Di saat Besse Rini Markonah sedang menikmati kebahagiaannya bersama Raja Ambo Enre Ratulangi, di sisi lain ada seorang wanita yang begitu menderita dan tersiksa hatinya oleh ulah yang dibuat suaminya sendiri. Derita karena ditinggalkan oleh sang suami tercinta serta pengusiran dirinya yang secara tiba-tiba sungguh sangat menyayat-nyayat hatinya sebagai seorang istri sekaligus wanita. Tidak pernah terlintas sedikit pun di benaknya bahwa ini akan terjadi dalam hidupnya.
Malam itu begitu sangat kelam dan mencekam. Hujan turun sangat deras sekali di keheningan malam yang gelap gulita. Petit menyambar silih berganti seolah tidak berhenti. Tubuh sang ratu yang sudah nampak kering kerontang seolah tidak sanggup lagi membawa tubuhnya ke arah tempat berteduh yang lebih aman dan melindungi dia dari guyuran air hujan serta bahaya-bahaya lainnya yang siap mengintainya kapan saja. Di bawah rinai hujan yang semakin deras mengguyur hutan belantara yang tak bertuan itu serta cahaya petir yang menari-nari di atas langit seolah menjadi tantangan yang di hadapi oleh wanita malang tersebut belum lagi ancaman dari sergapan binatang-binatang buas yang kelaparan dan siap menyergap tubuhnya kapan saja. Susah payah sang ratu melangkahkan kakinya setapak demi setapak untuk menyusuri tempat yang aman baginya berteduh malam itu. Suasana hutan belantara yang sangat gelap tanpa penerangan dan kondisi setiap jalan yang sangat licin dan penuh lumpur ditambah ranting-ranting pohon yang semakin menghalangi pandangan. Susah payah sang ratu untuk bertahan dari kondisi seperti itu tanpa makan dan minum. Akan tetapi dia harus tetap berusaha untuk bertahan hidup dari situasi tersebut meskipun sejujurnya dari lubuk hatinya yang paling dalam dia tidak ingin menerima nasib yang sungguh pedih seperti ini. Kadang dia menangisi nasibnya kini, tapi dengan segera dia menghapus air mata itu lalu kemudian tetap memilih untuk terus berjalan mencari tempat berlindung yang bagus untuk setidaknya menghindarkan dirinya dari air hujan dan serangan binatang-binatang buas yang kelaparan.
Ratu Indo Cempaka Puspita Maharani mencoba untuk terus menapaki setapak demi setapak hingga akhirnya matanya tertuju pada sebuah gubuk kecil. Batinnya sejenak bahagia tatkala dia mengetahui jika gubuk tersebut menampakkan akan ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya dikarenakan di dalam gubuk itu memperlihatkan sedikit cahaya dari obor yang menyala. Dia sangat yakin bahwa di gubuk itu ada penghuninya. Senyum sumringah tersungging di wajah sang ratu. Asa yang membuncah tinggi untuk mendapatkan tempat berteduh sekaligus meminta belas kasihan agar dia dapat diberikan makanan oleh si tuan rumah. Tanpa pikir panjang lagi sang ratu melangkahkan kakinya sekuat tenaga untuk mencapai gubuk tersebut.
Hujan deras pun seolah tidak mau berhenti dan petir masih terus menari-nari di atas langit juga seolah tidak mau berhenti menampakkan kilatnya dan suaranya yang membuat orang ketakutan. Tiba juga sang ratu di gubuk itu. Dia lalu mencoba untuk memberanikan dirinya dan berusaha menguatkan tekadnya untuk bertemu dengan orang yang punya gubuk. Akan tetapi tatkala sang ratu hendak mengarahkan tangannya untuk mengetuk pintu gubuk itu, tiba-tiba tubuhnya lunglai dan jatuh ke tanah dan jatuh tersungkur tak berdaya. Sang ratu pun akhirnya tak sadarkan diri.
~~~~~
[ LALU BAGAIMANAKAH NASIB SANG RATU INDO CEMPAKA PUSPITA MAHARANI SELANJUTNYA? SIAPAKAH YANG AKAN MENOLONGNYA KELUAR DARI KESULITAN YANG DIHADAPINYA SAAT INI? DAN AMPUKAH DIA BANGKIT DARI KETERPURUKAN ITU? ]