Chereads / I don't know you, but I Married you / Chapter 8 - Negatif (17+)

Chapter 8 - Negatif (17+)

WARNING!!Dalam cerita ini mengandung muatan dewasa. Harap kebijksanaan pembaca. Bagi pembaca yang dibawah umur atau yang tidak nyaman dengan cerita ini, Dianjurkan untuk tidak membaca chapter ini.

Setelah 5 bulan berlalu hubungan Dena dan Fahri memang semakin dekat namun belum ada kejelasan mengenai hubungan mereka dan kini 3 teman Dena itu tengah berkumpul dirumah Lala untuk menjenguk si kecil Dirga dimana ada kejadian yang membuat Jesica sedih. Jesica melempar test packnya kelantai ketika mengetahui garis menunjukkan hasil negatif. Sudah beberapa bulan berlalu dan belum ada tanda-tanda kehamilan. Dia pikir gejala mual muntahnya gara-gara dia hamil tapi ternyata bukan.

"Gimana ka?" Tanya Lala saat Jesica keluar dari kamar mandi kamarnya.

"Negatif." Jesica lesu.

"Udah sabar ka.." Katerina yang baru saja pulang honeymoon ikut berkumpul dirumah Lala.

"Kasian suami gw udah pingin anak."

"Gw yakin Kenan emang pingin tapi ga akan ngebebanin lu."

"Iya sih Kat, dia ga pernah minta yang gimana gitu cuman kan gw udah kepalang bilang gw pingin ngasih dia hadiah anak."

"Lu dalam seminggu berapa kali begituan sama Ken?" Tanya Lala.

"Ya sesering mungkin."

"Salah tuh, lu harusnya itung-itungan sama masa subur Lu, kalo kaya gitu lu cape atau stress sama Ken malah jadi ga baik untuk kualitas sperma-nya."

"Cobain deh cari posisi yang bener ka.." Katerina ikut memberi saran karena dia juga sama ingin segera mempunyai anak.

"Duh segala posisi gw udah cobain Kat, masa gw harus jungkir balik." Jesica membawa tertawa kedua temannya.

"Ka, katanya posisi misionaris atau doggie-style bagus." Katerina menambahkan lagi.

"Gila lu, sejak nikah omongan lu udah mirip kaya Lala sama Dena."

"Ya gapapa, kan kita udah nikah kecuali ada Dena disini nah baru deh sedikit di sensor." Katerina membela diri.

"Ken sebenernya aneh tahu ga, dia ga terlalu suka gaya doggie style."

"Kenapa?bukannya cowok-cowok paling suka?" Lala aneh.

"Katanya dia ga bisa liat wajah gw, Ken kalo begitu paling suka sambil liat wajah gw kan gw kadang jadi malu sendiri." Jesica membuat Katerina dan Lala tertawa.

"Supaya tambah mantap kali kalo liat wajah lu."

"Mantap apaan Kat, percuma juga kalo ending-endingnya dia merem melek." Ucap Jesica membuat Katerina tertawa lagi.

"Itu sih keenakan."

"Eh terus lu jangan lupa simpen bantal dibokong lu katanya untuk membantu pergerakan arah sperma."

"Iya ntar gw coba kat.."

"Lu jangan stres-stres ka, itu juga ngaruh." Lala mengingatkan.

"Gw ga stres gimana La, segala cara udah dilakuin tapi belum juga positif."

"Anak itu rejeki ka, jadi ya udah lu usaha aja selebihnya lu bantu doa."

"Iya-iya ibu ..." Jesica menyindir ceramahan temannya itu.

"Malem pertama lu gimana Kat?" Lala Jahil bertanya.

"Sakit tapi nikmat cuman Alex ga sabaran orangnya jadi rusuh deh." Katerina sambil tertawa dan di sambut lemparan bantal oleh Lala.

"Kirain gw diganggu sama Sammy."

"Engga ka, untung Nadya ngerti jadi bawa pergi Sammy."

"Tapi lu nerima Sammy kan Kat?"

"Iya La, gw udah anggep dia anak gw kok walau nanti gw beneran punya anak tetep kasih sayang gw sama Sammy ga akan berubah."

"Ngurus pasien aja jago lu apalagi Sammy." Puji Jesica.

"Salut gw sama lu." Lala menepuk bahu temannya.

"Tapi kasian Alex kadang kalo dia lagi kepingin terus ada Sammy jadi ditahan karena Sam suka pingin tidur bertiga."

"Sama Kat, Dimas juga kalo lagi kepingin eh anak gw nangis jadi ya ga bisa deh, katanya kasian gw udah begadang jadi suruh gw istirahat." Lala dan Katerina membuat iri Jesica tentang anak.

"Ka ... kenapa lu?jangan ngelamun."

"Abis gw ga tau harus cerita apa."

"Ya apa aja, ga usah tentang anak juga Ka.."

"Eh Dena gimana sama Fahri?" Katerina mengalihkan pembicaraan.

"Jadian sih belum tapi saling teleponan Mulu." Jesica mengupdate.

"Gw waktu itu belum ketemu orangnya, cakep?"

"Cakep La, gw aja pertama liat langsung diem mungkin karena rajin ibadah kali ya auranya tuh beda aja." Katerina memuji Fahri.

"Baguslah, mudah-mudahan Dena diajak kejalan lurus." Lala sambil tertawa.

"Katanya nanti akhir bulan Fahri bakalan kesini lagi."

"Ngapain?"

"Ya ketemu Dena lah Kat.."

"Berarti udah tanda-tanda tuh."

"Lagian Dena PHP banget katanya mau ke Jogja tapi belum juga jadi aja Fahri nyusulin."

"Ya gapapa ka, cowok yang ngejarlah."

"Tapi sekali-kali bolehlah Dena juga ada action dikit, Kasian Fahri nyangkanya Dena cuman bercandain dia"

"Fahri curhat sama suami Lu?"

"Engga sih, si Fahri justru kayanya kesengsem berat sama Dena gara-gara katanya Dena orangnya mau diajak makan dipinggir jalan lah, jajan juga ga minta yang mewah-mewah. Intinya ga keberatan diajak susah."

"Bukannya Fahri tajir?" Tanya katerina.

"Iya emang cuman dia kan ngerintis dari nol jadi pasti inget yang gitu-gitu Kat."

"Tapi Fahri beneran ga mainin Dena kan, Kasian juga kalo Dena udah ngarep tapi Fahri gitu."

"Kata Kenan sih engga, gw sih percaya temen suami gw ga ada yang aneh-aneh secara Alex aja akhirnya jadi sama Lu Kat."

"Ya semoga aja Ka.."

"Tapi asli ya, waktu hari terakhir dia disini dia sempet ke rumah gw terus ikut sholat nah pas udah sholat magrib dia ngaji gitu. Sumpah suaranya bagus bener, merdu bikin adem." Puji Jesica mengingat kejadian saat itu.

"Nah yang kaya gitu tuh seimbang dunia akhirat."

"Ga salah deh Dena dikenalin sama Fahri." Katerina berharap perkenalan itu berahir dengan baik.

"Ya udah kita liat aja nanti.." Lala penasaran tapi membiarkan Dena memilih jalannya untuk menemukan pasangan hidupnya.

"Ini masalah gw hamil gimana?"

"Udah jangan terlalu dipikirin, honeymoon lagi aja sana." Lala memberi ide.

****** To be Continue