Chereads / I don't know you, but I Married you / Chapter 17 - Cara Lain (21+)

Chapter 17 - Cara Lain (21+)

Warning!!!cerita ini mengandung muatan dewasa harap kebijaksanaan pembaca.

Suara dering ponsel terdengar di dalam kamar. Jesica yang tahu itu berasal dari ponselnya segera meraba-raba nakas disampingnya namun ia belum mau membuka matanya.

- Halo

- Ka lama banget sih, gw udah telpon daritadi juga

- Ini siapa?

- Siapa?lu amnesia?ini gw Dena

- Oh Dena, kenapa na?

- Lu baru bangun tidur ya?

- Lu ganggu banget masih pagi juga.

- Pagi?Ga salah lu bilang jam 11 pagi?

- Jam 11?.

Jesica langsung membuka matanya. Jesica langsung bangun dan bersandar ditepi ranjangnya sambil menyeret selimutnya juga.

- Duh sorry, gw habis begadang semalem.

- Begadang?ada acara apaan?

- Acara apaan lagi, gw begadang gara-gara lu.

- Gara-gara gw?

- Udah skip aja, ada apa?

- Ayo ke pantai, kemarin gagal kan.

- Sekarang?

- Iya, ini gw udah siap sama Abang lagi nunggu lu di cafe hotel.

- Lu kan tau gw baru bangun lagian Ken belum bangun ntar aja deh sorean ya.

- Sore?lumayan jauh ka

- Iya, sekalian liat sunset daripada siang, ngapain ke pantai siang-siang mau bakar kulit lu?.

- Terus sekarang gw gimana?

- Ya udah lu main aja sana gih sama Abang lu.

- Jam berapa nanti?

- Hm....jam 2 an atau 3 deh ya.

- Ntar janjian ya.

- Iya ntar gw WA.

Jesica menutup ponselnya dan sekarang giliran ponsel Kenan yang berdering.

"Mas...ada telepon nih." Jesica membangunkan Kenan yang masih tertidur dan belum menyahut. Fokusnya teralihkan ketika nama dalam layar ponsel bertuliskan Nastasya.

"Ishhh...ngapain sih nih cewek." Jesica kesal.

"Mas, nih natasya telpon." Jesica membangunkan dengan kesal.

"Udah biarin aja." Kenan terbangun.

"Nih telepon terus daritadi, penting kali." Jesica semakin kesal karena Natasya terus melakukan panggilan. Kenan lalu meraih ponsel itu sekaligus mengganti posisinya agar kepalanya tidur di paha Jesica.

"Ga penting." Kenan langsung mematikan ponselnya sehingga tidak ada lagi panggilan dari Natasya.

"Udah jangan kesel ya, masih pagi."

"Mas...Dena ngajakin ke Pantai." Jesica memainkan rambut Ken yang ada di pahanya.

"Kapan?"

"Tadinya sekarang cuman aku juga baru bangun jadi nanti sore."

"Ya udah ayo."

"Tapi aku pingin makan gudeg dulu."

"Iya sayang, sekalian makan siang, Mas juga pingin."

"Mas aku mau nanya."

"Nanya apa?"

"Kenapa kalo lagi gitu harus liat muka sih?"

"Karena kalo ga liat muka ,Mas ga tau kamu nyaman atau engga dan kalo liat muka kamu kan jadi lebih gimana gitu apalagi kalo kamu lagi desah-desah. Ahh....Mash.. " Kenan menirukan desahan Jesica.

"Apaan sih..." Jesica mencubit pipi Kenan sambil tertawa.

"Jangan-jangan Mas kelainan lagi." Jesica membuat Kenan tertawa.

"Kelainan apa?ngarang deh. Emang kenapa?kamu ga suka?"

"Bukan ga suka, aku kadang malu aja."

"Kenapa Malu?"

"Ya....Mas liatin akunya lama banget."

"Biasanya juga gapapa."

"Bedalah Mas, diliatin pake baju sama engga."

"Ya ga papa, ga usah malu-malu sayang, Mas kan suami kamu." Kenan mengusap lembut tangan Jesica yang ada di dadanya.

"Duh....gerah banget harus cepet mandi." Kenan bangkit dari tempat tidur lalu berdiri. Tampak Kenan yang hanya mengenakan celana dalam mulai melakukan peregangan.

"Mas kalo.....sampe setahun ini aku belum hamil. Apa kita ikutan program bayi tabung?" Jesica ikut berdiri mendekati Kenan.

"Mas terserah kamu aja sayang." Kenan menghadapkan badannya ke arah Jesica yang hanya mengenakan bra dan celana dalam warna putih.

"Atau kita cek ke dokter dulu ?"

"Waktu itu kan udah cek sayang, dan kita sehat kok."

"Ya pastiin lagi, kalo sehat masa gini."

"Ga percaya?"

"Bukan ga percaya Mas, ya apa salahnya cek ditempat lain."

"Ya udah nanti udah pulang dari Jogja aja."

"Makasih ya Mas..." Jesica memeluk Kenan kali ini.

"Iya sayang, pokoknya kamu ga sendirian."

"Mas ga akan ninggalin aku kan?" Jesica melepaskan pelukannya kali ini namun tangannya masih memegang erat pinggang suaminya.

"Engga, ga akan." Kenan meyakinkan membuat Jesica langsung mencium bibirnya.

"Kumis sama janggut Mas udah panjang nih." Jesica sambil membelai halus area sekitar mulut Kenan.

"Iya nanti Mas cukur sekalian rapihin rambut."

"Jangan, aku lagi seneng liat cowok brewokan, rambutnya aja yang dirapihin."

"Nanti keliatan kucel lagi."

"Engga kok, kata siapa?ganteng kok." Puji Jesica.

"Bener ganteng?" Kenan menenggelamkan wajahnya di leher Jesica lalu menciumnya disana.

"Mas awas jangan sampe berbekas loh." Jesica mengingatkan namun Kenan masih bermain disana dan perlahan mendorong Jesica untuk kembali berbaring di tempat tidur.

"Mas udah setengah 12 nih, aku janji jam 2 sama Dena." Jesica menyadari jika Kenan menginginkan hal lain selain menciumnya karena dapat ia rasakan junior Kenan yang mulai mengeras dibawah sana.

"Bentar aja sayang, 30 menit....aja." Kenan berbisik di telinga Jesica.

"Gimana caranya?Mas suka lama."

"Engga, ga akan. Ini langsung aja yang, Mas udah ga tahan nih." Kenan membujuk lalu perlahan memasukkan jarinya kedalam celana dalam Jesica dan memainkannya disana hingga Jesica mendesah.

"Ya?" Kenan memastikan lagi.

"Cepet ya Mas, ga enak sama Dena." Jesica mengalah. Dengan segera Kenan bangkit dan menarik celana dalam Jesica setelah itu giliran celana miliknya yang langsung menujukkan kejantanan yang sudah membesar akibat birahi tak tertahankan. Tanpa aba-aba Jesica mulai membuka lebar pahanya dan membiarkan kenan memasukkan pusakanya.

***** To be continue