Perempuan dengan tubuh ideal. Matanya agak sipit, rambut panjang yang di buat curly. "Hai Dhi, Nicholas nya ada?" ucap Reya.
"Ada. Masuk aja. " jawab Dhifa.
"Gue tunggu disini aja deh, Dhi. " ujar Reya yang menggenggam tali slingbag berwarna coklat.
Tadi Nichol, terus Reya. Ini ada apa sih, -gumam Dhifa.
"Siapa Dhi?" tanya Kahfi.
"Nichol dicari-in Reya, tuh. " ucap Dhifa.
"Astaga gue lupa, makasih yah Dhi. Tante, Nichol pamit yah tan makasih buat makan siangnya. "
Nichol pun berpamitan kepada Dhifa dan keluarga. "kak gue pamit yah. "
"Kahf-" ucapan Nichol terpotong.
"Iya gue tau. " ucap Kahfi.
"Semuanya makasih yah, Assalamu'alaikum. " ucap Nicholas meninggalkan meja makan.
"Gue anter, kedepan. " ucap Dhifa.
Nicholas mengangguk.
"Hai? Maaf yah udah buat nunggu. " ucap Nicholas.
"Iya gakpapa kok, Dhi kita pamit yah. " ucap Nicholas.
"Iya. Hati-hati dijalan. "" ucap Dhifa.
Mereka menuruni tangga lalu pergi dengan taksi.
"Ooo, jadi mereka berdua. " ucap Dhifa.
"Alhamdulillah dong, kan jadinya kamu gak bakal digangguin lagi. " ucap Kahfi yang sedari tadi mengikuti dari belakang.
"Loh Kahf?" ucap Dhifa sembari melirik Kahfi.
"Aku mau kasih tau kamu, " ucap Kahfi.
"Apa?" tanya Dhifa.
"Kita ada tugas. " ucap Kahfi.
"Ohya? Aku gaktau tuh. " jawab Dhifa.
"Karna itu aku kasih tau kamu. " ucap Kahfi.
"Hehe iya Kahf, yaudah yuk. " ucap Dhifa.
Akhirnya Kahfi membantuku mengerjakan tugas, ia kadang usil dan jahil, saat ia tertidur karna terlalu capek, aku mengabadikan moment itu hahaha lucu deh liat Kahfi tidur, tak lama saat adzan Azar berkumandang, ia terbangun.
"Udah Ashar yah, " tanya Kahfi.
"Iya, sholat disini aja, " ucap Dhifa.
"Dhii, sholat dulu dek, " ucap Kak Dhirga.
"Iya kak, " ucap Dhifa.
"Yuk Kahf, " ucap Kak Dhirga.
"Iya kak, " ucap Kahfi.
Disisi lain Nicholas yang sedang pergi ke toko buku bersama Reya. Saat sampai ditoko buku.
"Ke arah sana yuk!" ucap kompak Reya dan Nicholas dengan tangan yang saling mengacungkan dengan arah yang berlawanan.
"Loh. " kaget Reya.
"Hahahahaha." mereka tertawa.
Mereka berkeliling mencari buku untuk tugas dan membaca beberapa buku yang telah ia beli saat mereka sampai di cafe. Nicholas yang sedang membaca buku, sembari meminum minuman yang telah ia pesan sedikit kaget lantaran Reya melontarkan sebuah pertanyaan.
"Lo udah move on, Nich?" ucap Reya.
"Yes. " ia menganggukan kepalanya.
"Are you serious?" tanya Reya untuk meyakinkan hati Nicholas.
"Iya beneran bakpau. " seru Nicholas.
Reya memegang pipinya dengan kedua telapak tangannya. Lalu mencubit pipinya sembari berkata. "Gue udah tirus kali!" ucap Reya kesal.
"Cewek tembem mana ada yang ngaku hahaha, yaudah yuk abisin minum dan makan terus kita pulang yah. " ucap Nicholas.
"Iya comel. " ucap Reya.
"Hahah ada-ada aja. " ucap Nicholas.
"Selamat makan!!" ucap Reya.
Setelah mereka menghabiskan makannya, mereka beranjak pulang. Saat mereka sampai di halaman rumah Reya. Mereka melihat mobil Mercedes Benz hitam terparkir didepan rumah Reya.
"Papi." ucap Reya.
"Kenapa, Ya?" tanya Nicholas.
"Papi.." teriak Reya yang berlarian keluar dari mobil taksi.
"Reya, sayang. " ucap Papinya.
Nicholas lalu menyusul, menghampiri Reya setelah Nichol menyuruh supir taksi menunggu dirinya selagi ia berpamitan. Mereka juga mengobrol bersama papa Reya.
"Om. " sapa Nicholas.
"Nicholas kan, keluarga Fresko. " ucap Papi Reya.
"Iya om. " ucap Nicholas.
"Papa kamu teman kerja om loh. " ucap Papi Reya.
"Ooo gitu ya om. " ucap Nicholas.
"Kamu dari mana?" tanya Papi kepada Reya.
"Dari toko buku sama Nichol. " ucap Reya.
"Makasih yah Nichol, om titip Reya. " ucap Papi Reya.
"Siap Om, ohya om Nichol pamit dulu yah om, " jawab Nicholas.
"Ohiya ya, makasih yah. " ucap Papi Reya.
"Hati-hati, Nich. " ucap Reya.
Tinnnnnnn
Suara klakson mobil taksi memulai perjalanan pulang Nicholas.