Warning!!!Dalam cerita ini banyak mengandung muatan dewasa harap kebijaksanaan pembaca.
Kenan dan Jesica baru saja pulang dari acara lamaran Dena dan Fahri. Tampak jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Jesica masih saja sibuk menghapus sisa-sisa makeupnya di depan meja rias sementara Kenan sudah mulai berbaring di tempat tidur.
"Mas...bikinin aku susu dong."
"Oke, bentar sayang." Kenan langsung turun kedapur dan membuatkan susu khusus ibu hamil.
"Nih.." Kenan menyodorkan segelas susu.
"Makasih Mas." Jesica yang masih duduk mulai minum secara perlahan.
"Kapan kamu mau tidur dibawah?nanti keburu besar perutnya."
"Males mas dibawah, semua barang aku kan disini."
"Nanti tinggal dipindahin aja, Mas suruh orang."
"Engga ah, diatas aja ya Mas. Lagian insyaallah aku ga akan kenapa-kenapa. Turun naik aku pegangan."
"Mas takut licin aja sayang." Kenan mengusap lembut pipi Jesica.
"Bi Suci suka kasih tahu kok kalo habis bersih-bersih."
"Ya udah hati-hati ya."
"Iya Mas.
"Ya udah tidur yuk udah malem nih."
"Bentar.."
"Apa?"
"Mas mau minum susu ga?"
"Masa mas minum susu hamil."
"Ya engga yang lain." Jesica mengibaskan rambutnya.
"Apaan sih kamu, kok ngomongnya gitu. Udah ah Mas tidur." Kenan beranjak namun Jesica menarik tangannya.
"Udah lama loh Mas, ga kepengen apa?" Jesica dengan lincah memainkan celana Kenan.
"Sayang...kata dokterkan..."
"Kata dokter ga papa kalo ga sering dan aman." Jesica kini menurunkan celana tidur Kenan.
"Aku ga suka nanti Mas lirik-lirik cewek lain."
"Engga, mana ada sa..." Kenan tak melanjutkan kata-katanya karena dia merasakan hangat dia area kejantannya.
"Pelan-pelan sa...yanghh.." Kenan dibuat mendesah oleh permainan Jesica. Kini Kenan mendekatkan dirinya lagi lalu memegang kepala Jesica.
"Ahh....hmm....ahhhh...." Kenan benar-benar tak bisa mengontrol suaranya sekarang. Dia merasakan kenikmatan yang selama ini dia nantikan.
"Sini..." Kenan mengangkat Jesica agar duduk dimeja riasnya. Perlahan dia mencium bibir Jesica. Ciuman panas yang selalu ia lakukan tiap kali mereka bercinta. Kenan memainkan lidahnya di dalam mulut Jesica begitupun sebaliknya. Tidak lama mulutnya semakin turun kebawah dan menghisap puting payudara istrinya. Jesica sendiri tak sadar jika bajunya kini sudah tergeletak di lantai.
"Makin berisi aja, Mas suka..." Kenan berbicara sebentar lalu menghisapnya lagi. Jesica meletakan tangannya di kepala Kenan dan menekannya agar suaminya itu lebih dalam memainkan payudaranya. Bak sambil menyelam minum air Kenan menarik turun celana dalam Jesica dan mendapati area intim disana sudah basah.
"Bilang ya kalo kamu sakit atau apa nanti Mas berhenti."
"Iya Mas.." Jesica mulai melingkarkan tangannya dipundak Kenan.
"Ahh...." Desah Jesica saat merasakan ada sesuatu yang masuk dibawah sana. Sesuatu yang selalu membuat mendesah kenikmatan. Dia merasakan sesak didalam sana.
"Mas..jangan lupa diluar." Bisik Jesica yang dijawab anggukan Kenan. Perlahan Kenan mulai memaju mundurkan pinggangnya membuat suara desahan Jesica semakin kencang. Sambil terus menikmati gerakan Kenan, Jesica mulai membuka kaos yang dikenakan Kenan lalu menciumi lehernya disana. Meja Rias Jesica kini tampak goyang karena aktivitas mereka bahkan sesekali terdengar suara decitan. Selang beberapa menit Jesica sedikit merasa pegal.
