Hari demi hari setelah semenjak hubungan terlarang itu terjadi, sang raja semakin sering mengunjungi wanita itu di gubuknya. Tak sekedar mengunjungi, dia tidak segan-segan menghabiskan malam bersama wanita tersebut selama berhari-hari bahkan berbulan-bulan lamanya. Tak ayal hubungan mereka berdua pun semakin mesra dan bahkan sang raja dan wanita itu telah tidur bersama layaknya pasutri yang terpercik gelora asmara yang semakin membahana.
Sang raja juga tak segan-segan menghadiahi wanita idamannya itu dengan uang, emas, berlian, hingga gaun-gaun yang indah yang terbuat dari kain sutra. Betapa senang hati Besse Rini Markonah, selain harta benda milik sang raja yang berhasil dia dapatkan, cinta dan perhatian sang raja pun tercurah hampir semua untuk dirinya seorang bahkan istri sah sang raja yang berada di istana kerajaan yaitu Ratu Indo Cempaka Puspita Maharani kini diabaikannya. Meskipun telah mendapatkan separuh harta dari sang raja, akan tetapi Besse Rini Markonah masih tetap tinggal di gubuk sederhana miliknya dan sang raja belum berniat memberikan wanita itu tempat yang lebih baik dari gubuknya sekarang. Hingga suatu hari wanita itu pun mulai merajuk ke sang raja agar segera dibawa masuk ke istana kerajaan dan segera dijadikan istri oleh sang raja.
Di bawah sebuah pohon besar, Raja Ambo Enre Ratulangi dan Besse Rini Markonah duduk santai sambil memandangi sebuah danau yang nampak di hadapan mereka. Dengan semilir angin yang sesekali berhembus, wanita itu lalu menyandarkan kepalanya di bahu kekar sang raja. Dia pun mulai merajuk kepada sang raja agar segera dinikahi dan dibawa ke istana kerajaan sebagai istri barunya. Dengan panggilan sayang yang terucap dari bibirnya, wanita itu seolah-olah tak sungkan lagi menunjukkan rasa cinta dan perhatiannya kepada sang raja.
" Sayangku! Meloni berbulan-bulan iya sibawa idi memadu kasih bahkan mappadani akko pura tonggenni siala. Degaga rencanata pancadi bene kedua ta? Nasaba kalo makkowe tettumi hubungatta degaga tujuan, lebih baik takhiri bawanni. " ( Sayangku! Sudah hampir berbulan-bulan kau dan aku memadu kasih bahkan hubungan kita berdua seperti sudah menikah. Apakah sang raja tidak mempunyai rencana untuk menjadikan aku sebagai istri kefauamu? Karena kalau hubungan kita hanya seperti ini terus tanpa tujuan dan arah, lebih baik kita akhiri saja ) harap wanita itu agar sang raja memberikan dia kepastian agar segera dibikahi.
" Iyye, Cintaku Besse Rini Markonah! Tennang bawanni, baja akko tania sangadi, ubawako ke istana siruntu sibawa Ambo Indoku supaya naissengko sebagai calon bene kedua ku. " ( Iya, Cintaku Besse Rini Markonah! Kau tenang saja, besok-besok dan lusa, aku akan membawamu ke istana kerajaan untuk bertemu dengan Ayah Ibuku agar mereka tahu kalau kau sebagai calon istri keduaku ) balas sang raja memberikan hadapan besar untuk wanita itu.
Mendengar hal itu Besse Rini Markonah langsung kegirangan dan seolah-olah mendapatkan angin segar, " tongong-tongongki? De' to mabelle sibawa Iya? ( serius? Apakah kau tidak berbohong padaku? ) ucap wanita itu dengan mata berkaca-kaca. Namun, masih ada satu hal yang mengganjal benaknya yaitu apalagi kalau bukan keberadaan sang ratu, " magini sang ratu? Meloni magai ero towe? " ( bagaimana dengan sang ratu? Bagaimana dengannya? )
Sang raja sempat terdiam terpaku, namun akhirnya dia memberikan jawaban yang sekaligus membuat perasaan wanita itu lega dan seakan membuat posisinya berasa diatas angin, dengan sedikit menghela nafas panjang dia pun mengeluarkan jawaban yang mencengangkan, " uceraikappi ero makunrewe, tennang bawanno! " ( aku akan ceraikan wanita itu, kau tenang saja )
~~~~~
[ LANTAS APAKAH SANG RAJA BETUL-BETUL AKAN MENCERAIKAN SANG RATU DEMI MEMILIH WANITA YANG BERNAMA BESSE RINI MARKONAH? ]