Chereads / LEGENDA PENDEKAR AMBO TUWO, SI PENDEKAR TENGIL DARI WAJO / Chapter 16 - Bagian 16 Kesedihan dan kegundahan hati sang ratu

Chapter 16 - Bagian 16 Kesedihan dan kegundahan hati sang ratu

Kesedihan semakin terus melanda sanubari sang ratu yang paling dalam. Hampir tidak ada lagi senyuman yang tersungging dari wajah cantiknya. Setiap hari dia hanya menunjukkan raut wajah yang sedih dan gelisah menunggu kehadiran sang suami tercinta. Sudah berhari-hari bahkan berbulan-bulan sang ratu mengurung dirinya di dalam kamar. Dia bahkan tidak pernah keluar dari kahatinya yang meskipun hanya sekedar menyapa para pelayan di istana. Semua orang-orang yang ada di istana begitu khawatir melihat kondisi dan kesehatan sang ratu yang mulai semakin memprihatinkan dan mengkhawatirkan semua orang. Dibenaknya saat ini hanyalah tertuju pada sosok suaminya. Dia hanya berharap dan memohon pada Tuhan Yang Maha Esa agar segera kembali lagi dihadapannya.

Ayahanda dan Ibunda Raja Ambo Enre Ratulangi pun turun tangan membujuk menantu kesayangan mereka agar keluar dari kamar dan perlu terlalu larut dalam perasaan menunggu kehadiran sang raja.

Sesama wanita yang memiliki perasaan, Ibunda dari Raja Ambo Enre Ratulangi sekaligus sebagai ibu mertua dari sang ratu, mencoba membujuk menantunya itu untuk membukakan pintu untuknya dan membiarkan dia masuk ke kamarnya.

" Nak! Nak! Aga mukabbua rilaleng kamarae? Magani kondisimu ke rilaleng kamarae, nak? Madising-madisingmo tausadding? Weh, kasi'na! aja mosessa alemu terus menerus. Engkamoto matu lakkengmu, ajana masara ladde, nak! " ( Nak! Nak! apa yang sedang kau lakukan di dalam sana? bagaimana dengan kondisi kau di dalam sana, nak? apakah kau sehat-sehat saja di dalam sana? anakku sayang, kau tidak usah mentiksa dirimu terus-menerus seperti itu. Suamimu juga nanti akan kembali datang menemuimu, Nak! jadi kau tidak usah terlalu khawatir, nak! )

Sang Ibu mertua pun melanjutkan, " megani tau ke istana sibawa rakyat-rakyatmu butukan bantuanmu, nak! metta laddeni sedding de' mosiruntu sibawa rakyat-rakyatmu. Moddani manengni kasi'na sibawa idi. Messuno nak pole kamaramu nappa temui para pelayanmu sibawa rakyat-rakyatmu. " ( Sudah banyak orang-orang di istana bersama para rakyatmu membutuhkan pertolanganmu, Nak! sudah lama sekali kau tidak pernah menemui dengan mereka lagi. Mereka sudah sangat rindu dengan dirimu. Keluarlah, Nak dari kamarmu dan kemudian temui para pelayanmu dan rakyat-rakyatmu ) titah sang Ibu mertua dengan mata yang sembab.

Meskipun sang Ibu mertuanya sendiri yang memohon padanya, ratu tetap pada pendiriannya. Dia tetap kekeh berdiam dan mengurung diri di kamar seorang diri. Bagi sang ratu, hanya satu hal yang bisa menghilangkan kesedihan dan kegundahan hatinya yang merana saat ini sekaligus membuat semangat hidupnya kembali, yaitu kedatangan sang raja dihadapannya.

~~~~~

[ LANTAS ENTAH SAMPAI KAPANKAH SANG RATU BERSIKAP SEPERTI INI DAN MENGURUNG DIRINYA TERUS MENERUS DIRINYA DI DALAM KAMARNYA YANG BEGITU BESAR? LALU KAPANKAH SANG RAJA AKAN KEMBALI KE ISTANA DAN MENEMUI SANG RATU KEMBALI YANG SUDAH BEGITU LAMA MENANTI KEHADIRANNYA DI ISTANA KERAJAAN? ]