Jesica menemani Katerina dirumahnya bersama Dena sementara Lala memilih pulang karena alasan anaknya.
"Apa kita bawa kerumah sakit aja ka?"
"Iya ya tapi...tunggu Alex dulu deh na." Jesica sesekali mengecek suhu badan Katerina apa masih panas atau makin panas.
"Duh Alex lama lagi."
"Mana Katerin." Alex terlihat panik saat masuk kedalam kamarnya. Dia melihat Katerina yang sudah berbaring diatas tempat tidur sementara itu Kenan terlihat ikut kerumah Alex untuk menjemput istrinya.
"Awalnya kenapa ini ka?"
"Kita juga ga tau Lex, tiba-tiba katerin muntah-muntah terus mukanya pucet gitu."
"Kemarin dia ada gejala apa gitu Lex?soalnya tadi baik-baik aja kok pas ngobrol." Dena heran dengan kondisi Katerina.
"Engga ada kok Na, kemarin biasa aja."
"Katanya mungkin dia kecapean habis masuk malem."
"Mau dibawa ke rumah sakit aja?" Usul Kenan.
"Ga usah, gw ga papa." Katerina mulai berbicara.
"Nih minum dulu." Jesica langsung menyodorkan gelas dan Alex pun segera membantu istrinya minum.
"Udah kamu tiduran aja." Alex yang melihat katerina duduk protes.
"Aku pingin sandaran aja."
"Lu yakin Kat ga papa?muka lu udah kaya zombie tahu." Dena tak percaya.
"Iya gw yakin, gw bisa periksa diri gw sendiri."
"Mentang-mentang dokter lu."
"Kerumah sakit aja yuk sayang, jadi cepet ketahuan kamu kenapa." Bujuk Alex.
"Aku ga papa kok beneran."
"Kalo engga aku panggil dokter ya.."
"Aku minum obat warung juga sembuh kok yang.."
"Engga-engga mending milih mana nyamperin dokter aku dokter yang nyamperin?"
"Ya udah iya aku ke dokter." Katerina mengalah.
"Ya udah gw bantuin ke dokternya." Dena menawarkan diri.
"Ga usah Na lu pulang aja, makasih ya udah anterin gw tadi ka, na." Katerina kepada kedua sahabatnya.
"Iya sama-sama. Ya udah Lex kita pamit kalo ada apa-apa kasih tahu ya. Cepet sembuh Kat." Jesica pamit bersama Dena dan Kenan.
*****
"Mas udah makan?" Tanya Jesica sambil melihat isi kulkas di dapurnya.
"Belum, masakin dong sayang."
"Mas pingin makan apa?"
"Ayam aja sayang." Kenan duduk dimeja makan sambil memperhatikan istrinya yang sudah cukup ahli didapur. Dengan cekatan dia segera mengeluarkan bahan dan meracik bumbu untuk membuat ayam yang diinginkan Kenan.
"Makin Sexy aja kalo masak."
"Apaan sih gombal-gombalin." Jesica terlihat mengiris bawang.
"Bukan gombalin, ini namanya pujian."
"Oh iya Mas, kita liburan ke Jogja aja ya sekalian nemenin Dena katanya mau ketemu Fahri disana."
"Iya sayang mau kapan?"
"Nanti aku tanya Dena."
"Ngomong-ngomong kemarin Fahri WA Mas katanya Dena aneh kaya ngehindarin dia nah sekarang kamu bilang dia mau nemuin Fahri."
"Dena minder Mas."
"Minder kenapa?"
"Ya kan Mas tahu kalo Fahri rajin ibadah sementara Dena kaya gitu, dia gerasa ga pantes aja. Dia bilang Fahri cocok sama yang berhijab lah, sama yang sering ke mesjid lah. Pokoknya aku liat Dena minder."
"Oh itu, Fahri ga kaya gitu kali yang, justru dulunya dia nakal minta ampun. Kamu tahu apa yang bikin dia gitu?karena kematian orang tuanya."
"Emang orang tuanya kenapa Mas?"
"Hubungan Fahri sama kakaknya dulu ga baik bahkan Fahri ninggalin keluarganya ke Jogja. Dia hidup sendiri disana meskipun dia suka cari tahu tentang keadaan orang tuanya. Tiba-tiba dia dapat kabar orang tuanya kecelakaan pas lagi nyusul ke Jogja. Jadi dia ngerasa bersalah banget. Udah ga pernah ngurus orang tua, ga nengokin malah bikin susah katanya. Sejak itu cara dia untuk nunjukkin kasih sayang dan permintaan maafnya ya dengan doa. Dia jadi rajin ke mesjid, rajin sholat, rajin ngaji bahkan baikan sama kakaknya. Itu semua katanya supaya ngebantu orang tuanya di akhirat."
"Sedih banget, udah ngerintis dari nol ditinggal orang tua lagi."
"Makannya Mas yakin, Fahri bukan orang yang kaku amat soal beginian. Lagian Fahri bilang dia kan emang lagi nyari yang seurius sama dia, siapa tahu Dena jodohnya."
"Makannya aku nyuruh Dena kesana Mas biar jelas hubungan mereka."
"Bukannya Fahri akhir bulan mau kesini?katanya mau lamar Dena."
"Hah??!!Lamar?!" Jesica langsung menoleh ke arah suaminya tak percaya.
"Duh kayanya Mas keceplosan, jangan bilang Dena ya."
"Mas, baru juga kenal masa mau langsung dinikahin."
"Dulu kamu nikah sama Mas kenal engga, ketemu engga tapi nikah."
"Seenggaknya karena orang tua kita saling kenal nah ini Dena orang tuanya aja ga tau tiba-tiba mau nikah sama Fahri."
"Fahri ga mau pacar-pacaran, makannya dia ga pake acara nembak-nembakan soalnya kalo cocok mau dilamar."
"Aku kaget beneran Mas." Jesica mulai menumis bawang sehingga tercium aroma yang enak didapur.
"Jaman sekarang udah ga jaman main pacar-pacaran kalo seurius ya nikah aja, mau ngapain juga udah halal malah jadi pahala."
"Subhanallah, aku seneng Mas gaul sama Fahri." Jesica sedikit tersenyum-senyum meledek.
"Wanginya enak banget, jadi tambah lapar." Kenan mendekati Jesica yang mulai memasukan ayamnya.
"Mas bikin minumnya deh, pingin jus Mangga."
"Ya udah nanti sama aku aja Mas."
"Ga papa, kamu jus juga ga?"
"Engga, aku pingin Air lemon hangat aja."
"Ya udah Mas bikinin sayang." Kenan mencium pipi istrinya terlebih dahulu sebelum beranjak mengambil gelas.
*******To be Continue