Chereads / Istri Supermodel (For Sale!) / Chapter 41 - Mata Dibalas Mata

Chapter 41 - Mata Dibalas Mata

Kemunculan Tom membuat Lilia tersadar kembali. Dia buru-buru mendorong Jean menjauh, wajahnya terlihat sangat merah seolah akan meledak.

Dia pasti tersihir oleh wajah tampan Jean! Dalam situasi normal, Lilia tidak mungkin membiarkan tunangannya sedekat itu!

Jean mengambil jarak dari Lilia sesuai keinginannya, tapi diam-diam dia mendecakkan lidah. Tatapannya yang sedingin kutub utara terarah pada pria malang yang berdiri di ambang pintu.

Tom terlompat dan bulu kuduknya merinding. Dia hanya ingin melarikan diri dari tatapan membunuh Jean, tapi dia tahu Jean akan lebih murka lagi kalau dia berani kabur. Kenapa dia sangat tidak beruntung hari ini?!

Sepuluh menit kemudian, Chris dan Alex menyusul Tom ke royal suite. Mereka melaporkan seluruh cerita Peter pada Jean dan Lilia. Saat mereka selesai, suasana di ruang duduk itu terasa berat dan muram.

Jean menoleh pada Lilia yang duduk di sampingnya. "Apa yang kamu mau lakukan?"

Chris dan Alex juga menoleh ke arahnya.

Tom yang berlutut di lantai sebagai hukuman segera menawarkan diri, "Sis Lilia, bagaimana kalau membiarkan aku memberinya pelajaran?"

"Tidak perlu." Kata Lilia dengan suara dingin yang tidak pernah dia gunakan di depan Jean sebelumnya.

Orang yang berusaha menjebaknya malam ini seolah tidak mempertimbangkan kemungkinan kalau Lilia akan menghubungi Jean. Jika Lilia tidak bisa mengatasi lawan sebodoh dan seceroboh ini, dia tidak akan bisa bertahan di dunia hiburan. Dia harus membalas kebaikan hati orang yang sudah menyiapkan jebakan ini!

Setelah berpikir sejenak, Lilia akhirnya membuka mulut. "Di mana Peter?"

"Dia masih di kamar itu, menunggu nasibnya." Jawab Tom dengan tatapan jijik yang terlihat jelas.

Jean mengamati ekspresi Lilia. Dia tahu wanita ini sedang menyusun rencananya sendiri. "Apa yang kamu rencanakan?" Jean mengulurkan tangan dan meremas lembut tangan Lilia.

Lilia terkejut karena Jean dapat membaca pikirannya. "Apa yang boleh kulakukan pada Peter?" Dia menanyakan batasannya pada Jean.

"Apapun yang kamu inginkan." Jawab Jean tanpa keraguan. Matanya terus melekat pada Lilia, seolah hanya wanita itu yang ada dalam pandangannya.

Wajah Lilia memerah dan segera mengalihkan pandangannya, sementara ketiga pria lainnya saling bertukar pandang dengan wajah tidak berdaya. Mereka ingin segera menyingkir dari suasana romantis ini, tapi sayangnya pembicaraan mereka belum selesai.

"Ahem." Lilia berdeham dan melanjutkan, "Kalau begitu, aku akan membuatnya jatuh ke lubang yang digalinya sendiri. Begini rencananya…"

*****

Di aula hotel, pesta perayaan masih berjalan dengan penuh kemeriahan. Semua orang berbaur dan saling berinteraksi, tanpa mempedulikan jabatan atau penampilan.

Untungnya keramaian pesta itu tidak mencapai kamar tamu hotel di lantai atas. Sebuah elevator berhenti di lantai 30 yang sunyi senyap.

Seorang staf hotel keluar dari elevator. Setelah memandang berkeliling, dia melambaikan tangan ke arah elevator itu.

"Apakah semuanya beres?" Tanya sosok yang berjalan keluar dari elevator.

Walau sosok itu berusaha menyembunyikan identitasnya dengan topi dan masker, bentuk tubuhnya mengindikasikan kalau sosok itu adalah seorang perempuan.

Staf itu mengangguk-angguk. "Jangan khawatir, semuanya berjalan lancar! Presiden Jean sedang minum teh di taman hotel saat ini dan tidak ada orang lain di seluruh lantai ini. Wanita itu tidak akan bisa kabur!"

Wanita itu tertawa penuh kemenangan. "Bagus sekali, aku akan memberimu bonus nanti! Sekarang, ayo kita temui model populer itu!"