BANYU.
"Garin! Garin! Garin!" Aku berusaha membangunkannya.
"Emm!" Dia masih belum sadar dari tidurnya.
"Udah sampe. Ayo turun!" Ajakku.
Ya kita sudah tiba di Villa pribadi milik Mama. Villa ini di beri nama Puri Samudra. Villa ini ada setelah Elina sudah tidak di rumah. Tanah dan Villa ini atas nama Mama. Jadi Elina tidak bisa menuntutnya.
"Maaf Mas. Ini kita di mana? Ini Villa siapa?" Tanyanya masih sedikit mengantuk.
"Kita di Villa pribadi keluarga. Namanya Puri Samudra. Ini milik Mama. Hadiah aniv untuk Mama dari si pria brengsek."
"Wow. Jadi ini gambaran bentuk cinta Papa untuk Mama? Sempurna." Bisa di bilang begitu sih.
Atau lebih tepatnya ini sogokan, agar dia tidak berpisah dari Mama. Mana mungkin orang tidak cinta terus tiba tiba bisa cinta begitu aja.
"Mas Maaf banget, tapi kalau bisa jangan panggil Papa begitu ya. Kedengarannya terlalu kasar."