Bubuy bulan
Bubuy bulan sangray bentang
Panon poe
Panon poe disasate
Unggal bulan, unggal bulan
Unggal bulan abdi teang
Unggal poe, unggal poe
Unggal poe oge hade
Situ Ciburuy
laukna hese dipancing
Nyeredet hate
Ningali ngeplak caina
Duh eta saha nu ngalangkung
unggal enjing
Nyeredet hate
Ningali sorot socana
Tepuk tangan riuh dari para siswa mengakhiri tampilan Nita untuk bernyanyi. Seorang gadis SMA yang saat itu mengenakan seragam putih abu-abu, dengan rambut yang di kepang dan dengan selembar kertas yang berisi lirik dari lagu daerah Jawa Barat itu. Lapangan basket menjadi tempat latihan untuk penampilan para siswa/i yang sudah menjadi perwakilan kelas masing-masing. Dan hari ini adalah hari pertama latihan.
Melihat Nita yang menghampiri barisan tempt duduknya. Reya melontarkan pertanyaan. "Jadi nyanyi sunda, Nit?" tanya Reya yang duduk di barisan penonton.
Nita duduk disamping Reya. "Jadi dong, hehe. " jawab Nita dengan penuh semangat.
Sang pembawa acara pun mulai melanjutkan inti acara seni. "Saya ulangi, untuk perwakilan kelas 3. A. Saya ulangi, peserta dengan nama Nicholas David Fresko dan Rey A. Rolland musik, Nita Vokal, Dhifa Mikeyla Ariesta Putri dan Kahfi Wijaya berkolaborasi dalam sastra. "
Dhifa menarik nafas panjang, ia nampaknya sedikit gugup.
Tap tap tap
Subhanallah, malu nya nggak ketolongan ini. Gumam Dhifa.
Kahfi melangkahkan kakinya mengarah kedepan seraya mengucapkan Basmallah.
Aku termangu, terpaku membisu dalam sunyinya malam *Kahfi
Aku terdiam saat ku ingat semua kenangan kelam *Dhifa
Dalam manisnya do'a ada rindu yang tak tersampaikan
Dalam detak jantung ada nama yang kusebut
Dari ku yang mendamba-mu
Tepuk tangan meriah mengakhiri puisi mereka.
"Terimakasih. " ucap Kahfi dan Dhifa.
Dhifa sejenak melirik Kahfi, dan itupun sebaliknya. Mereka tersenyum malu, tersipu dan akhirnya kembali kebarisan penonton.
"Kamu pake baju warna apa Kahf?" tanya Dhifa sembari berjalan mengarah ke barisan penonton.
"Warna biru aja gimana, jadi dress code kamu sama aku itu tentang Ocean. " jawab Kahfi.
"Boleh tuh, aku suka. " ucap Dhifa sumringah.
Dhifa sejenak menoleh ke belakang ke arah Adinda, Embun dan Rebecca yang terpisah dari barisan pengisi acara.
"Soal panggilan orang tua udah selesai?" tanya Dhifa seraya berbisik.
"Hari ini sih, jam 10 mama baru kesini. " jawab Kahfi.
Microphone yang di pegang pembawa acara mulai berdenging, beberapa informasi mulai terdengar.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kepada semua siswa yang berada di lapangan basket. Di mohon untuk kembali ke kelas. "
Mendengar pemberitahuan untuk kembali ke kelas. Dhifa dan teman-teman malah pergi ke kantin karena haus.
"Kantin dulu, yuk. "
"Tapi kan di suruh masuk, Dhi. " ujar Kahfi yang baru saja berdiri.
"Bentar doang, ke kantin bu Jumi aja gimana?"
"Yaudah, tapi bentar ya. "
Kringgggg
Bel istirahat berbunyi.
Kahfi mengangguk lalu tersenyum, seketika Dhifa memanggil temannya.
"Setelah istirahat, kepada semua siswa kelas X dan XI diharapkan untuk ke lapangan basket. Terimakasih. " tutur sang pembawa acara.
Sementara itu, Dhifa dan Teman-teman pergi menuju kantin.
"Guyssss, Kahfi mau traktir. " teriak Dhifa.
"Banyak duit nih!" ucap Eca.
Sesampainya di kantin, mereka bergegas untuk memesan mie ayam.
"Bu Jumi!!" sapa Dhifa.
"Ee, neng Dhipa?" sahut Bu Jumi.
"Dhifa bu. " ucap Dhifa sembari menjawab dari barisan meja makan.
Dengan kedua tangan yang sibuk mengolah mie ayam. Bu Jumi pun menjawab ucapan Dhifa. "Hehe, saya kan nggak bisa nyebut huruf F. "
"Loh itu bisa, bu. " ucap Kahfi yang duduk di kursi bersama temannya.
Sembari merapikan jilbabnya Dhifa menarif nafas lalu memperagarakan apa yang biasanya bu Jumi lakukan. "Itukan hanya contoh. " tiru Dhifa.
"Haha, si eneng hapal aja." Tawa Bu Jumi.
"Mie Ayam bakso 5 bu, sama minumnya es teh. " ucap Dhifa.
Sembari menunggu pesanan mereka siap, Rey mulai mengawali percakapan yang sebenernya adalah rencana perayaan ulang tahun Kahfi.
"Kahf, sabtu ini lu ada dirumah nggak?" tanya Rey.
"Ada, emang kenapa?" tanya Kahfi pula.
"Gue mau nginep dirumah lo yah?" tanya Rey.
"Oke gue tunggu yah. " ucap Kahfi.
Pesanan mereka pun sampai.
"Ini punya gue. " ucap Embun sembari mengambil Mangkok mie ayam dari nampan bu Jumi.
"Maaf yah neng, ini cuma cukup 4 Mie Ayam nya." ucap Bu Jumi.
"Yah, jadi gimana?" ucap Eca.
Adinda makan nggak pake cabe, sedangkan Dhifa mau nya pedes. Sedangkan Eca satu mangkuk aja kadang masih kurang. Embun, nggak suka saos. Ya, masa harus bagi sama Rey? Mana mangkuknya lagi ke pake semua. Gumam Dhifa.
Kahfi melirik Dhifa, Kahfi berniat untuk membagi makanannya dengan Dhifa.