"Ah...ah..hmmf....ahh... Mash..." Suara desahan Jesica terdengar jelas ditelinga Kenan membuat dia semakin bersemangat sesekali Jesica menggigit bibirnya sendiri karena tak ingin terlalu berisik. Kebetulan sudah 2 hari ini mereka menginap dikediaman orang tua Jesica. Bercinta dirumah mertua memang harus sedikit hati-hati.
"Kok diem sayang.." Kenan mendekatkan bibirnya ditelinga Jesica.
"Takut.... berisik..... Mashh.." Jesica sambil menahan desahannya.
"Desahnya pelan-pelan aja."
"Mau pelan gimana Mas nya cepet bikin aku ga bisa nahan."
"Ya udah Mas pelan."
"Jangan Mas....ga enak." Jesica protes.
"Hmmmm...ah..." Kini giliran Kenan yang mendesah nikmat. Dia terus memainkan perannya dengan baik. Dia tak henti bersemangat menggerakan pinggulnya apalagi jika Jesica sudah mendesah-desah dan mendekapnya. Kenan bisa dibuat tak tahan oleh itu.
"Mas ganti gaya.." Jesica ingin mencoba saran temannya, ia segera menungging membuat Kenan terdiam. Dia tak suka.
"Mas ga suka sayang..."
"Mas...katanya bagus supaya cepet hamil."
"Tapi..."
"Mas...ini aku liat Mas kok." Jesica berdebat sebentar sambil memandang kearah Kenan. Akhirnya Kenan kalah dengan keinginan istrinya. Kenan kembali memasukkan kejantanannya dan tak lama menggerakkan pinggulnya maju mundur. Tangannya ia letakkan di pinggang Jesica. Beberapa menit berlalu Jesica mulai melemas, tangan dan badannya ia biarkan terjatuh di kasur sepertinya dia telah mendapatkan pelepasannya yang diikuti oleh Kenan.
"Ah...." Kenan mendorong lebih dalam kepunyaannya sebelum melepaskan dan berbaring di samping istrinya. Nafas keduanya kini memburu seakan sudah berlari begitu jauh.
"Bener deh Mas ga suka sayang kaya gitu." Kenan protes lagi.
"Mas...katanya bagus." Jesica mengusap pipi Kenan agar tak marah.
"Iya tapi pasti ada gaya lain yang ga harus pake itu. Mas tuh ga bisa kalo cuman liat belakang kamu doang."
"Mas..cuman sekali-kali doang, aku pingin cepet hamil." Jesica dengan wajah sedihnya mengingat tentang anak. Kenan yang mengetahui perubahan emosi Jesica segera mendekatinya.
"Mas tahu tapi jangan terlalu dipikirin gitu, kita juga udah usaha kok, Mas ga suka liat kamu sedih-sedih gini atau jadi obsesi segala dicoba. Pelan-pelan aja sayang." Kenan menghapus air mata Jesica yang sudah keluar diujung matanya. Dia sudah berada di atas Jesica memandang wajah istrinya yang sedang bersedih dan kini dia hanya diam.
"Sayang....." Kenan memanggilnya namun Jesica memalingkan wajahnya kesamping dan ketika itu ponsel Kenan berbunyi.
- Halo.
Kenan mengangkatnya sambil berguling kearah lain.
- Pak jangan lupa pagi ini ada meeting jam 10
- Iya sya, tapi kayanya saya terlambat. Kenan merasakan tempat tidurnya bergerak petanda Jesica pergi darisana.
- Kenapa pak?"
- Istri saya ga enak badan, kamu ikut dulu aja catat point pentingnya nanti saya ke kantor.
- i..iya pak.
Kenan segera mematikan ponselnya dan menyusul Jesica ke kamar mandi. Terlihat Jesica sedang mencuci mukanya.
"Kamu marah?" Wajah kenan terlihat dari cermin membuat Jesica memalingkan mukanya lagi. Dia berjalan menuju shower dan menyalakan keran airnya.
"Mas nanya kamu sayang." Kenan mengikuti setiap pergerakan istrinya itu. Jesica kemudian mematikan keran dan membalikkan badannya.
"Mas ga dukung aku kan?Mas cuman pingin enak sendiri. Perkara gaya gitu aja Mas protes."
"Mas dukung kamu sayang, kamu nyuruh Mas minum vitamin Mas ikutin, kamu nyuruh Mas makan ini itu apalah Mas ikutin, Kamu nyuruh Mas olahraga Mas juga ikutin. Masa itu ga dibilang dukung kamu?salah emang Mas cuman protes sekali?" Kenan melangkah lagi untuk semakin dekat dengan Jesica. Istrinya itu masih tertunduk membuat air yang tadi sempat membasahinya dari ujung kepala jatuh ke lantai.
"Aku tuh cuman iri Mas, iri setiap kali Lala Gendong anaknya, setiap Katerin cerita tentang Sam, setiap kak Bella bercanda sama anaknya atau setiap kak Lisa sama Mas Dikta main sama anak-anaknya dikantor." Jesica dengan suara menangis tertahan. Kakinya ia mainkan dilantai sehingga sesekali keluar percikan-percikan air.
"Bener kata ibu Mas, kayanya ini karma gara-gara aku dulu sempet ga mau punya anak, sempet nunda punya anak." Jesica berbicara lagi dan Kenan sengaja belum berkomentar agar istrinya itu bisa meluapkan keluh kesahnya.
"Aku kemarin test dirumah Lala hasilnya Negatif. Selalu kaya gitu. Ini udah beberapa bulan sejak kita udah usaha apapun. Aku jadi kesel sendiri tiap aku tahu aku datang bulan." Jesica sedih membuat Kenan tak tega dan segera memeluknya.
"Ini bukan salah kamu, jangan nyalahin gitu. Maaf sayang Mas salah, Mas ga tau kalo kamu mikirnya udah sampe situ, kayanya belakangan ini Mas kurang perhatian sama kamu, Maaf."
"Engga kok, Mas engga gitu."
"Mas ga maksa kok sayang kamu harus hamil atau kita cepet-cepet punya anak. Ya udah biarin aja, kalo dikasih cepet syukur engga juga ga papa. Mas ga akan ninggalin kamu cuman gara-gara itu. Masih banyak cara lain kok buat dapetin anak. Mas Mau ke dokter, Mas mau ikutan program apapun buat kamu atau kamu minta Mas sampe kayang juga Mas mau." Kenan sedikit membuat Jesica tertawa kecil.
"Kenapa harus kayang segala?"
"Kali aja kamu pingin gaya apa gitu."
"Maaf aku bikin Mas ga nyaman tadi."
"Iya gapapa, Udah ya jangan dipikir-pikir mulai sekarang. Ga usah ditest-ditest segala. Happy-happy aja, Mas ambil cuti ya kita liburan kemana gitu. Terserah kamu."
"Engga ah, Mas lagi banyak kerjaan kan?"
"Engga kok, pokoknya Mas ambil cuti." Kenan memaksa dan dijawab anggukan oleh Jesica.
"Udahan yuk dingin dikamar mandi begini, liat tangan Mas sampe keriput gini." Kenan menunjukkan jari-jarinya.
"Sini aku panasin supaya ga dingin." Jesica lalu mencium bibir Kenan membenarkan posisi pelukannya dan mengangkat salah satu kakinya yang kemudian dia sangkutkan di pinggang Kenan. Kenan tahu kode itu dan dengan segera menancapkan lagi kejantanannya.
****** To Be Continue