"Mashhh berhenti.."
"Kenapa?kenapa sayang?" Kenan sedikit khawatir.
"Mash...di kasur yuk..." Jesica membuat Kenan menggendongnya tanpa harus melepaskan kejantannya yang masih tertancap di bagian intim Jesica.
"Gini nyaman ga?" Kenan meletakkan kaki Jesica di dadanya. Jesica hanya mengangguk.
"Ahhhmm.....Hm....Mfhh....Ah...." Kenan dengan cepat mengeluarkan dan memasukan kejantannya. Dia seperti baru pertama kali bercinta dengan Jesica. Ini seperti malam pertama mereka.
"Ini enak banget..." Kenan menundukkan badannya dan berbicara tepat di telinga Jesica sebelum menghujani Jesica dengan ciuman. Saat Kenan sibuk menciumnya Jesica perlahan mendorong badan Kenan kesamping hingga melepaskan milik Kenan tadi membuat dia harus susah payah menarik kejantannya suaminya dan menancapkannya lagi. Jesica mulai bergerak naik turun.
"Pelan..pelan sayang, nanti cape." Kenan mengingatkan tentang kehadiran bayi dalam perut Jesica. Tangannya kini meremas payudara istrinya yang sempat dia hisap tadi. Kali ini Jesica membungkukkan badannya membuat payudaranya kini menggantung di depan wajah Kenan. Dengan segera Kenan menghisapnya lagi sementara tangannya meremas pantat Jesica yang masih naik turun.
"Ahhh...Hmm....Mashhh..."
"Udah, nanti kamu cape..." Kenan membalikkan badannya lagi lalu memerintahkan Jesica untuk tidur miring setelah itu dia memasukan lagi kejantanannya yang sudah basah dan masih menegang.
"Hmhhhh....Ahhhh....Ahh...." Kenan masih menggerakan pinggangnya dengan cepat.
"Mashhhhh....Aku...aku mau keluar..." Jesica sudah tak tahan dengan gerakan yang Kenan buat sedari tadi. Tidak lama tubuhnya bergetar dan Kenan merasakan kehangatan didalam ditambah rasa seperti memijat kepunyaannya. Kenan kini berbaring dibelakang sang istri dan kembali menggerakan kejantanannya maju mundur. Kaki istrinya yang sudah lemas dia angkat satu. Kepalanya sibuk mencium bibir Jesica yang masih meladeni keinginan Kenan.
"Mash...keluarhhhnya di luarrhhh yahhh..." Jesica menahan desahannya.
"Iya sayanghhh, Liat Mas dong..." Kenan tetap bersikeras agar Jesica melihat kearahnya dengan posisi seperti ini.
"Ahhhm..ahhmhh..." Kenan segera menarik keluar miliknya dan keluarlah cairan cinta membasahi perut Jesica. Sambil memegang kejantanannya dia terus menyemprotkan isinya di atas perut Jesica. Nafasnya masih memburu lalu dia berbaring disamping istrinya.
"Kok kamu enak banget sih..." Puji Kenan sambil mencium tangan Jesica digenggamannya.
"Ada yang sakit ga sayang?Mas ga kasar kan?bayinya ga papa?"
"Engga Mas, ga papa. Ambil tisu Mas."
"Nih.." Kenan langsung memberikan tisu pada Jesica yang mulai membersihkan hasil percintaan mereka di perutnya.
"Besok kemejanya harus naik ada tanda nih disini." Jesica tertawa kecil sambil menunjukkan tanda merah akibat ulahnya tadi.
"Pasti ketutup kok."
"Punya Mas kok makin panjang aja, Mas minum obat ya." Jesica memegang kembali milik suaminya.
"Engga kok, Mas ga minum obat. Kenapa?tadi bikin perih?"
"Engga Mas..." Jesica masih memainkan kejantanan suaminya.
"Yang...jangan dimainin kaya gitu, nanti berdiri lagi."
"Ya udah main lagi." Jesica dengan sengaja menggoda Kenan.
"Kamu ya mancing-mancing Mas nih." Kenan langsung mencium istrinya dan mulailah permainan kedua mereka yang lebih panas dari sebelumnya.
****To be Continue