Chereads / D I L E M A / Chapter 48 - Meminta Bantuan

Chapter 48 - Meminta Bantuan

"Hei Hali kau dengar nggak sih ceritaku?" ketus Axelle saat melihat Hali tak memperhatikan. Lawan bicaranya itu cuma menggumam malas tanpa berniat melihat pada Axelle.

Terang saja Axelle agak kesal namun dia tetap berbicara pada Hali. "Kalau kau, bagaimana dengan orang tuamu?" tanya Axelle penasaran. Kali ini Hali menoleh sejenak lalu menjawab dengan nada malas.

"Orangtuaku sering bertengkar, meski cuma kecil tapi selalu dibesar-besarkan. Akhirnya mereka baik-baik saja ketika salah satu mengalah dan meminta maaf," sahut Hali berterus terang.

"Oh begitu ... terus gimana hubunganmu dengan orang tuamu?" mata Hali dibuat menyipit, menatap curiga pada Axelle.

"Kenapa sih kau mau tahu? Oh iya aku lupa bertanya padamu, kenapa tiba-tiba kau memutuskan mau menginap di rumahku?" Tampak Axelle agak terkejut namun dia mengalihkan pandangan sambil mengeluarkan suara menggumam tak jelas tanda sedang berpikir.

"Apa kau masih mau Rey mengikutimu ke Indonesia?" lawan bicaranya tak berbicara akan tetapi lirikan matanya membenarkan pertanyaan Hali.

"Axelle, sudah berapa kali aku harus menjelaskannya? Kau tidak bisa membawa Rey!"

"Justru aku sedang berpikir bagaimana caranya sekarang supaya membuat Rey patuh tanpa membuatnya sedih." sejenak mereka berdua tidak mengeluarkan suara. Axelle kembali berpikir sedang Hali mendiamkan pria itu karena kesal.

"Hali, aku punya ide!" teriak Axelle secara mendadak. Sontak Hali terkejut namun sebab egois, lelaki itu mempertahankan ekspresi sebal dia mengerling ke arah Axelle.

"Aku sekarang tahu alasan yang tepat tapi aku minta bantuanmu,"

"Minta bantuan apa?" tanya Hali bingung. Tangan Hali dipegang oleh Axelle yang menciptakan rasa jijik.

"Bisakah kau melepaskan tanganku? Aku merasa sangat aneh!" bukannya dilepas Axelle malah mencengkram erat.

"Dengarkan aku baik-baik, apa pun yang aku janjikan ... Kau harus menepatinya," kata Axelle dengan serius.

"Kenapa harus aku?"

"Karena aku meminta bantuan dan kamu satu-satunya yang aku percaya. Jangan pernah memberitahukan pada siapa pun bahkan termasuk Syifa, janji?" Axelle memberikan ekspresi kritis sedang Hali cuma memperhatikan genggaman tangan pria itu.

"I-iya aku janji. Bisakah kau lepaskan tanganku sekarang?!" hardik Hali marah. Rabahan tangan Axelle terlepas dan seketika itu juga Hali mundur.

"Aku akan ke kamar untuk beristirahat. Bereskan ini semua sebab aku tak mau rumahku berantakan dan yang paling penting jangan menyelinap masuk ke dalam kamarku!" titah Hali sesaat setelah mengatur napasnya yang agak terasa sesak.

Pria itu pun pergi meninggalkan Axelle. Dia heran dengan sikap tuan rumah tapi setidaknya ia senang bisa memanfaatkan Hali.

❤❤❤❤

Pagi harinya Hali sudah bangun demi membuat sarapan beserta berkemas. Dia takut jika tamunya nan kekanak-kanakan itu tak mendengarkan perintahnya semalam.

Namun ketika keluar dari kamar, Hali melihat ruang tamu sudah bersih. "Selamat pagi," sapa Axelle dari belakang.

Otomatis Hali kaget dan melihat pada Axelle dengan perasaan dongkol. "Bisa tidak jangan bikin kaget?"

"Hehe ... Maaf ya, tadi malam aku sudah bersihkan semuanya jadi kau tak usah khawatir. Oh iya dari tadi Syifa datang dan bilang ingin kita makan di sana. Dia sudah membuat banyak sarapan untuk kita bertiga."

"Ya," balas Hali ketus. Dia kemudian bergerak menuju pintu sementara Axelle mengikutinya dari belakang. Ketika sampai di apartemen Syifa, keduanya langsung disambut oleh Rey terutama Axelle.

Anak kandungnya itu tak tahu jika sang Ayah menginap di rumah Hali. "Ayah!" seru Rey gembira. Dia langsung melompat ke arah Axelle.

Lantas pria itu menangkap dan menggendong Rey sementara Hali menampakkan ekspresi kesal ketika melihat Rey lebih lengket pada Axelle ketimbang dirinya.

Dia lalu mengambil tempat di depan pasangan ayah dan anak itu sementara Syifa yang sudah selesai meletakkan makanan duduk tepat di samping Hali.

"Rey ayo duduk yang baik, jangan ganggu Ayahmu," tegur Syifa tenang namun tegas. Rey mendengar lalu mengambil tempat di sisi ayahnya.

Syifa terlebih dahulu menyiapkan makanan untuk putranya kemudian baru melayani diri sementara kedua pria yang makan bersama mereka cuma diam.

Dengan pandangan mata, keduanya berkomunikasi. Hali menggelengkan kepalanya dengan pelan saat Axelle berisyarat agar berbicara pada Rey. Sebab Axelle adalah orang yang keras kepala, dia tak melihat penolakan temannya itu.

"Mm ... Rey. Ayah mau tanya sesuatu sama kamu, boleh?" tanya Axelle seraya mengukir senyuman lembut.

"Apa?"

"Ehmm ... Jadi begini Ayah memiliki keluarga di Indonesia mereka tahu kalau Ayah punya Rey jadi ....."

"Tidak!" tolak Rey memotong pembicaraan Axelle. Mimik muka Rey juga terlihat tidak senang.

"Loh Rey, Ayah belum menyelesaikan perkataan Ayah."

"Ayah tak pellu bilang, Ley sudah tahu semuanya dan Ley nggak mau ikut ke Indonesia. Ley pengen di sini baleng Bunda," jawab Rey mantap. Tak ada sedikit keraguan di sepasang bola mata milik anak kecil tersebut.

Hali menghembuskan napas panjang. Dia sudah tahu akan reaksi Rey jadi sekarang Axelle harus menyerah. "Apa maksudmu Rey? Tentu Bundamu akan menyusul ke Indonesia ...." sontak dua orang yang berada di hadapannya terpaku kala melihat pada Axelle.

"Bunda ... menyusul?" ulang Rey tak mengerti.

"Iya menyusul. Dia akan datang menjemput Rey setelah pekerjaannya selesai di sini." mendengar penuturan sang Ayah, Rey langsung melihat pada Syifa.

"Bunda, betul apa yang dibilang sama Ayah? Bunda mau menyusul?" Syifa tercekat. Awalnya dia tak tahu harus membalas apa akan tetapi melihat tatapan manis dari Rey, wanita itu tersenyum.

"Tentu nak."

❤❤❤❤

See you in the next part!! Bye!!