Chereads / LEGENDA PENDEKAR AMBO TUWO, SI PENDEKAR TENGIL DARI WAJO / Chapter 23 - Bagian 23 Kemunculan Nenek Indo Balobo Dan Kakek La Bote

Chapter 23 - Bagian 23 Kemunculan Nenek Indo Balobo Dan Kakek La Bote

Keesokan harinya....

Ratu Indo Cempaka Puspita Maharani membuka matanya secara perlahan. Dia menoleh ke sudut kanan dan kirinya, nampak berada di tempat yang berbeda. Meskipun pikirannya masih belum terlalu pulih, sang ratu masih mampu mengingat-ngingat tempat di mana dia berada semalam. Ditengoknya lagi langit-langit gubuk itu, nampak begitu banyak sarang laba-laba yang menghiasi langit-langit gubuk tersebut.

' Kegaka iye? ' ( Di mana diriku saat ini? ) pikirnya dalam hati seraya memegang kepalanya yang masih sedikit pening.

" Ouh, Puang! Peddi ladde uluku usedding. " ( Ouh, Tuhan! Kepalaku masih terasa pening ) memegang kepalanya dengan kedua tangannya.

" Hei, motono Nak? " ( Hei, kau sudah bangung Nak? ) tiba-tiba dari bilik jendela muncul seorang nenek tua kulitnya sudah begitu keriput dan sudah bungkuk. Nenek tua itu menuju ke arah Ratu Indo Cempaka Puspita Maharani sambil membawa ramuan obat-obatan yang dia racik sendiri di dalam sebuah mangkuk kecil. Sang ratu begitu kaget saat melihat penampakan wanita tua yang menyapanya dengan begitu kehangatan. Wanita tua sangat asing bagi sang ratu, sebab sebelumnya dia belum pernah bertemu dengan wanita tua itu dalam kehidupannya.

" Niga idi, Indo? Perasaanku denapa engka siruntukki usedding. Niga idi? Niga asetta Indo? " ( Anda siapa, Ibu? Perasaanku kita belum pernah bertemu sebelumnya. Anda siapa? Nama Anda siapa, Bu? ) tanya sang ratu masih dengan sedikit keheranan dan seakan-akan bertanya mengenai asal-usul wanita tua tersebut.

" Hehehehehehehe, tennangno Nak! Teniaka Nenek Pakande. Iya asekku Nenek Indo Balobo. Iya sibawa lakkekku asenna La Bote monro akkoe. " ( Hehehehehehehehehe, kau tidak usah khawatir Nak! Aku bukanlah Nenek Pakande. Namaku adalah Nenek Indo Balobo. Aku tinggal di sini bersama dengan suamiku bernama La Bote ) ujarnya seraya mengusapkan ramuan obat-obatan itu ke seluruh bagian tubuh sang ratu.

" Magika lettu akkoe? Perasaanku wennie, engkaka ke hutang rimbae nappa bosi loppo ladde sibawa buttue luar biasa ladde loppona wennie. Nappa....'' ( Kenapa aku bisa sampai ke sini? Perasaanku semalam, aku berada di hutang rimba lalu kemudian human begitu deras disertai petir yang sangat luar biasa besarnya semalam ) ujar sang ratu mempertanyakan kepada Nenek tua itu mengapa dia bisa sampai di gubuknya.

" Hehehehehe, nappa iya uruntuko pingsan ke yolo babakku nappa uwellini lakkekku battukka bawako ke rilaleng. " ( Hehejehehehe, kemudian aku menemukanmu pingsan di depan pintuku lalu aku panggil suamiku untuk membantuku membawa kamu ke dalam ) ujar nenek tua memberikan penjelasan secara gamblang untuk sang ratu agar tidak membuat dia bertambah bingung.

" Oh, makkorodi, Indo? Adempengi laddeka Indo jika urepotkanki, adempangi laddeka kasi " ( Oh, ternyata begitu kronologinya, Ibu? kalau begitu tolong maafkan aku Ibu jika aku merepotkanmu, tolong maafkan aku sekali lagi ) ucap sang ratu dengan sangat merasa bersalah telah merepotkan nenek tua itu dengan keberadaanya.

" Dena marigaga nak! idi pada rupa towe haruski saling tolong menolong. " ( Tidak mengapa Nak. kita sesama sebagai umat manusia haruslah saling tolong menolong pada sesama ) ungkap nenek tua itu sambil tersenyum sehingga menampakkan ke dua bibirnya yang sudah tidak memiliki gigi lagi.

" Makasih ladde banyak Indo atas bantuatta. " ( Terima kasih banyak Indo atas segala bantuanya ) sang ratu mengucapkan rasa terima kasih pada sang nenek tua tersebut dengan berderai air mata seraya mencium punggung tangan kanan sang nenek, sebagai bakti yang muda pada yang tua.

" Iye, Nak! Ajana tapikkiriki ladde kasi. Dena marigaga iye oertolongakku ke idi Nak. " ( Iya, Nak! Kau tidak usah terlalu memikirkan akan hal ini. Pertolongan yang keberikan ini kepadamu tidaklah berarti sama sekali ) balas nenek tua itu yang juga ikut terharu mendengar pengakuan jujur dari sang ratu.

" Terima kasih ladde Nenek Indo Balobo. Puang meni balas kebaikatta ke iya. " ( Terima kasih banyak Nenek Indo Balobo. Biarlah Tuhan YME yang akan membalas kebaikan Anda ) kata sang ratu yang kali ini dengan deraian air mata yang tertumpah dari pipinya. Sang ratu lalu memeluk erat tubuh Nenek Indo Balobo dengan begitu erat.

~~~~~

[ SIAPAKAH SEBENARNYA NENEK TUA DAN KAKEK TUA YANG BERNAMA NENEK INDO BALOBO DAN KAKEK LA BOTE? APAKAH MEREKA BERDUA PUNYA NIAT YANG BURUK TERHADAP SANG RATU? ]