Chereads / D I L E M A / Chapter 47 - Menginap

Chapter 47 - Menginap

Axelle lantas mendecak kesal. "Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya pria itu kesal.

"Kita? Kamu saja sendiri! Aku sudah bilang aku nggak mau paksa Rey sekarang berjuang sendiri. Kamu, kan yang ngotot," cibir Syifa seraya membuang muka ke tempat lain.

Suara klik dari pintu membuat mereka berdua sontak menoleh. Tampaklah sosok Hali yang menggendong Rey baru saja masuk ke dalam. "Loh Axelle, cepat sekali kau sampai," kata Hali kaget.

Dia kemudian memberikan Rey pada Syifa. Wanita itu lalu lekas membawa putra angkatnya ke kamar agar bisa tidur dan hanya tersisa Hali bersama Axelle. "Masih minta maaf ya?" terka Hali begitu Syifa menghilang dari pandangan.

"Tidak, aku lagi pusing bagaimana caranya membujuk Rey agar ke Indonesia bersamaku." Axelle lalu mengambil tempat duduk di sofa diikuti pula Hali yang mendaratkan bokongnya tepat di samping Axelle.

"Sebaiknya kau urungkan saja , kau tak kasihan sama Rey. Dia itu masih kecil, belum bisa berpisah dengan Syifa." Axelle menghembuskan napas panjang dan memilih dia tak bicara sebab berpikir keras.

"Hei kau mendengarku tidak?" tanya Hali jengkel.  Lantas lawan bicaranya itu menatap ke arah Hali, ada suatu firasat yang mengatakan Axelle akan punya permintaan tak biasa kepada dirinya.

"Boleh tidak aku bermalam di rumahmu?" tanya Axelle santai. Lain dengan lawan bicaranya yang membulatkan mata.

"Kau mau menginap di apartemenku?!" pekik Hali tak percaya.

"Memangnya tak boleh?"

"Kau ini orang kaya, punya vila kenapa harus menginap di apartemenku?" sekali lagi Axelle memperhatikan Hali menggunakan air muka nan tak terbaca.

"Karena rumahmu dekat dengan Rey dan aku tak bisa jauh dari putraku, cuma semalam kok." Axelle tahu kalau Hali keberatan. Terlihat jelas sekali ekspresinya namun demi melancarkan rencana pria itu akan melakukan apa saja.

"Kalian berdua sudah makan?" tanya Syifa yang baru saja keluar dari kamat Rey dan menghampiri kedua lelaki itu.

"Belum," jawab mereka spontan.

"Kalau begitu makan malamlah di sini, aku akan-"

"Eh tak usah repot. Kami mau pergi untuk makan malam di luar, benar tidak Axelle?" tanya Hali seraya mengedipkan mata pada pria yang duduk di sampingnya.

Sementara Axelle cuma mengangguk saja menyetujui ajakan Hali secara tak langsung. "Yah tapi aku sangat ingin kalian menemaniku di sini."

"Ya sangat disayangkan tapi Syifa kami terlalu mengganggu lagi pula akan sangat tak menyenangkan kalau para tetangga tahu selalu berada di rumahmu. Kami pamit ya," kata Hali.

Dia lalu bergerak keluar beserta Axelle dari apartemen Syifa dan menyisakan wanita itu sendiri. "Serius kita mau makan di luar?"

"Tentu saja tidak, aku akan makan di apartemenku. Kau mau makan pizza?" sebagai jawaban Axelle mengangguk. Beberapa langkah mereka berhenti tepat di depan pintu apartemen Hali.

Suara tombol bisa terdengar jelas sekaligus bunyi klik tanda bahwa kunci telah terbuka. Kedua orang itu masuk dan yang diperhatikan oleh Axelle adalah ruang tamu apartemen tersebut.

Tak sesuai ekspektasi Axelle, dia pikir sebab Hali seorang pria maka tempat tinggalnya berantakan namun kenyataannya yaitu ruang tamunya terlihat bersih. Sofa berwarna abu-abu sekaligus putih di buat vertikal dan horizontal.

Ditengah-tengahnya dua sofa tersebut ada meja kaca sedang di bagian dinding terdapat tv dengan layar besar. Jika masuk lebih dalam maka Axelle akan menemukan dapur. Di sana juga ada meja berbahan dasar kayu dilengkapi kursi.

"Kenapa kau memandang rumahku seperti itu?" tanya Hali keheranan dengan Axelle yang selalu mengedarkan pandangan.

"Kau tinggal sendiri?" Axelle balik bertanya dan langsung dijawab dengan gumaman pelan oleh Hali.

"Berarti kau membersihkan semuanya. Wah aku pikir kau lelaki yang arogan dan manja," decak Axelle kagum. Tatapan pria itu kemudian menoleh ke sana kemari seakan mencari sesuatu.

"Hali di mana kamarku? Sekalian tolong ambilkan baju ganti untukku, aku merasa sangat kepanasan ... Ah iya di mana kamar mandimu, aku mau mandi dulu jangan lupa bawa handuk ya di kamar mandi," pinta Axelle enteng.

Hali jelas marah sebab Axelle memperlakukan drinya layak seorang pelayan padahal Hali adalah tuan rumah. "Tch, kau bisa panggil seseorang pelayanmu untuk membawakan seluruh kebutuhanmu," protes Hali.

"Aku lagi malas telepon jadi tolonglah ramah dengan tamu." pada akhirnya Hali melayani segala keperluan Axelle dengan memberikan apa yang pria itu butuh.

Baju pun dia pinjamkan kecuali dalaman. "Axelle pizzanya sudah datang." ucap Hali setelah bertemu dengan si pengantar pizza. Dia lalu bergerak menghampiri Axelle yang sibuk bermain game.

Bersama dengan alat potong pizza Hali menyajikannya di atas piring. "Yes aku menang lagi!" sorak Axelle bahagia. Dia langsung mengambil sepotong pizza untuk dilahapnya kebetulan saat itu dia sangat lapar sekali.

Hali dan Axelle berada di ruang tamu yang mana seluruh game milik tuan rumah kini dimainkan oleh tamumya termasuk tv. "Aku semakin iri Hali, kau bisa membeli seluruh edisi PS bahkan kau sudah punya PS 5. Kalau aku pasti langsung dimarahi sama orang tuaku. Waktu aku remaja karena aku dilarang main game tiap pulang ke sekolah aku selalu ke warnet tapi akhirnya ketahuan dan Ayah menutup bisnis warnet itu menyebalkan sekali," tutur Axelle dengan ekspresi kesal ketika mengingat masa kecilnya.

Sementara Hali--pria itu tak ambil pusing dengan curhatan Axelle dan cuma mengunyah makanan sekaligus memusatkan perhatian pada layar tv.

❤❤❤❤

See you in the next part!! Bye!!