BK. Dhifa sudah menunggu Kahfi di koridor depan BK.
"Gimana Mama kamu Kahf?" ucap Dhifa.
"Yah besok mama kesini, Dhi. " jawab Kahfi menghela nafas.
"Maaf yah jadi kamu yang kena masalah. " ucap Dhifa.
"Udah, nggak apa apa kok. " ucap Kahfi tersenyum.
Mereka kembali ke kelas. Nicholas yang sudah sampai dikelasnya dengan wajah kesal dan amarah yang ia pendam.
Dirumah Kahfi.
"Assalamualaikum Ma. Besok Mama bisa kesekolah Kahfi nggak?" sembari menyalami Mama nya. "Ke ruang BK?" ucap Kahfi.
"Wa'alaikumussalam, bisa. Emangnya kenapa? Kamu ada masalah nak?" ucap Mama Kahfi.
"Iya ma, besok mama keruang BK yah, ma. "ucap Kahfi.
"Yaudah ntar mama kesana. " ucap Mama Kahfi.
"Maaf yah ma. "ucap Kahfi.
"Iya nggak apa apa, udah makan dulu gih. " ucap Mama Kahfi.
Dirumah Nicholas yang megah. Suaranya menggema. Berteriak memanggil sang ibu yang selalu sibuk dengan pekerjaannya.
"Ma! Mama!" teriak Nichol yang baru saja sampai dirumahnya.
Nichol melempar tas nya ke sofa. Dan wanita paruh baya yang modis itu datang dari arah ruang kerja pribadinya.
"Apasih Nic? Nggak usah teriak-teriak bisa kan?" sahut Mamanya.
"Besok mama dipanggil keruang BK tuh!" jawab Nichol sembari duduk menghempaskan dirinya ke sofa.
Sang ibu sudah sangat hafal kelakuan putranya. Selalu saja membuat ke onaran. "Kamu pasti berantem lagi, kamu ini kenapa sih selalu buat ulah. " ucap Mamanya.
"Yah ma, namanya juga anak cowok. " Nichol selalu beralasan klasik.
"Kamu itu selalu aja ngejawab! Yaudah, ntar mama dateng. " jawab Mamanya.
Nichol mengancam ibunya. "Awas yah kalo nggak!"
"Iya, mama mau pergi dulu. " ucap mamanya sembari meninggalkan Nichol yang sedari tadi berteriak didalam rumah.
"Selalu aja sibuk, nggak ada waktu dirumah, kenapa sih nggak mama nggak papa sama aja!" teriak Nichol kesal.
Nicholas selalu saja berteriak seperti orang depresi. "Cari duit terus! Cari duit doang bisanya!"
Nichol terbiasa hidup sendiri, walau iya bersama keluarganya namun ia selalu merasa kesepian. Berbeda dengan Kahfi yang walau sering ditinggal tetap menjalin komunikasi.